2. A Girl behind Me

82 23 5
                                    

*****

Choi Yuna adalah seorang gadis yang dua tahun belakangan ini selalu duduk dibangku tepat di belakang Jungkook. Ya, dia sedekat itu namun sangat sulit untuk digapai.

Sudah lama Jungkook menaruh hati padanya namun pria itu terlampau rendah diri. Mengingat  Yuna adalah gadis paling kaya di sekolahnya. Sementara dirinya hanyalah pemuda miskin yang beruntung bisa bersekolah disana.

Jungkook menahan napasnya saat Yuna berjalan melewati dirinya. Jantungnya berdebar kencang apalagi saat indra penciumannya mencium bau yang menguar dari Yuna. Bau gadis itu sangat khas. Bahkan Jungkook sudah lama bisa membedakannya. Campuran bunga yang manis serta buah yang segar. Dan tak pernah gagal membuatnya berdebar.

"Pagi Eunha." Sapa Yuna ceria pada gadis yang duduk sebaris dengan Yuna.

Jungkook yang mendengar suara Yuna pun semakin berusaha memfokuskan diri pada buku yang sejak tadi dirinya baca. Suara Yuna terdengar merdu, seperti lonceng indah yang lagi-lagi selalu bisa menggetarkan hatinya dan tentunya membuat konsentrasinya buyar.

Seorang Choi Yuna selalu bisa membuat Jeon Jungkook kacau. Jadi Jungkook dengan sengaja menghindari Yuna dan seringkali bersikap dingin pada gadis itu. Namun entah itu takdir atau sebuah kesengajaan, selama dua tahun ini Yuna selalu duduk di bangku tepat di belakangnya.

Sebuah keberuntungan atau justru cobaan untuk Jungkook. Karena Jungkook memang menyukai gadis itu. Namun pemuda itu masih sadar diri. Status dirinya dan Yuna berbeda jauh.

Keluarga Yuna adalah salah satu keluarga paling terpandang di kota ini. Ayahnya seorang pengusaha sukses. Sementara ibunya adalah seorang dosen di universitas dan bahkan paman Yuna menjabat sebagai walikota. Sementara Jungkook hanyalah pemuda nekat yang dikarunia banyak bakat. Pria itu bahkan datang ke kota ini seorang diri. Mengadu nasib dengan bekal prestasinya semasa SMP yang membuatnya bisa diterima di sekolah elit ini. Dengan harapan Jungkook bisa mengangkat derajat orangtuanya yang tinggal jauh di luar pulau.

Untuk itulah Jungkook berusaha fokus pada pendidikannya. Pria itu sengaja menolak semua gadis yang pernah menyatakan cinta padanya. Jungkook tak mau jika hubungan asmara atau cinta monyetnya bisa menjadi penghalang masa depannya. Termasuk Choi Yuna. Gadis yang telah mencuri hatinya.

*****

"Ehm.. Jungkook, bisa kau mengajariku bagian ini? A-a-ku.. aduh bagaimana ya, aku tidak mengerti dengan penjelasan yang disampaikan guru Cho." Pinta Yuna dengan terbata.

Saat ini semua teman sekelasnya sudah pergi meninggalkan kelas. Hanya tersisa Jungkook dan Yuna. Jungkook pulang akhir karena memang pria itu ada bimbingan untuk mengikuti lomba matematika. Sedangkan Yuna. Entahlah, Jungkook tak ingat jika Yuna mengikuti kegiatan club di sekolahnya. Apalagi saat ini mereka sudah menginjak kelas tiga. Untuk Jungkook saja ini adalah perlombaan terakhir yang akan pria itu ikuti. Karena untuk selanjutnya semua murid kelas tiga harus fokus menyiapkan ujian nasional dan ujian masuk perguruan tinggi.

Jungkook mengerutkan dahinya bingung. Seingat Jungkook, Yuna bahkan mempunyai guru privat khusus. "Bukannya kau ikut les privat?" Tanya Jungkook tepat sasaran.

Yuna sedikit gelagapan. Kemudian gadis itu segera mencari alasan. "Ah, itu sebenarnya guru lesku sedang cuti. Ya cuti melahirkan. Jadi untuk sementara kegiatan les dihentikan."

"Benarkah?" Ujar Jungkook ragu. Namun pria itu tetap mengambil buku yang sedari tadi dibawa Yuna. Kemudian setelah melihatnya sebentar Jungkook segera berjalan ke arah papan tulis yang telah bersih. Diikuti Yuna yang berjalan dibelakangnya sembari mengulum senyum senang.

Jungkook dengan cepat menuliskan kembali soal matematika yang tidak dimengerti Yuna, kemudian menjelaskannya dengan cepat. Namun pria itu sesekali memperhatikan jam tangan tua warisan kakeknya. Seolah tengah dikejar waktu.

Yuna yang memperhatikan setiap gerak-gerik Jungkook pun akhirnya memberanikan diri bertanya. "Apa kau ada janji? Maaf jika aku menyita waktumu."

Jungkook terdiam sebentar sebelum menganggukkan kepalanya. "Aku harus sampai di tempat kerja sebelum jam lima."

Jawaban Jungkook seketika membuat Yuna merutuki kebodohannya. "Maaf. Maafkan aku Jungkook. Kita berhenti saja kalau begitu." Putus Yuna cepat sembari merapikan tasnya.

Jungkook yang melihat itupun mengangguk setuju. Jujur Jungkook senang bisa menghabiskan waktu lebih banyak dengan Yuna apalagi hanya berdua. Namun Jungkook harus menghadapi realita. Dirinya harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga untuk persiapan biaya kuliahnya nanti karena pemuda itu masih mempunyai mimpi yang panjang. Termasuk gadis di depannya ini yang diam-diam dirinya impikan.

"Jika kau butuh guru privat baru, aku ada kenalan yang bisa membantumu." Tawar Jungkook seketika membuat Yuna tertegun.

Itu artinya Jungkook tak bisa membantu Yuna lagi? Bahkan gadis itu sudah rela menunggu Jungkook seorang diri di kelas sejak lonceng pulang berbunyi.

Ah, benar. Harusnya kau sadar diri Choi Yuna. Jungkook orang sibuk. Tak punya banyak waktu apalagi hanya untuk mengajari dirimu. Rutuk Yuna lagi pada dirinya sendiri. Seharusnya Yuna tak menuruti saran dari Eunha tadi. Sekarang Yuna justru hampir mengacaukan pekerjaan Jungkook.

Sadar jika gadis disampingnya seolah menyalahkan dirinya sendiri, Jungkook pun buka suara. "Bukan maksudku tak mau mengajarimu. Hanya saja waktunya--"

"Aku tahu. Maafkan aku. Aku akan mencari guru privat lain. Terima kasih sudah membantuku Jungkook. Sampai jumpa."

Jungkook belum menyelesaikan kalimatnya namun Yuna justru menyela dan berkata dengan cepat. Selanjutnya gadis itu sudah membungkukkan badannya berpamitan pada Jungkook dan menghilang dibalik pintu.

"Hah~" Jungkook menghela napasnya dalam. Pria itu kemudian segera meraih tasnya sebelum ikut berlari ke tempat parkir untuk mengambil sepeda sederhana miliknya. Jungkook ingat jika dirinya harus sampai ke tempat kerja lebih awal karena harus menggantikan shift kerja Jimin--teman kerjanya.

*****

Sesaat setelah sampai di pintu gerbang sekolahnya, Jungkook melihat Yuna tengah menunggu jemputan. Ingin sekali Jungkook menghampiri gadis itu dan menjelaskan kesalahpahaman mereka sebelumnya.

Bukannya Jungkook tak mau mengajari Yuna hanya saja waktunya memang tidak tepat. Jungkook ingin menawarkan hari lain, hari minggu misalnya. Namun saat jarak dirinya dengan Yuna semakin dekat gadis itu sudah berlari menghampiri sebuah mobil mewah yang biasa menjemputnya.

Pintu mobil terbuka otomatis membuat Yuna langsung masuk ke dalamnya dan bahkan tak sempat menoleh lagi ke belakang.

Lihat kan. Perbedaan dirinya dengan Yuna terlihat jelas. Sudah benar jika Jungkook tak terlalu dekat dengan gadis itu. Biarlah.

Biarlah perasaannya seperti bunga yang layu bahkan sebelum bersemi. Karena sekali lagi realita pada akhirnya menyadarkan dirinya bahwa mereka memang tak bisa bersama.






TBC







A/n :

Buat yang baru terus padahal yang belum tamat banyak 🤧
🙏🏻

LITTLE STAR ✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang