14 Februari - FIVE

30 19 7
                                    

Happy reading!


••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Sang surya menampilkan diri di waktu yang tepat, awan-awan menghiasi langit pagi. Angin sejuk di pagi hari menerpa semesta.

Birunya langit, menambah kesan indah pagi ini, ditambah tumbuh-tumbuhan yang bergoyang disapa angin.

Pagi ini sungguh sangat indah, terlebih lagi untuk Masvin Hargatara, pria berumur 16 tahun yang mendapati sesuatu rasa dalam hatinya.

Rasa yang sangat asing bagi dirinya, rasa itu menuju pada seorang perempuan, Asena Keylani Valensia. Mungkin, ini yang dinamakan cinta di masa putih abu-abu?

Masvin menyetir motornya menuju rumah Asena, ia akan menjemput pujaan hatinya.

𝘛𝘰𝘬... 𝘛𝘰𝘬... 𝘛𝘰𝘬...

Masvin mengetuk pintu rumah Asena, ia bisa mengetahui nya karena kemarin Asena mengirim alamat rumahnya.

"Iyaa, sebentar!"

Suara itu mampu mendebarkan hati Masvin, itu Asena. Perlahan pintu itu terbuka, menampilkan Asena yang sudah lengkap mengenakan seragam putih abu-abu.

"Ayo!" Ajak Asena.

"Orang tua lo mana?" Tanya Masvin, ia ingin meminta izin dulu.

"Ada, mau gue panggilin? Sebentar, ya." Asena kembali masuk mencari keberadaan ibunya, saat Asena masuk, Bumi keluar menghampiri Masvin.

"Lo temen Asena?" Tanya Bumi dengan ekspresi cueknya.

"Iya," Jawab Masvin dingin.

Bumi menatap Masvin dari bawah sampai atas, Masvin terlihat risih dengan tatapan Bumi. "Ngapain, Lo?" Ketus Masvin.

Bumi hanya menggeleng lalu masuk ke dalam mobil putihnya. Masvin terlihat heran, ia bertanya-tanya siapa orang itu.

Tak lama, Asena kembali dengan ibunya, Masvin langsung melemparkan senyum lebar.

"Tante," Sapa Masvin, ia mencium punggung tangan Dena.

"Kamu teman Asena?" Masvin mengangguk menanggapi pertanyaan Dena.

"Saya izin berangkat bareng Asena, Tante."

"Iya, hati-hati, ya. Jangan ngebut," Pesan Dena, Masvin kembali mengangguk.

"Yaudah, Ma. Asena berangkat, ya, assalamu'alaikum," Pamit Asena, sebelum pergi, ia mencium punggung tangan ibunya. Ia melangkah menaiki motor hitam milik Masvin. Tangannya melambai pada Dena.

Saat Masvin melajukan motor nya, Bumi menyusul mereka secara perlahan. Tentu ia sudah berpamitan pada Dena.

Bumi terus mengikuti Masvin sampai tiba di sekolah. Parkiran berada di dalam area sekolah, maka dari itu Masvin memasuki gerbang untuk memarkirkan motornya.

Melihat hal itu, Bumi langsung melanjutkan perjalanannya menuju toko bunga, tempat ia bekerja.

Asena dan Masvin berjalan berdua menuju kelas, ternyata teman-teman Masvin sudah tiba di kelas sedari pagi.

"Anjir! Kalian berangkat bareng?" Tanya Davin, heboh sekali. Seisi kelas jadi menatap Asena dan Masvin.

"Emang kenapa?" Masvin bertanya balik, tangannya menuntun Asena untuk duduk.

"Buset, Vin! Sat set banget!" Seru Keenan. Langit hanya duduk diam sembari membaca buku pelajaran yang akan di mulai jam pertama pagi ini.

"Alahh, kiw kiw!" Satu kelas menyeru Asena dan Masvin. Siapa ketuanya? Tentu Davin dan Keenan.

 14 Februari [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang