14 Februari - FOUR

21 19 4
                                    

Happy Reading!

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Asena dan Bumi sedang menempuh jalan pulang. Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore, sudah sangat larut menurut Bumi.

Di jalan, Asena sibuk dengan ponsel nya, entah apa yang ia lakukan. Sedangkan, Bumi fokus menyetir, namun sesekali ia melirik Asena.

"Dek, beli makan dulu, yuk!" Ajak Bumi, tidak ada respon dari Asena, mata Asena terus menyorot pada layar ponsel nya.

"Asena," Tekan Bumi. Masih nihil.

"Asena." Masih belum ada reaksi.

Bumi mengambil ponsel miliknya, ia mencari kontak adiknya. Tak disangka, Bumi menghubungi Asena.

Asena yang menerima sontak menatap Bumi. "Kenapa, Bang?" Tanya Asena polos.

"Beli makan dulu." Kesabaran Bumi sudah tidak diragukan lagi, ia tidak memarahi Asena sedikit pun.

"Iya," Jawab Asena singkat. Bumi menghela napas.

Tangan Bumi bergerak untuk menghubungi Dena. Tidak menunggu lama, Dena mengangkat telepon tersebut.

"Assalamu'alaikum, Ma"

"Wa'alaikumussalam, kamu di mana? Kenapa belum pulang?"

Bumi tersenyum, ibunya terlalu khawatir.

"Bumi sama Asena lagi di jalan pulang, Ma. Ini Bumi mau beli makan dulu, Mama gak perlu masak, ya," Jelas Bumi.

"Yasudah kalau begitu, iya Mama nggak masak, kamu sama Asena hati-hati, kalau azan maghrib di jalan, kamu cari masjid atau mushola yang deket, ya." Sholat adalah yang paling utama, itu didikan Dena kepada kedua anak nya.

"Iyaaa, Ma. Jangan khawatir, selama ada Bumi, semuanya dijamin aman!" Ujar Bumi antusias, terdengar kekehan Dena di sebrang sana.

"Bumi mau beli makan dulu, ya, Ma."

"Iya, hati-hati."

"Iya, Mama." Sambungan diputuskan oleh Dena, bumi kembali menatap Asena yang masih fokus dengan ponsel nya.

Bumi mengedarkan pandangannya, ia mencari restoran, Bumi kembali melajukan mobilnya untuk mencari sebuah restoran.

Sampai menemukan restoran, Bumi berhenti dan langsung keluar dari mobil, memasuki restoran.

Cukup lama, mungkin karena memang Bumi memesan banyak. Bumi keluar dari restoran dengan menenteng beberapa kantong kresek, dan... Sesuatu yang sangat Asena suka, jus alpukat.

Saat Bumi memasuki mobil, Asena masih terfokus dengan ponsel nya, entah apa yang gadis itu lakukan.

Bumi berdeham, Asena masih saja belum teralihkan.

"Dek, lagi ngapain, sih?" Asena menatap Bumi, namun ia tidak sadar dengan jus alpukat yang dipegang oleh Bumi. .

"Nggak lagi ngapa-ngapain."

 14 Februari [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang