Pertemuan pertama mereka tidak disengaja.
Kalau saja satu dari mereka tidak salah mengira kafe dewasa itu sebagai kafe yang membiarkan pelanggan bermain dengan kelinci-kelinci mungil, ini tidak akan mungkin terjadi.Awalnya Mafu enggan masuk setelah sadar akan kesalahannya, namun begitu menemukan 'kelinci' yang ia suka, ia tidak buang waktu untuk mengambil kesempatan aneh ini.
"Mmh- Mafu-san–"
Tuan albino ini sudah berkunjung beberapa kali ke Bunny Cafe dan selalu memilih Soraru untuk menemaninya, musim apapun itu - pasti Soraru yang akan ia pilih.
Awalnya hanya sebagai teman makan dan ngobrol di dalam kafe (kafe yang jelas memberikan opsi 'tambahan', tapi tuan ini tidak memilihnya), tapi lama kelamaan atas dasar atraksi, keduanya makin dekat, perlahan menaruh perasaan, dan selangkah lebih liar kala perasaan yang serupa dirasakan satu sama lain.Khusus malam ini, untuk pertama kalinya mereka akan melakukan 'pemanasan' di apartemen milik Mafu.
Biasanya mereka akan jumpa di kamar hotel yang sudah Mafu pesan, tapi mengingat sekarang mereka sudah jadi pasangan (walau belum diketahui pihak kafe yang jelas-jelas melarang hubungan antara customer dan staff) – Soraru sudah bebas untuk keluar masuk kediaman Mafu.Walau disebut permulaan, intensitas yang kedua sejoli ini lewati lebih dari sekedar permulaan.
Sesuai permintaan Mafu, Soraru berganti pakaian ke dalam seragam pekerjaannya - kostum bunny warna hitam yang khas, lengkap dengan bando telinga kelinci dan stocking hitam.
Awalnya Mafu memulai ciuman dengan malu-malu, tapi begitu Soraru memberanikan diri melakukan french kiss, Mafu tidak beri ampun pada pemuda bersurai biru tersebut."Mmhnn..."
"Hehe, Soraru-san kita belum mulai apa-apa, lho?"
Yang disebut namanya sedikit memberi wajah kesal kepada lawan bicaranya, Soraru balas menjawab dalam gumaman.
"...ini karena Mafu-san cium Raru sekaligus mainin remote rotor terus..."
Ah, untuk sementara Mafu sampai lupa kalau sekarang ada vibrator sekaligus plug bentuk ekor kelinci yang masih tersemat manja di dalam lubang milik Soraru.
Sejak kapan 'itu' ada disitu? Apa Mafu terus-terusan menjahili Soraru dengan 'itu'?
Ah, yang tahu jawabannya cuma Soraru dan Mafu.Ketika ciuman masih berlangsung, Mafu sempat memutar-mutar remotenya, memberi stimulus acak pada Soraru yang malang.
"Maaf ya? Ahh, apa yang mesti kubuat supaya Usararu kesayanganku senang?"
"..."
Karena posisi mereka sedari tadi duduk di atas tempat tidur Mafu, Soraru pikir harus ada perubahan.
Maka 'kelinci' itu pun turun dan bersimpuh di depan Mafu, merehatkan pipinya di paha si albino - seolah meminta izin."Soraru-san mau ini?"
"Unn."
"Douzo, buka sendiri, ya?"
Soraru masih malu kalau harus melakukan ini, tapi ia sendiri paling suka merasakan mulutnya penuh akan milik Mafu, kemudian mulutnya diisi dengan cairan yang Mafu keluarkan – ah, yah, pokoknya karena milik Mafu di mulutnya itu... spesial?
Eh, bukan perkara spesial, memang hanya Mafu yang Soraru suka dan selalu inginkan.Mafu menunggu dengan sabar, ia suka dengan segala kehati-hatian yang Soraru tunjukkan kala harus melayani miliknya dengan mulut kecilnya itu.
Sembari menunggu, Mafu tersadar akan sesuatu, menyeringai, kemudian berpikir untuk melakukan 'ini' setelah Soraru beres memanaskan miliknya.|||
Beruntung selama sesi blowjob ini Mafu tidak memainkan remote vibratornya, Soraru bisa fokus membuat Mafu merasakan nikmat dunia lewat lidah dan mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
blur
Hayran Kurgu🔞 mfsr, only mfsr ⚠️ nmmn written in ID // contains your typical beginner (amateur) lemon or PWP fics, might be OOC too. please only proceed if you're okay with it... vote and comments will always be appreciated! ><