Chapter 2 |Destiny|

373 48 7
                                    

Berdamailah dengan segala hal yang tidak bisa diubah, karena merelakan akan selalu menjadi akhir yang terbaik dari semuanya


Xia Zhiguang melangkahkan kaki kedapur setelah menyegarkan dirinya. Di depan sana berdiri seorang pria dengan celemek bercorak cokelat yang melekat pada tubuhnya. Pria itu adalah Huang Junjie, seseorang yang sudah ia kenal selama kurang lebih dua tahun, seseorang yang hadir dikala dirinya membutuhkan sosok pendengar untuk segala kisahnya.

Zhiguang menatap junjie dengan sangat intens, tanpa sadar dirinya menggumamkan kata menggemaskan berulang kali.

"Ehh, sudah selesai mandinya?" Junjie  menyadari kehadiran zhiguang dibelakangnya

"Hmm" zhiguang hanya bergumam untuk menanggapi dan menggeser kursi meja makan didepannya untuk diduduki.

"Makanlah, aku sudah memasak banyak untuk mu"

Junjie mengantar masakan yang telah dibuatnya kedepan zhiguang.

"Terimakasih" ucap zhiguang sambil mengambil nasi dihadapannya.

"Bolehkah aku bertanya beberapa pertanyaan padamu?"

"Silahkan"

"Apa kau bertengkar lagi dengan gege mu? Apa kau terluka?"

"Tidak aku baik-baik saja, kami hanya beradu mulut beberapa menit"

Junjie menghela nafas, melihat lelaki dihadapannya ini dengan seksama dari ujung ke ujung, mencoba mengobservasi apakah yang dikatakannya itu jujur, atau ia hanya mencoba menyembunyikan sesuatu. Setelah ia yakin bahwa pria dihadapannya ini tidak terluka sedikitpun ia dengan tenang menggeser kursi dan ikut duduk di samping zhiguang.

"Kau minum sendirian semalam? Kemana xiao bei? Kau tidak keluar dengannya semalam?

"Tidak, dia bilang sibuk berpacaran saat aku menelfonnya"

"Lalu kenapa kau tidak mencariku?"

Zhiguang hanya terdiam tanpa ada niat untuk membalas pertanyaan itu. Dan junjie paham, bahwa zhiguang tidak akan pernah memanggilnya disaat dia ingin mabuk, karena dia tidak ingin junjie memasuki club malam dan mencium bau alkohol.

"Aku tau, kau mungkin tidak ingin merepotkan ku atau apapun itu alasan mu, aku paham. Dan aku lebih paham lagi kenapa kau tidak pernah menceritakan alasan pasti kenapa kau selalu bertengkar dengan kakak mu. Tapi satu hal yang aku ingin tekankan padamu, jika memang alasan dari pertengkaran kalian adalah sesuatu yang penting untuk diperjuangkan, kamu berhak untuk mempertaruhkan apapun itu, tapi jika itu adalah sesuatu yang bisa kamu hindari, lepaskan. Kamu tidak bisa selalu memegangnya terlalu erat, kamu tahu aku hanya tidak ingin kamu terluka, baik itu luka pada batin mu atau luka pada wajah mu."

tidak ada percakapan setelah itu, junjie dengan sabar menunggu zhiguang menyelesaikan makanannya. pria itu bahkan tidak berminat sama sekali untuk melihat junjie sebentar saja. junjie mengerti, dia mungkin bukan seseorang yang terlalu penting dalam hidup zhiguang, dia hanya mengerti tentang sedikit permasalahan pria itu yang berhubungan dengan keluarganya. mungkin jika saja hari itu saat hari kelima masa perkenalan kampus dia tidak melihat zhiguang duduk di atara koridor toilet dengan wajah penuh luka, zhiguang tidak kan pernah mebicarakan masalah ini sama sekali dengannya.

"aku akan pulang"

junjie berdiri dari kursi yang sejak tadi didudukinya, tidak ingin atmosphere diantara mereka lebih canggung dari ini ia mengambil inisiatif untuk pergi saat itu juga. 

zhiguang tidak menghentikan langkah junjie sama sekali, ia hanya terus melihat pergerakan junjie, dari saat junjie mengambil tasnya di ruang utama hingga ia menghilang dibalik pintu apartement nya. 

Calendar ~ GuangJie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang