night call

108 7 9
                                    

Memastikan rumah sudah terkunci dan dalam keadaan rapi, Soraru pun masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu.
Mengambil sesuatu dari laci dan lemari, wajahnya bersemu sembari tangannya mengambil ponsel - bersiap melakukan panggilan dengan sang kekasih
Untungnya urusan bisnis yang Mafu lakukan masih di dalam negeri, tidak ada perbedaan waktu.

Selagi menelepon Mafu, Soraru juga berganti pakaian, ia akan melaksanakan sesuatu yang ia harap bisa buat Mafu cepat pulang.

"Hai! Soraru-san, apa kabar?"

"Un, aku baik, kamu?"

"Baik juga~ aku habis makan malam dan habis ngurusin sedikit kerjaan tadi."

"Hmm, otsukare..."

"Otsukare juga buat Soraru-san!"

"Anu, kalau kuganti jadi video call... apa boleh?"

"Eh??? B-boleh dong, astaga, siapa sangka Soraru-san mau video call!!!"

"Ya sudah, aku ganti mode telponnya, ya."

Begitu muncul notifikasi, Mafu langsung mengangkatnya, memberikan senyum lebar pada Soraru.
namun senyum itu perlahan berubah jadi ekspresi kaget kala melihat Soraru... tampil dalam busana minim?? ini, ini betulan Soraru??

"Eh? eh? Soraru-san... ini bukan lelucon, kan..."

"...k-kamu anggap ini lelucon? ah-"

"J-jelas bukan! astaga- kenapa harus pas aku ngga di rumah? Soraru-san tega..."

Soraru menyingkap kain lingerie semi transparan itu, menampilkan lubangnya yang sudah dipenuhi dildo.

"S-soraru-san... ini... isi paketmu kemarin itu...? Yang aku terima tepat sebelum aku pergi...?"

"Mn...? yah... mungkin? ah- kamu suka?"

"Ukh- ahhh mou!

"...temani aku main, Mafumafu."

"Heh... curangnya... Soraru-san sebegitu sukanya sama mainan itu, ya?"

Soraru bisa mendengar sedikit grasak grusuk, sepertinya Mafu sedang menata supaya kegiatan malam ini bisa lebih nyaman untuk dirinya sendiri.
Ketika Soraru melihat sang suami sudah kembali muncul di layar, pemuda albino itu perlahan melucuti celana pendeknya - cukup untuk membuat Soraru menelan ludah.

"Haa, Soraru-san jahat... lebih suka dildo dibanding punyaku, eh? hmm..."

Walau hanya lewat panggilan video, Soraru bisa merasakan tatapan tajam yang Mafu berikan untuknya, getaran dari dildo pun tidak membantunya - rasanya ia ingin segera keluar.

"B-bukan begitu, aku..."

"Maa, bantu aku main juga, Soraru-san. yang paling kamu suka cuma bisa kamu liat via video call, hehe."

Mafu mulai mengusap miliknya, memastikan Soraru melihat miliknya yang senantiasa memberi nikmat kala mereka bercinta - ah, sayang mereka dipisahkan jarak.
Mafu tersenyum kala melihat Soraru mulai kembali bergerak, memuaskan nafsunya dengan alat yang tak seberapa itu.

"Mm- ah- Mafu-"

Mafu sadar kalau Soraru pelan-pelan mengganti posisi, apa yang istrinya lakukan?

Ah, sial.
cantik sekali...
Soraru melebarkan kedua kakinya, membuat Mafu bisa melihat dildo itu terus bergetar dan mempermainkan lubang sang istri.
Sesekali tangan Soraru mencoba untuk memasukkan dildo itu lebih dalam, tapi nampaknya tidak bisa.
Ah, sepulang dari sini, Mafu akan pastikan Soraru puas.

"Un, terus perlihatkan padaku, Soraru-san."

"Ah- a-aku mau keluar-"

"Imong-omong, tumben Soraru-san pakai lingerie?"

"Hng- k-kalau Mafumafu ada... kamu sudah pasti langsung telanjangin aku... kan? jadi- ah-"

"Hee, betul juga! ah, kayaknya lingerie itu bakal kotor sebentar lagi, hehe."

Soraru masih setia melebarkan kedua kakinya dan membuat dildo yang ia pakai masuk dan keluar untuk memuaskan hasratnya - walau ditambah getaran, tidak ada yang senikmat milik Mafu asli.

"Hngg- Mafuu-"

Aih, manis sekali suara itu!
sudah di ambang batas, eh?

"Iya, Soraru-san...?"

"Hng- apa...udah mau keluar...?"

"Mm? maa... sebentar lagi."

Soraru tidak menjawab dan malah membelakangi Mafu.
Mafu sejenak bingung, namun kala ia melihat layar, lagi-lagi ia ingin cepat pulang.

Soraru sudah melepas dildo yang sedari tadi ia pakai, bisa dilihat agak becek karena lube dan cairan lainnya.
badannya dalam posisi menungging, memamerkan lubangnya dan sedikit melebarkannya dengan hari telunjuk dan tengah.

"Nn... Mafu... keluar disini...?"

"-!!??"

Soraru bisa mendengar erangan Mafu, duh, ia sudah keluar tetes demi tetes dari tadi.
Hehe, dia menang, Mafu keluar duluan.

|

"Soraru-san, ayo, keluar."

"Ah-"

Soraru mengikuti perintah Mafu dan keluar, untung tidak mengenai ponsel yang dipakai untuk telepon.
selimut di atas kasur dan lingerie jadi korban, ah, setidaknya Mafu senang.

"Mmn..."

"Soraru-san gapapa? lengket ya?"

"Nn... tapi gapapa..."

Mafu meneguk ludahnya kala melihat Soraru tidur tengkurap namun bagian belakang sang kekasih digerakkan layaknya posisi kucing.
Wajahnya menghadap ke layar, jadi Mafu tidak tahu Soraru sedang apa, tapi wajahnya nampak... sedang menikmati sesuatu.

"Ah, ini... ah- enak juga..."

"A-apa?"

"Mm? Ah, ujung punyaku aku gesekkan ke atas selimut... lalu lubangku kosong lagi, angin dari AC terasa dingin sehabis aku main... Mungkin aku harus beli mainan yang lebih besar?"

"M-mou, Soraru-san!! besok aku pulang! jadi jangan begitu..."

"Hehe, kamu cemburu sama mainanku?"

"I-itu jelas kan??"

"Mafumafu yang begitu...manis."

"H-huh?"

"Selamat malam, anata."

"Tunggu-"

Pip, telepon pun dimatikan oleh Soraru.
Mafu frustrasi, tapi apa daya, ia tidak akan komplain.
Toh, ia sudah 'dipuaskan'...











silly short story abt little things they do, oh well!
hope it makes your weekend night~

mera, 11/5

blurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang