blur

at your service

embracing my cringe side by uploading this chapter here, butleraru at your service but pls look around bcs his master is always looking for him 👀

Awalnya tidak ada yang spesial diantara mereka, seluruh hubungan yang terjalin selama ini sepenuhnya hanya pekerjaan dan kewajiban.
Namun seiring waktu berjalan, dari tahun ke tahun, bukan hanya mereka berdua yang tumbuh — perasaan satu sama lain pun ikut tumbuh, ah, masa muda!

Lelaki yang jadi butler pribadinya itu lebih tua 5 tahun dari Mafu, pun lelaki itu sudah siap sedia di sampingnya sejak Mafu masih kecil.
Mafu awalnya kurang nyaman dengan kehadiran Soraru yang selalu jadi 'anjing penjaganya', kemana pun ia pergi pasti Soraru selalu ditugaskan untuk pergi bersama Mafu.
Beberapa kali Mafu mencoba untuk melarikan diri dari lingkup pandang Soraru, tapi Soraru pasti selalu bisa menemukannya — hal itu buat Mafu sedikit kesal, tapi mau mengesampingkan Soraru dengan cara apapun tak akan berhasil.
Namun seiring mereka beranjak dewasa, Mafu baru sadar kalau hanya Soraru yang selalu ada untuknya.

Kala ia habis dimarahi oleh ayahnya, Soraru lekas menemani dan membiarkan Mafu menangis, sesekali memberikan usapan lembut pada kepala maupun punggung Mafu.
Begitu Mafu pulang, Mafu biasanya langsung mencari Soraru di dalam mansion dan menagih pelukan.
Saat sudah mendapatkannya, Mafu pastikan ia memeluk Soraru erat-erat, tak lupa menghirup aroma parfum samar yang Soraru pakai — parfum itu pemberian Mafu, sekalinya Soraru tidak memakai parfum tersebut, umumnya Mafu akan bertanya-tanya.
Tak jarang Mafu juga meminta Soraru untuk menyuapi dirinya – walau Soraru hanya mampu menyanggupi permintaan tersebut sebanyak dua kali suapan.
Soraru pernah bilang, "Tuan sudah besar, kecuali Tuan sedang sakit, maka tidak akan saya suapi." — maka Mafu menyempatkan diri untuk demam dengan cara hujan-hujanan sepulang sekolah, demi bisa disuapi dan diperhatikan oleh Soraru seharian.

Ah, pokoknya Soraru sudah jadi segalanya untuk Mafu.
Mafu sudah kepalang jatuh cinta terlalu jauh, sekarang yang ia inginkan...cuma Soraru menjadi miliknya.
Tapi apa Soraru merasakan hal yang sama?

|||

Liburan musim dingin kali ini keluarga Aikawa hendak berlibur ke luar negeri sekalian menengok anak tertua mereka selama kurang lebih 1 minggu. Selama 1 minggu itu pula seluruh pembantu dan asisten dipersilakan untuk liburan, biasanya ada beberapa yang standby, tapi boleh pulang setelah pekerjaan mereka beres.
Semua ini karena Mafu memilih untuk tinggal di mansion saja ditemani Soraru.
Orangtua Mafu mengiyakan saja, toh mereka sudah percaya betul dengan kesetiaan Soraru di mansion mereka.

"Tuan, tidak apa tidak ikut dengan keluarga?"

"Gapapa, 'kan ada Soraru-san!"

Awalnya kegiatan yang mereka lakukan hanyalah kegiatan biasa yang dilakukan di musim dingin.
Membuat boneka salju, minum cokelat panas, mencoba resep baru...
Tapi semakin hari, semakin menjadi.
Mafu kerap kali membiarkan tangan mereka bersentuhan, atau bahkan memeluk Soraru dari belakang saat membuat cokelat panas.
Soraru hanya menganggap apa yang Mafu lakukan sebagai Mafu yang sedang manja dan caper, tapi perlahan ia paham maksud Mafu yang sebenarnya.
Ini gawat, apa selama ini Soraru kurang tegas dengan Mafu? Tapi ia sudah melakukan apa yang harus dilakukan seorang butler, kok...

Jika titel butler dilepas, jujur saja, Soraru juga merasakan hal yang sama dengan yang sedang Mafu rasakan, bahkan penasaran dengan hal apa yang akan Mafu lakukan selanjutnya.
Ah, Soraru merasa berdosa, ia seharusnya melayani tuannya tanpa melibatkan perasaan... tapi dirinya pun manusia, mana mungkin ia menutup hatinya terus menerus, 'kan?

Puncak perlakuan Mafu terhadap Soraru terjadi di malam keempat.
Mafu meminta untuk mandi bersama Soraru, dan tentunya Soraru menyanggupi walau merasa sedikit canggung.
Kala keduanya melucuti pakaian masing-masing, keduanya juga saling curi pandang akan tubuh masing-masing.