009 ... [Somoene In The Dark]

9 2 0
                                    

••••
[Lost Sign Page 9]
[2625 Words]

Satu konflik, menyeruak dengan cepat diiringi awan hitam di atas sana. Seseorang menunggu kapan awan hitam itu berubah menjadi hujan, namun hingga sekarang hujan tak kunjung datang. Membiarkan sang penunggu menderu-deru karena apa yang ditunggunya tak kunjung tiba.

Sir Jun, setelah beberapa tahun pengabdiannya kepada AdTa membuahkan hasil yang cukup untuk ia mampu menjalani kehidupan. Namun sesuatu yang ia rasa cukup itu adalah Boomerang yang seharusnya tidak dibukakan pintu masuk apapun dan bagaimanapun kondisi mendesaknya. Sebuah suruhan oleh para atasan membuat ia menerima saja meski dalam otaknya berputar memikirkan kebenaran. Lambat laun, kebenaran dan kerja logika tidak lagi berlaku dalam benak Sir Jun. Sesuatu pekat mendorongnya untuk lebih masuk hingga lupa bagaimana cara untuk keluar.

Hari ini serta beberapa hari kemarin adalah awal keraguan menyapa batin yang sudah lama tertutup itu. Sir Jun tentu lebih memilih rasa egonya dibanding kepalan masuk akal yang berputar menyeru di dalam otaknya. Apa yang ia lihat hari ini dan kemarin tidak pernah sama sekali terlintas di kepalanya.

Tindakan Louis dan Selaksha membuat Sir Jun mengerutkan kening, tidak habis pikir kepada kedua muridnya itu. Apa yang sebenarnya Louis dan Selaksha cari?.
Apakah kedua muridnya itu sudah mengetahui sesuatu dibalik indahnya Adorasi Pelita yang tidak lagi indah jika tirai pertunjukkannya sudah terbuka lebar?.

"Apa yang sebenarnya mereka lakukan?."

Sir Jun masih enggan mengalah untuk melupakan tindakan Louis dan Selaksha. Puncaknya adalah pagi ini, Sir Jun melihat dengan jelas jika Selaksha ada di dalam ruangan itu. Tak ingin membuat kegaduhan yang berlebih Sir Jun akhirnya berpura-pura untuk tak melihat apapun yang sempat di lihatnya. Ada banyak dugaan berkecamuk yang Sir Jun sendiri tidak bisa menilai antara benar atau salah. Yang terpenting adalah bagaimana cara membungkam dua anak itu agar tidak lagi membuat ulah.

Namun bisa Sir Jun pastikan jika itu mustahil, Sir Jun tahu betul bagaimana watak Louis juga Selaksha. Terlihat dari mimik wajah kedua muridnya itu, jikalau keduanya tak menyukai Sir Jun dengan sangat. Terlebih lagi Louis, pemuda itu tak pernah sedikitpun menunjukkan rasa hormatnya kepada Sir Jun, selain itu Louis juga selalu terlihat enggan ketika dengan tidak sengaja berpapasan dan harus melihat Sir Jun.

"Aku harus segera menahan mereka, bagaimana pun caranya "

Setelah mengatakan itu, Sir Jun beralih pada tumpukan berkas yang ada di mejanya. Lembar per lembar kertas telah Sir Jun lihat, tak lupa untuk ia baca dari awal hingga akhir. Tidak ada yang menarik dari kertas-kertas itu, kecuali tahun yang tertera pada bagian awal kertas.

Sir Jun harus memicingkan matanya, bukan karena ia tidak bisa melihat dengan jelas tetapi karena Sir Jun merasa tidaklah asing pada tahun yang tertulis di kertas itu.

Tahun 2120 adalah awal dimana konflik itu menyapa AdTa. Tahun-tahun yang dihiasi oleh bercak darah bagi mereka yang menyadari jikalau operasi kotor sedang berlangsung di belakang layar. Tanpa sadar Sir Jun menyadari jikalau ada ikut campur jemari kotornya dalam konflik itu.

Setelah isi kepalanya membayangkan apa yang telah ia lakukan selama ini, Sir Jun menghentikan aktivitasnya. Menutup berkas-berkas lama itu dan menaruhnya di bagian bawah rak yang ada di ruangan itu. Jam sudah menunjukkan pukul 04.00 petang, hampir seluruh siswa dan siswi AdTa sudah ada dalam perjalanan pulang.

Lost Sign! [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang