3. Kena Gebok

651 87 7
                                    

Happy Reading

Senin pun tiba, kegiatan belajar mengajar tengah berlangsung, dimana para murid tengah mencatat apa yang ada di papa tulis, namun berbeda dengan manusia yang satu ini, yang sedang menahan mati-matian matanya agar tidak terpejam menuju alam mimpi.

Di jam jam pelajaran terakhir sebelum pulang memang sangat susah di lalui, banyak rintangan nya, salah satunya adalah rintangan dimana harus melawan rasa kantuk yang menyerang.

"Kathrina! Kelas saya bukan tempat untuk kamu tidur! " Mendengar teguran tersebut membuat kathrina mengangkat kepala nya dari atas meja, dan membuatnya menjadi pusat perhatian di dalam kelas ini.

"Hah? " Otak nya yang masih tengah mencerna apa yang terjadi kini membuat seluruh teman kelasnya menertawakan nya, "bu sis ngomong paan si christ?" Bukannya menjawab, christy malah semakin puas menertawakan teman sebangku nya itu.

"hah! Hoh lagi! Cuci muka dulu kamu sana, biar seger" Kathrin pun mengikuti saran dari gurunya itu, hitung-hitung sekalian agar dirinya dapat terbebas dari kelas biologi ini.

Jujur saja saat dirinya baru melangkahkan satu kakinya melewati pintu kelas, rasa kantuk yang sedari-tadi menyerangnya seakan menghilang begitu saja,

Sepanjang jalan kaki nya menelusuri lorong sekolah ini, pandangan nya yang teralihkan oleh ruang-ruang kelas yang tampak sangat suntuk di dalam sana, dan yang terakhir bagaimana bisa dirinya yang tengah berjalan santai, tiba-tiba terkena bola basket yang melayang ke arah nya.

"ADUH!! SIAPA SI INI SU?! " Di ambil nya bola tersebut, dan mengedarkan pandangannya mencari sosok yang mungkin saja melemparkan bola ini kepada nya.

Tak lama ada adik kelas nya yang menghampiri dirinya, terlihat ia mengenakan seragam olahraga, yang membuat kathrin mulai menerka-nerka bahwa sosok tersebut lah yang melemparkan bola ini padanya "maaf banget kak atin, jujur aja gue ga sengaja, walau udah ada niatan"

"Jancok! " Dengan sekuat tenaga nya, kathrin melempar bola basket tersebut ke arah wajah makhluk di hadapan nya ini.

"AWW! " Bola basket tersebut dapat terpantul cukup jauh setelah menyentuh permukaan wajah gadis itu, yang dapat membuat kita sedikit membayangkan seberapa kencang nya lemparan yang di berikan oleh kathrin tersebut.

Sosok tersebut merasakan sakit yang sama seperti yang tengah dirinya rasakan sekarang, membuat kathrin benar-benar puas melihat nya.

"Mampus! " Kathrin benar-benar tertawa melihat nya, namun sosok tersebut masih saja menunduk, dengan tangan yang masih setia memegangi wajah nya.

"Gausah alay lu regie! " Dengan sedikit tenaga, kathrin mendongakkan kepala gadis di hadapan nya itu, dan betapa terkejutnya ia tatkala melihat ada darah yang mengalir dari hidung nya.

"Sakit anjir! Makin pesek dah idung gue"

"Kalau denger cerita dari lu berdua sih, jujur aja, BERCANDA LU BERLEBIHAN BANGET KATH! " Setelah wajah nya yang di hantam oleh bola basket, kini telinga nya yang di hantam oleh teriakan tersebut membuat kepala nya semakin terasa pusing.

"Yaudah si the, namanya juga gue ga sengaja! " Nyolot kathrin terhadap sosok yang tengah menangani hidung dari korban kejahatan nya itu.

"Ya tetep aja! Liat tuh anak orang sampe berdarah gitu hidung nya! " Mendengar hal tersebut semakin membuat kathrin tak terima.

"Heh! Udah kejadian juga! Lagian juga ga sepenuhnya salah gue! Gue kan cuma bales dendam! " Teriakkan demi teriakan yang di lontarkan oleh kedua kakak kelas nya itu, membuat regie semakin tak tahan berada di sini.

"Aduhhh! Puyeng pala gue anjing! " Setelah mendapat beberapa penanganan dari anak pmr yang di panggil dengan nama muthe itu, regie akhirnya benar-benar pergi dari sana.

"Wah anjir! Gatau diri banget tuh bocah! "

"Gue kata juga apa the"

"Pengen banget rasanya gue ikut lempar bola ke muka tenge nya"

Setelah puas bersumpah serapah pada sosok tersebut, muthe mulai membereskan kotak P3K di pangkuan nya itu, "balik sono lu tin"

"Ngusir? " Yang di tanya pun hanya mengangguk tanpa menatap nya, "kalo gue di sini sampe jam pulang boleh ga? Nanggung tinggal satu jam pelajaran lagi balik"

"Bocah gile, ga boleh lah, balik kelas aja lu sono! " Di tengah pembicaraan keduanya, tiba-tiba kathrin memegangi perut nya dengan tangan yang lainnya kini sudah bertumpu pada dinding di sisinya, "eh kenapa lu tim?! "

Dengan raut wajah paniknya, muthe membantu kathrin untuk berbaring di atas ranjang yang tersedia, "sumpah lu kenapa tin?! Jangan bikin panik ah! "

"Maag gue kayak kambuh the" Mendengar hal tersebut membuat muthe sedikit lega, dia kira teman nya ini terkena penyakit yang mengerikan, ternyata hanya sebuah penyakit yang rutin menghampiri diri kathrin tiap dirinya telat untuk makan.

"HADEHH, gue kira kenapa, emang nya lu belum makan? " Muthe yang mendapat gelengan dari kathrin pun langsung lenggang pergi dari sana.

Tak lama gadis tersebut kembali terlihat di hadapan kathrin dengan tangan yang membawa makanan dan sebuah strip obat, obat maag mungkin?

Di berikan nya dua hal tersebut pada kathrin, "bisa makan sama minum obat sendiri kan? " Kathrin langsung meng "iya" Kan hal tersebut.

"Yaudah, gue tinggal dulu yaa, gue masih ada tugas belum selesai di kelas, nanti balik sekolah gue ke sini lagi" Dengan terkejutnya melihat wajah teman nya itu sedikit sumringah membuat muthe sedikit curiga dengan nya.

"Iyaa, makasih yaa the"

"Sama-sama, semoga lu sakit nya beneran, muka lu sus banget"

"ADUHH, LU LAGIAN SAKIT APA SIH?! KENAPA TIBA-TIBA BISA ADA DI UKS?! NYUSAHIN AJA LU, BARANG LU BERAT TAU GA! " Seorang siswi dengan rambut sebahu nya, masih saja terus menerus mengomeli siswi lainnya yang tengah asik dengan ponsel nya.

"Sakit hati" Ucap nya dengan asal dan tanpa berfikir dahulu.

"Gajelas bloon!"

"Elahh, biasa lahh, bolos tipis-tipis"

"Bodo ah! Udah lah balik ayok tin" Yang di katain pun hanya memasang wajah masam sebelum akhirnya ia bangkit dan pergi dari ruangan tersebut.

Masih dengan tangan yang menjinjing tas teman nya itu, dengan kesadaran penuh nya ia melemparkan tas tersebut ke dalam selokan yang berada tak jauh dari mereka, "CHRISTY ASU, TAS GUE JANCOK! NGAPAIN LU BUANG" Dengan kesadaran yang penuh pula, kathrin melayangkan lengan nya tepat di bokong temanya itu.

"GOBLOK! LU TIN! "

"LEBIH GOBLOK MANA SAMA LU YANG BUANG TAS GUE? "

"LEBIH GOBLOK YANG GAMPAR PANTAT ORANG LAH! "





To Be Continued. . . . . .

Keluarga Kaktus | Ondah FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang