6. Rumah Tanpa Mama

554 86 5
                                    

Happy Reading

Di sabtu pagi yang cerah, burung burung berterbangan seakan menyambut sang mentari, sama hal nya dengan tukang bubur yang berkeliaran menyambut sang pelanggan.

"Bang! Bubur!" Sesosok gadis mungil berlari mengejar tukang bubur yang tengah menoleh ke arah nya, "huhh, dua yaa bang, biasa yang satu ga pake seledri sama bawang goreng, yang satu pakein usus dua tusuk".

"Siap neng mplor! Omong-omong tumben neng, adek nya yang cakep kaga ikut beli" Flora tampak berfikir sejenak, adiknya yang mana yang di maksud si Abang? "Itu loh neng yang suka beli bareng mulu, pokoknya yang cakep banget"

"Ooo si Marsha, lagi gue babuin dia, ini gue pesen dua yang satu buat dia"mendengar hal itu membuat si Abang semakin bersemangat membuat bubur nya.

Tak berselang lama bubur ayam yang di pesan pun telah jadi, lengkap dengan kuah kuning yang di bungkus secara terpisah, "ini bubur yang ga pake bawang goreng sama seledri, nah ini bubur yang pake usus dua tusuk yang di buat sepenuh hati, agar penikmat nya si neng Marsha dapat jatuh hati ke Abang".

"Najis bang, ni uang nya, makasih ya"

"Yoi, titip salam ke adeknya yaa"

Setelah kembali melangkah menuju rumah nya, ia malah bertemu sang mama yang sudah rapih lengkap dengan koper di sebelah nya, "mama mau kemana?".

"Mama belum bilang yaa? Mama mau hangout sama temen arisan mama, hehe biasa.. jagain rumah beserta penghuni nya yaa Flora" seakan mendapat kutukan di pagi hari, Flora pun hanya bisa mengiyakan dengan raut wajah yang tak bisa di artikan.

"Oke.. have fun maa" Flora pun segera masuk ke dalam rumah, dan langsung di sambut dengan Olla dan Adel yang tengah berlarian dan melompat dari satu kursi ke kursi lainnya selayaknya anak monyet.

"Bodo gue mah kalo ada yang ngapa-ngapa" belum juga kering air mulut Flora, langsung terjadi musibah yang di buat karena keduanya.

"ANJING!" Setelah reflek karena melihat peristiwa di hadapannya Flora langsung menghampiri sang bungsu, yang baru saja terpental hingga dinding, karena di tubruk dengan badan bongsor milik Adel.

"Aaaaaa! Kak Floraaaa! Sakit!" Adel yang melihat Ribka yang sepertinya benar-benar kesakitan pun menjadi panik, dan Olla yang memiliki firasat tidak enak pun langsung saja menghindar dari sana.

Flora yang tengah berjongkok di hadapan sang adik, lantas saja memeluk tubuh tersebut sambil mengusap punggung dan kepala bagian belakang yang baru saja terbentur tadi, "gausah mewek, mending lu tampol aja noh si tekodel-kodel".

Ribka yang mendengar hal itu pun melepaskan pelukan sang kakak, dan segera bangkit untuk memukul sang pelaku yang membuatnya terjatuh, "monyet lo kak!" Ucap nya seraya memukul bahu Adel yang kini bersembunyi di balik tubuh mungilnya Flora.

"Ngapain lo?!" Bukannya melindungi dirinya, Flora malah ikut memukuli Adel.

"Eiyaa! MAAP NAPA! CIUS DAH GUE GA SENGAJA!" Adel pun langsung berlari ke arah Olla yang tengah menonton acara pagi di televisi, dan langsung melompat untuk mendarat di atas tubuh kakaknya itu, "ANJING LU KAK! MALAH KABUR".

"KAK MPLOR! INI BUBUR GUE?" Teriak Marsha pada Flora yang berada di sebelahnya, "gausah teriak!".

"Ehehe sorry, eh.. ada kok ada kertas?" Bingung Marsha yang melihat secarik kertas kecil di bmatas bubur miliknya.

"Selamat menikmati bubur cihuy nya neng cantik".

"Itu dari Abang kesayangan lo, nitip salam juga tadi dia" mendengar hal itu membuat Marsha memperagakan gerakan seolah-olah dirinya ingin muntah.

"Idih najis, tapi lucu juga si Abang".

"Lu pacarin aja sono, biar makan bubur gratis tiap hari".


Detik demi detik telah berlalu, menit demi menit telah berlalu, jam demi jam juga telah berlalu, terhitung sudah 3 jam rumah ini tanpa indah.

Dan keadaan rumah kini cukup kondusif, sebagian besar dari mereka seperti Olla, Kathrin, Adel, Ashel, Marsha, Ribka, Oline dan jangan lupakan Manda yang kini sedang berkutat di dapur, karena isi perut yang mulai ricuh.

Sebenarnya tak semuanya ikut berkontribusi untuk memasak si, hanya Ashel saja yang benar-benar berdiri di hadapan kompor api, mentok-mentok paling Ribka dan Adel yang ikut membantu memecahkan telur dan menuangkan saus ke 10 piring di hadapan mereka, dan sisanya hanya terduduk di diam di atas meja makan dengan mata setengah tertutup.

Karena sebenarnya mereka sedang ingin pesta mi instan, berhubung sang mama sedang tak ada di rumah, namun melihat jumlah pengonsumsi yang cukup banyak, membuat Ashel sedikit kewalahan merebus 10 bungkus mi instan dalam satu waktu, di tambah lagi harus menggoreng telur mata sapi satu persatu.

Sedangkan Lulu dan Flora kini berjaga seraya membawa tongkat baseball, takut tiba-tiba salah satu dari adik mereka ada yang bangkit khodam monyet nya.

"Ternak-ternak ku, papa mau pergi mancing dulu yaa, samlekom!"

Meski mereka semua terlahir dengan keadaan otak di dengkul, namun mereka masih memiliki santun untuk menjawab salam dari papa nya tersebut.

"WAALAIKUMSALAM!" Teriak mereka secara bersamaan, yang membuat rasa kantuk mereka sirna dalam sekejap.

"Gece dong del mecahin telor nya! Lama banget lu gitu doang" mendengar ocehan dari sosok di sisinya itu membuat Adel berdecak sebal.

"Bacot lu shel, dah syukur gue bantuin" kini tersisa satu telur lagi yang belum ia pecahkan, ia sedikit bingung dengan bentuk nya yang sedikit berbeda dari telur-telur sebelumnya, bahkan cukup banyak retakan di permukaan telur tersebut.

Adel mencoba membuka nya dengan perlahan, khawatir telur tersebut sudah busuk, dan saat sudah terbuka, cangkang telur tersebut berisi hal yang mencengangkan.

"IHHHHHH LUTUNYA OIIIIIIII" mereka semua terkejut mendengar teriakkan dari Oline tersebut, namun lebih mengejutkan nya lagi saat melihat Oline tengah mengangkat sebuah anak ayam yang baru menetas di kedua tangan nya.

"WATDEPUK?!!" Olla berteriak heboh dan langsung menghampiri anak ayam tersebut.

"Ihh, gue rawat sini, kalo dah gede biar bisa di opor" akhirnya mereka semua mengerumuni anak ayam tersebut, sampai lupa pada tugas nya masing-masing.

"IHHH MUNGIL BANGET"

"KASIH NAMA SIAPA YAA?"

"LUCU BANGET COK, GA KAYAK AYAM NYA OM ARA, SUKA NYIPOK"

Mereka sangat heboh dengan kedatangan anggota keluarga baru mereka, sampai-sampai ada yang sesuatu yang terlupakan.

Air rebusan yang sedari tadi di atas kompor sudah mendidih bahkan sampai hilang setengah nya, dan lebih parahnya, telur yang sudah di atas wajan panas kini berubah warnanya jadi gitam pekat.

"ASTAGHFIRULLAH!! TELOR GUEE" Teriak Adel panik melihat telur yang ia masak tadi sudah berubah warnanya, saat ingin membalikkan telur tersebut, ternyata bagian yang terkena wajan nya sudah tidak hitam saja, namun juga sudah kering keropos.

"EH EH TADANGIN DONG INI SIAPA KEK, RUSAK NIH ENTAR WAJAN PUNYA MAMA"

"NIH" jawab Flora, bodohnya ia, yang di maksud tadangin itu maksudnya menadangi nya dengan piring atau apalah itu, tapi Flora malah menyerahkan tangan nya.

Seakan kepanikan membutakan mata nya, Adel tanpa basa-basi langsung meletakkan telur tersebut di atas telapak tangan Flora.

"ASTAGHFIRULLAH PANAS KUNYUK!!!"

"Cicit cicitcuitt cicit cicitcuitt"

"Kata ayam nya, GOBLOK BANGET LU"





To Be Continued. . . . . .

Haloo, maaf yaa minggu kemarin ga sempet up:D

Keluarga Kaktus | Ondah FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang