this might be a quite long and ooc fic...
anyways hope you enjoy!Pulang, sudah waktunya pulang!
Setelah memastikan semua sudut kedai rapi dan bersih serta menghitung pemasukkan hari ini, Mafu menutup kedai dan berpisah dengan karyawan lainnya."Otsukaresama!"
Langkah jenjang pemuda tersebut diiringi dengan helaan nafas yang cukup besar, seakan semua beban dalam hidupnya tengah dirasakan saat itu juga.
Dan memang benar begitu adanya.Mafu berhenti tak jauh dari kedai karena ponselnya bergetar.
Ah, kakaknya menelepon."Halo?"
Kakaknya meminta maaf karena sepertinya kiriman uang bulan ini untuk Mafu akan agak tersendat karena keperluan keluarganya.
Mafu mengangguk dan mengatakan bahwa kakaknya tidak perlu khawatir, ia masih punya tabungan dan ia juga kerja sambilan.
Panggilan itu tidak lama, Mafu kembali menaruh ponselnya ke dalam kantong celananya dan menghela nafas besar."Ah, sudah tutup, ya?"
Mafu kaget, tidak sadar kalau ada orang di sekitarnya yang tahu-tahu bicara ke arahnya.
Duh, Mafu harap orang itu tidak melihat sesi tarikan nafas yang Mafu lakukan tadi."Betul, tuan. Kami buka kembali besok mulai jam 10 pagi sampai jam 8 malam."
Kedai teh tempat Mafu bekerja memang tidak buka sampai malam, toh, orang lebih mencari alkohol ketimbang teh saat malam.
"Begitu, ya... sayang sekali... baiklah, terima kasih, ya."
"Sama-sama, tuan. Mungkin ada jenis teh yang tuan cari? Nanti bisa saya simpankan untuk tuan."
"Oh, astaga, tidak masalah. Aku kesini karena mau mencicip tehnya dibuat langsung di kedai."
Ahh, senyumnya manis, pikir Mafu.
Mungkin kita bisa bertemu kembali sesegera mungkin?"Ditunggu kedatangannya kembali, tuan.
|||||
"Oh? Tuan yang kemarin, betul?"
"Iya- ah, apa toko ini sudah tutup lagi?"
"Anda sepertinya akan jadi... tamu terakhir yang datang hari ini."
"Syukurlah..."
Lelaki itu kemudian duduk dekat konter, berhadapan dengan Mafu dan mengambil nafasnya.
Apa ia berlari untuk mengejar jam tutup kedai? Eh?Mafu mengamati lelaki di depannya sekali lagi.
Nampak masih muda dengan postur badan yang bagus, sepertinya beliau tipe yang menjaga badan...
Jasnya nampak mahal, apa ia bekerja di daerah perkantoran dekat sini?
Ah, kembali bekerja, kembali bekerja!"Um... Mafumafu, betul?"
Oh, tuan ini tahu-tahu sudah main panggil namanya saja.
"Betul, apa ada teh yang mungkin ingin tuan coba?"
"...aku ambil rekomendasimu saja."
Mafu menimbang sebentar dan akhirnya hendak memilih teh kesukaannya saja untuk disajikan, toh sepertinya cocok dengan tuan ini juga.
Walau tidak begitu spesial dan mahal, setidaknya yang penting kegunaannya."Chamomile dan lavender supaya tidur tuan lebih nyenyak, bagaimana?"
"Keduanya umum, ya?"
Deg, Mafu merasa telah merendahkan pelanggannya, tapi 'kan lelaki ini juga yang minta rekomendasinya.
"Eh, um, iya betul, m-mungkin kalau berminat yang lain–"
"Tidak, tidak, rekomendasimu itu cocok untukku, aku bilang umum karena pernah dengar saja, kok. Tolong dibuat, ya."
![](https://img.wattpad.com/cover/350029717-288-k209186.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
blur
Fanfiction🔞 mfsr, only mfsr ⚠️ nmmn written in ID // contains your typical beginner (amateur) lemon or PWP fics, might be OOC too. please only proceed if you're okay with it... vote and comments will always be appreciated! ><