Bab 4 : Pertemuan Fatal
"Perasaan yang tidak berbalas adalah beban yang paling berat."
-Belleza Brigitta
.
.
.Gadis dengan rambut hitam tebal panjang tampak duduk di meja belajar fokus menuliskan sesuatu di sebuah buku. tak salah lagi, Gitta, dia adalah gadis itu. Gadis yang tengah menuliskan bagaimana harinya di sebuah buku diary.
Usai dengan menulis diary di buku tebal yang memang sudah sedikit usang itu dan menyimpannya, ia beranjak dari duduk nya. membuka lemari kecil yang memang isinya barang barang nya. ia mengambil sebuah kotak kecil dan membukanya.
terdapat kalung dengan liontin yang terdapat batu zamrud berwana hijau muda. Itulah benda terakhir yang di berikan mendiang bunda nya kepada dirinya.
"Bunda.. Tata rindu.. sini pulang nda, peluk Tata." Gitta mengambil kalung itu, dan lalu menggenggamnya, tanpa diijinkan, air mata lolos keluar membasahi pipi yang memerah karena tamparan yang Enggar hadiahkan untuk dirinya.
Suara dering handphone berhasil membuat Gitta menolehkan kepalanya. Ia berjalan mendekati Handphone itu, dan tertera nama Carissa di layar ponsel itu. Ia langsung saja menggeser keatas lingkaran berwarna hijau yang ada di layar.
Dan langsung terdapat wajah Carissa memenuhi layar handphone itu.
"Gitta? Lo habis nangis, ya? kenapa?" tanya Carissa dari seberang sana.
"Ris.." katanya lirih.
"Iya, Gitta? Lo kenapa? cerita sini. "
"Semua berisik Ris. Berisik, sakit, sesek. semuanya berperang satu sama lain, rasanya gue mau nyusul bunda aja. "
"Gitta, hei! Tanang okay, lo bisa! bisa melewati ini semua! jangan pernah menyerah seperti bunda lo bilang, kalau dia gak mau putri cantiknya mudah menyerah. Jangan dan jangan pernah, okay? Gue disini. Lo punya gue. Jadi, jangan pernah berfikir lo sendirian."
"Thanks Carissa. Udah jadi sandaran buat gue. "
"Kita sahabat, Gitta. Mending lo tidur, jangan nangis terus. Sekarang lo tidur, besok gue mau kasih lo surprise. "
"gaya lo, pake segala ngasih surprise surprise buat apaan coba!" jawab Gitta ketus
"udah, mending lo tidur, baca doa." jawab Carissa tak kalah ketus
"Tidur!" Ucapnya lagi
"Ayah suruh aku belajar. Jadi gabisa tidur deh. "
"Mending lo kunci pintunya, terus tidur. Ayah lo ga pernah nengok in lo ke kamar kan? mending tidur deh. "
"Iya bawel!"
.
.
.Gitta berjalan santai menuruni tangga, menyapa ayah dan abangnya sedang sarapan. "Pagi, semua," katanya sebelum keluar rumah.
"Makin hari makin ga ada sopan santun nya tu anak. " Cibir Kean.
"Biarin aja lah. " Haikal menimpali.

KAMU SEDANG MEMBACA
BRIGITTA
DiversosCover by pinterest PERHATIAN!!## Typo bertebaran, penempatan kata amburadul, juga terdapat beberapa kata kata kasar, jadi mohon kebijakan dalam membaca. Terimakasihh. oh iya, jangan lupa vote and follow, othe? tysm ♡♡ ~~ Tentang seorang gadis ra...