"Bajingan, mengancam seperti wanita saja, hanya itu yang bisa kau ancam?" Batin hyunjae, ia tak pernah semarah ini sebelum younghoon mengungkit masalah mereka berdua, sebenarnya ada apa dengan mereka? apa yang dimaksud younghoon?
Younghoon tersenyum bagaikan malaikat abadi, mengulurkan tangan sebagai kode untuk mengajaknya duduk bersama "Ayo!" Serunya setelah ia mengancam pria dingin yang bernama hyunjae.
Posisi hyunjae sekarang hanya bisa menurutinya, jika saja tak ada siapapun disini, mungkin dirinya sudah beradu tangan dengan younghoon sampai titik darah penghabisan.
Mereka baru saja tiba dikursi yang sudah ditetapkan oleh panitia penyelenggara, acara baru saja mulai tetapi hyunjae sudah merasa bosan, yang ia lakukan hanyalah duduk bersandar pada kursi keras yang penampilannya tak menarik sama sekali dikala younghoon sedang mengeratkan silaturahminya bersama dengan aktor dan aktris lain yang ada di meja mereka.
Tak berkata apapun, hyunjae memundurkan kursinya, dan berdiri menjauhi meja tempat ia duduk dengan meninggalkan apapun yang ia bawa.
Apa yang dia lakukan?
"Acara membosankan, hanya menampilkan aktor lain sebagai headline alih-alih netral sebagai pihak acara, kenapa aku bisa setuju untuk mengikuti perkataan kevin ini, dasar bodoh!" Batin hyunjae yang berjalan mendekat kearah pintu yang bertuliskan "Toilet pria".
Pintu itu dibuka, memperlihatkan isi toilet yang begitu-begitu saja, sungguh, kenapa aku bisa diundang keacara murahan ini, sekelas acara tahunan, toilet biasa saja? standar hyunjae aja terlalu tinggi.
Hyunjae menghampiri wastafel dan menyalakan air untuk mencuci tanganya agar ia tak merasa bosan, tiba-tiba sebilah belati tajam dan panjang itu menghampiri bahkan jika bergerak sekalipun, leher jenjang milih hyunjae akan bersimbah darah dalam sekejap.
"Sudah mencuci tangannya?" Tanya Younghoon.
Sebenarnya Hyunjae sedikit takut dengan pisau itu, tetapi tentu saja ia tak bisa memperlihatkan atau mengeluarkan emosi yang berlebihan, terlebih lagi, younghoon memiliki kendali penuh atas pisau belati yang sedang menghampiri lehernya.
............
Sepanjang acara yang membosankan itu, kevin sempat tak memperhatikan artisnya. Hyunjae, saat dia ingin memeriksa hyunjae ditempatnya atau tidak, Hyunjae hilang tanpa membawa barangnya, kemana hyunjae?
"Kemana perginya hyunjae?" Kevin mulai sedikit khawatir, hyunjae tak ada ditempat duduknya, dan dia sudah lama tak kembali dari tempat duduknya.
Kevin mulai sedikit lemas, ia tak bisa tenang sama sekali, khawatirnya terhadap hyunjae sangat tinggi, tetapi kenapa gawai genggamnya itu dari tadi berbunyi?
Hyunjae Bersamaku, Aku akan menggembalikannya ketika paras indah nan tirus miliknya hancur lebur seperti adik tiriku, aku tak meminta sepeser uangpun, jangan pernah mencari hyunjae!.
(Baru saja dikirim)Deg! Kali ini kevin sangat khawatir, "Bagaimana ini? ada apa dengan hyunjae" Hampir satu jam lebih dalam hatinya mempertanyakan itu, sebenarnya siapa yang menculik hyunjae? kenapa sangat tega?
"Bocah sialan, membuatku khawatir" Kevin tentu tidak bodoh, tetapi dia tak tahu harus mengambil langkah bagaimana agar dia bisa mengembalikan hyunjae dengan aman tanpa ada kontra sekalipun.
Tetapi apakah mungkin? Jika memang penculik itu ingin membunuh hyunjae, seharusnya hyunjae sudah terbaring tak bernyawa pada suatu tempat disekitar acara, prediksi tak pasti ini berkata bahwa si penculik masih ingin bermain-main kepada nyawa hyunjae ketika kevin kebingungan mencari cara.
Hanya saja tak ada petunjuk yang berguna baginya, hampir seluruh cctv pada venue acara mati total, kecuali cctv didalam venue, yang memperlihatkan penggemar, panggung, beserta aktor dan aktris yang diundang oleh acara tersebut.
"Bodoh," Kevin memyumpahi dirinya sendiri, merasa tak becus menjaga artisnya sendiri, sekarang dirinya tak tahu harus bagaimana dan apa langkah pertamanya.
Kevin berlari meninggalkan tempat duduknya, dia berlari dan berlari, tetapi tak ada siapapun diluar venue.
"Duh bodoh, dasar kevin bodoh!"
..........
Kabar berita tentang hilangnya aktor dan penyanyi jajaran atas itu mulai mengelabuhi penggemarnya bagaikam asap yang disebar oleh angin.
Para penggemar dibuat khawatir dengan hilangnya hyunjae, mereka mulai saling berasumsi karena adanya video beredar yang memperlihatkan rekaman ketika hyunjae pergi meninggalkan meja tempat ia duduk, tetapi video tersebut sepertinya dipotong oleh pengirim itu.
Rasa khawatir kevin menggebu-gebu sekarang, walaupun dia sudah mengundang Jacob agar mereka berdua bisa mencari titik terang dari permasalahan sekarang.
"Dimana terakhir kali kamu melihat hyunjae, kev?" Jacob bertanya sembari mengetik hasil wawancaranya.
"Emm. . . . Aku rasa, ketika acara baru dimulai, younghoon mengantarkan hyunjae ke tempat duduknya dan aku pergi ke tempat duduk ku, karena kursi ku terlalu jauh dengan kursi hyunjae, aku tak terlalu memperhatikannya karena selalu ketutupan dengan orang lain" Kevin terbata-bata sedikit, dia seperti diambang kematian karena diculiknya hyunjae.
"Duh, seharusnya aku tak menyuruhnya untuk mengikuti acara tahunan kemarin, bodoh dasar kevin bodoh!" Kevin memukul kepalanya terus menerus, menarik rambutnya, merasa dirinya masih belum pantas dijadikan sebuah manajer untuk hyunjae.
Langkahnya semakin mundur ketika dirinya masih memukuli tubuhnya sendiri, dia tak sengaja menginjak sebuah objek yang entah dari mana munculnya, sehingga membuat dirinya terjatuh, untung saja jacob menyadarinya.
Kedua tangan jacob berhasil menangkap tubuh kevin yang langsing, kevin bergetar ketakutan, sudah bisa dibilang kalau dia sangat sangat ketakutan melalui bahasa tubuhnya.
Tangan kevin itu langsung melingkari leher jenjang milik sang pacar, butiran air bening miliknya keluar satu persatu dengan perasaan yang takut, tubuhnya sudah lemas, bahkan tak makan dari tadi malam, yang dirinya pikirkan hanyalah hyunjae, sang aktor hyunjae.

KAMU SEDANG MEMBACA
Enigmatic (Mystery)▪︎ Bbangmil
FanfictionLain kali jangan pernah punya masalah sama seseorang! nanti dibalas dua kali lipat Originally writted by saraysagaka