💎 (Ruang Permata 0.2)

162 20 0
                                    

-Inspired by 빛나닌 Solo-

Pria itu tersenyum sumbang saat membuka pintu ruangan yang sudah dia datangi sekali kemarin. Rasanya hari ini jauh lebih mendebarkan dari hari sebelumnya. Tapi bagaimanapun, dia akan dan harus melewati malam ini, walau dengan prasaan campur aduk.

Yoshi ☆ Aku tidak berinteraksi dengan banyak orang hari ini. Aku pikir sangat mustahil aku mendapatkan pertama, jadi tidak berekspektasi tinggi untuk itu.

Yoshi menelan ludahnya susah payah sebelum membuka lokernya. Menampilkan sebuah permata berwarna biru yang tinggal sendirian disana.

Sebuah permata biru yang tidak dibayangkan Yoshi.

"Wow, gila" pria itu menutup mulutnya setelah melirik pada permata dan kamera secara bergantian.

Staff : Kira kira, siapa yang memberikannya?

Yoshi menggeleng, "aku tidak tahu, aku pikir hari ini aku terlalu banyak diam. Tapi aku rasa itu Zara-nim?"

Staff : Kenapa?

Yoshi terkekeh. Memikirkannya saja rasanya membuat kupu kupu di perutnya beterbangan.

Kalau saja Yoshi bicara tidak melakukan interaksi dengan banyak orang, ucapannya memang benar, karena pria itu terlalu sibuk melakukan interaksi dengan Zara. Gadis yang baru saja dia temui, yang tidak membuatnya harus jadi pria pemalu seperti hari sebelumnya.

"Aku melakukan banyak aktivitas dengannya, kita juga sempat membuat gelang bersama" Yoshi menunjukkan gelang manik manik yang ada di tangan kanannya.

"Bersama Jeongwoo juga saat selesai makan malam, jadi aku pikir itu Zara-nim"

•••

"Harus taruh kemana?" Monolognya.

Gadis itu menatap canggung pada setiap nama yang tertera di loker, satu diantaranya harus dia pilih sebagai yang dia kagumi, dan satunya lagi harus dia kritik.

Bukankah kejam jika harus mengatakan hal yang membuat orang lain sakit hati?

"Wah jinjja" Zara menghela napas, berusaha mengumpulkan kepercayaan dirinya kembali agar terlihat lebih profesional.

Staff : Kenapa tidak segera memilih seperti wanita yang lain?

Zara tersenyum, dibalik rekaman video itu, tidak ada yang bisa dia bicarakan selain bagaimana hatinya akan gundah jika dihadapan pilihan. Terlebih lima pilihan sekaligus dalam semalam.

"Aku pikir akan menyakiti yang lain jika aku memilih salah satu," gadis itu mengangguk yakin.

"Dan aku pikir akan melukai salah satu, jika aku mengatakan kekurangan seseorang dari sudut pandangku"

Para staff yang menatap Zara mengangguk mengerti. Seharusnya ini adalah konsekuensi yang sudah mereka tahu akan didapatkan. Mendatangkan seorang Kim Zara memang harus dihadapkan dengan realita yang akan ditolak semua orang, dia terlalu mementingkan perasaan.

Gadis itu menghela napas untuk menentukan siapa yang akan dia pilih, agaknya tidak lagi ragu setelah nama itu terlintas dipikirannya. Dengan penuh keyakinan, Zara memindahkan permata biru yang ada di tangannya ke dalam loker.

Staff : Kenapa kamu memilih Yoshi?

Zara tersenyum malu saat beberapa staff di hadapannya juga tersenyum, "ini hari pertamaku kan?"

"Dia memberikan kesan pertama yang baik, dia memberikan daging saat makan malam, dan membantuku saat gelang yang kita buat bersama sempat putus" jelasnya.

Gadis itu mengangguk setelah apa yang ada dipikirannya bisa dia ungkapkan. Sebelumnya, dia belum pernah bertemu dengan pria seperti Yoshi. Walaupun pria itu sempat mengatakan jika dia adalah seorang pemalu, tapi Zara seakan melihat sisi lain saat mereka berinteraksi malam itu.

"Dia lucu, aku orang yang jarang sekali tertawa, dan dia bisa membuatku jadi berbeda"

Staff : Lalu siapa yang kamu pilih untuk kamu kritik?

Kali ini, Zara benar benar ragu untuk mengatakannya. Namun rekaman video tidak akan pernah bisa bohong jika gadis itu meletakkan rekaman suaranya pada loker milik Jeongwoo.

"Jeongwoo-nim" ucapnya pelan.

Zara ☆ Aku rasa dia terlalu banyak diam dan tidak pandai melakukan interaksi. Aku pikir pantas untuk mengungkapkan kritikan untuknya.

Zara ☆ Sebenarnya kebanyakan gadis tidak menyukai pria seperti itu, sekalipun gadis pendiam akan selalu ingin pria yang lebih aktif.

Tanpa ragu, Jeongwoo membuka loker bertuliskan namanya dengan sigap. Tak peduli ada yang akan ada didalam sana sekalipun.

Pria pendiam yang mendapatkan
satu permata dan satu rekaman suara.

Perasaannya bingung sekarang. Pria itu sempat menutup mulutnya sebelum mengambil kedua barang dihadapannya. Seakan tidak percaya dengan apa yang dia dapatkan.

"Tidak, tapi terima kasih" ucapnya sambil menunjukkan permata di tangannya pada kamera.

Ditemani kesunyian malam, Jeongwoo duduk disalah satu kursi yang disediakan sebelum menyalakan rekaman itu. Mengumpulkan segala pasrah hati jika saja kata kata itu akan membuatnya sedikit terluka nanti.

Sebelumnya, terima kasih karena sudah mau bergabung bersama untuk membuat gelang. Aku sangat tersanjung saat kamu mengatakan gelang buatanku bagus.

Tapi kamu mengatakannya dengan perasaan malu malu, aku tidak bisa mengetahui itu sanjungan tulus atau hanya mengatakan seperti biasa.

Ini hari pertamaku, tapi aku akan memilih Jeongwoo-nim karena dia satu satunya yang sering diam saat kita semua berkumpul. Dari yang aku lihat, dia yang jarang sekali membuat percakapan.

Tapi setelah ini, aku berharap kita akan punya banyak waktu berdua untuk membicarakan banyak hal. Aku yakin kamu tidak keberatan untuk ini kan?

Jeongwoo tersenyum canggung. Menatap rekaman suara dengan yakin kalau suara yang baru saja dia dengar adalah suara Zara.

Jeongwoo ☆ Ini benar benar memalukan.

Staff : Siapa yang memberikan permata dan rekaman itu?

"Aku tidak yakin, tapi sepertinya suara itu milik Zara-nim" Jeongwoo mengangguk ragu.

Jeongwoo kali ini terkekeh saat seorang staff menatapnya dengan tawa kecil, "Wah, aku rasa kesan pertamanya sangat buruk padaku"

Staff : Kenapa kamu memilih Jeongwoo?

Tebakan Jeongwoo benar, pengirim
suara itu adalah Zara.

Zara tersenyum, "aku merasa bersalah sudah memberikan itu, tapi aku pikir dia satu satunya yang tidak bisa aku ajak bicara malam ini"

"Aku sebenarnya kagum karena pria itu sempat membantuku beberapa kali, tapi setelah itu pergi begitu saja" Zara tertawa, dia terlalu berekspresi jika semua pria yang dia temui malam ini akan bisa membangun keakraban. Tapi sayangnya, Jeongwoo adalah cerminan dirinya.

"Dia satu satunya yang mengalihkan pandangannya saat aku tatap, aku kira kita perlu banyak waktu untuk bicara bersama" Zara mengangguk yakin.

Jeongwoo ☆ Sepertinya Zara-nim benar kalau aku terlalu pendiam dari pada yang lain. Jadi aku akan berusaha semaksimal mungkin hari ini dan seterusnya.

Kesan pertama yang butuk.

•••

Shining Solo - TREASURE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang