Chapter 4 |Secret|

359 47 6
                                    

Tidak semua hal harus diucapkan

Pagi itu Junjie merasakan pusing yang luar biasa di kepalanya, matanya menyapu sekeliling, ini bukan kamarnya, ini kamar Xia zhiguang. Ia bertanya-tanya didalam hati kenapa dirinya bisa berada di apartment pria itu.

Pintu kamar terbuka, menampilkan wajah mengantuk xia zhiguang, seperti ia tidak tidur sama sekali,

"sudah bangun? Aku akan memesankan sarapan" ucapnya sembari memegang handpohone nya mencoba membuka aplikasi pesan antar makanan.

"kenapa aku bisa ada disini?" junjie tidak membalas pertanyaan zhiguang, dan justru menanyakan pertanyaan lain, sepertinya tadi malam Xian ge yang akan mengantarkannya pulang kenapa justru dirinya berada di dalam kamar zhiguang

"aku semalam ingin ke club dan melihatmu disana dengan seseorang yang ku kenal"

"maksud mu xian-ge?"

"hmm, jangan pernah kamu mencoba dekat dengannya"

Junjie melihat perkataan itu seperti sebuah peringatan keras untuknya, dan lihatlah cara berbicara zhiguang terhadapnya, sangat dingin sekali.

"apakah dia marah, ahh tidak mungkin kenapa dia marah. Apa dia cemburu? Ahh itu tidak mungkin" batin junjie

"aku sudah memesankan makanan. Mandilah dahulu, nanti akan aku antar kerumah mu setelah kita sarapan" setelah mengucapkan kalimat itu zhiguang menutup kembali pintu kamar dan pergi entah kemana.

Sepeninggal si pemilik kamar, junjie bergegas untuk mandi dan setelahnya keluar kamar menuju ke arah ruang makan berada untuk menyusul zhiguang, tetapi saat sampai disana dirinya terkejut hanya mendapati makanan dan catatan kecil diatas nya. Ia membaca kalimat yang tertulis disana

"Makanlah dulu, aku akan pergi sebentar. Jangan kemana-mana nanti aku yang akan mengatarmu pulang, ada hal yang harus kita bicarakan"
*Zhiguang Xia*


Junjie memastikan kalimat terakhir yang tertulis disana, membacanya berulang kali
"Apa yang harus dibicarakan" batinnya

Memikirkan maksud dari catatan itu membuat dirinya kehilangan nafsu makan. Ia melangkah menjauh dari ruang makan menuju ruang tamu apartment itu berada, mendudukan dirinya disalah satu sofa panjang sembari memainkan handphone nya. Kakinya dinaikan keatas sofa membuat dirinya nyaman hingga tanpa sadar dirinya terlelap tidur.

Jarum jam terus berputar, satu jam, dua jam sampai di titik dua, xia zhiguang muncul dari balik pintu utama. Dilihatnya junjie tertidur pulas diatas sofa dengan handphone di dadanya, sudah dapat dipastikan bahwa anak itu bermain ponsel hingga tertidur.

"Sudah pulang?"
Walapun zhiguang melangkah mendekat dengan perlahan, Junjie tetap terbangun karna mendengar suara sepatu bergesekan dengan lantai, jangan lupa bahwa telinganya itu sangat sensitif.

"Apa aku membuat mu menunggu terlalu lama?" Zhiguang membawa dirinya duduk disamping junjie yang telah mengubah posisinya yang tadinya terbaring menjadi duduk dengan kedua kaki diturunkan dari atas sofa.

"Tidak terlalu lama, ada urusan apa sebenarnya? Jika kamu sibuk aku bisa pulang sendiri"

"Tidak terlalu penting, aku mengantuk bisakah kita membahasnya nanti"
Zhiguang mengubah posisinya menjadi terbaring disofa dan meletakan kepalanya di atas paha Junjie. Untung saja sofa di apartment nya lebar hingga cukup untuk menampung dua orang.

Junjie yang mendapati perlakuan tiba-tiba zhiguang membuat nafasnya serasa terhenti, jantungnya berdetak lebih keras, terlebih saat zhiguang membalikan wajahnya diantara lipatan perut junjie, ia bahkan sekarang bisa merasakan nafas hangat zhiguang.

"Apa yang kau lakukan?" Junjie mencoba menyingkirkan kepala zhiguang darinya.

"Biarkan seperti ini beberapa menit, aku sangat mengantuk dan belum tidur sama sekali sejak tadi malam"

Akhirnya junjie mengalah, membiarkan laki-laki capricorn itu tertidur disana. Tanpa sengaja tangannya nya terulur membelai rambut zhiguang, membuatnya semakin terlelap.

"Apa yang sebenarnya coba kamu lakukan? Batin junjie, jika terus seperti ini perlakuan zhiguang padanya bisakah dia berhenti untuk menyukai lelaki ini.

Junjie mengingat kembali tindakan mana saja yang zhiguang lakukan dan dapat disalahartikan oleh nya, contohnya dari hal terkecil saja, seperti saat mereka berjalan bersama dan tanpa sangaja tali sepatu junjie terlepas, disitu zhiguang langsung duduk jongkok dan menyimpulkan tali sepatu junjie, setelahnya berjalan kembali seperti tidak terjadi apapun. Jika saja junjie tidak menahan diri, mungkin saja zhiguang saat itu sudah ditarik oleh junjie dalam pelukannya.

Sebenarnya Banyak orang dilingkungan kampus yang mengira mereka berkencan, mereka berdua hampir melakukan semua hal bersama.

Junjie mempertanyakan hatinya berulang-ulang, tentang perasaannya apakah itu nyata atau tidak. Ia membenarkan apa yang dikataan chunjing, sangat susah sekali mengubah status mereka dari berteman ke berkencan.

"Jika saja, waktu diulang kembali. Saat itu yang akan aku tawarkan bukan pertemanan" ucap junjie lirih tidak ingin zhiguang mendengarnya.

"Apa yang kamu katakan?" Zhiguang menggumam pelan sekali, jika saja ruangan itu tidak sepi mungkin tidak akan terdengar.

Junjie gugup saat zhiguang mengatakan itu, dan langsung menyingkirkan zhiguang dari kaki nya.

"Sejak kapan kamu bangun?"

"Baru saja, jadi apa yang coba kamu katakan?"

"Aku lapar. Aku akan memasak sesuatu untuk kita" junjie segera berlari menuju dapur.

"Biarkan aku membantu" Zhiguang mengikuti langkah junjie kedapur.

"Masaklah nasi, aku akan mengurus sisanya" junjie mengambil sayuran dari salam kulkas dan mengeksekusinya.

Keduanya melakukan pekerjaannya masing-masing. Tidak ada yang membuka percakapan untuk membahas sesuatu, hingga makanan siap tersaji diatas meja.

"Dicatatan itu, apa yang akan kau bicarakan padaku?"

Setelah keduanya selesai makan dengan hening, junjie membuka suara.

Zhiguang meletakan peralatan makannya, ia terdiam seperti menimbang sesuatu dalam benaknya beberapa detik sebelum bersuara

"Aku dan kakak ku, kami betengkar semalam dan tadi aku menemuinya. Kamu pernah bilang untuk melepaskan saja masalah ini jika tidak penting, awalnya kukira ini tidak penting sama sekali, tapi aku salah. Dari dulu apapun yang aku miliki harus menjadi miliknya juga"

Junjie menatap zhiguang, melihat zhiguang mendudukan kepala tidak berani melihatnya

"Sebenarnya aku sudah lama tau tentang rumor yang beredar, rumor bahwa kamu dan kakak mu berbeda ibu, tetapi aku tidak tahu jika kalian saling terus menyakiti seperti ini"

"Dia yang selalu memulai dahulu, jika itu tentang perusahaan papa, aku tidak akan melakukan apapun, tetapi dia sudah menyentuh hal yang seharusnya tidak dia sentuh"

Zhiguang mengepalkan tangannya diatas meja hingga baku jarinya memutih. Junjie yang melihat itu sedikit ngeri dibuatnya, ia tidak pernah melihat zhiguang marah sekalipun. Sifatnya selalu tenang dan ceria, ia akan tersenyum sepanjang hari, pergi ke kampus, menyapa teman-temannya, dan pergi balapan bersama xiao bei.

"Lalu, hal apa itu?"

Zhiguang tidak menjawabnya, dia terdiam cukup lama sebelum mengatakan

"Apa kamu mau menonton ku balapan hari ini

"Baiklah, tetapi antar aku pulang setelah selesai balapan"

Junjie mengikuti alur pembicaraan yang dibuat zhiguang, ia tahu mungkin belum saatnya ia tahu tentang hal itu. Meskipun rasa penasarannya sangat tinggi, setidaknya perlahan zhiguang mau membagi cerita hidupnya.

To be continued

Calendar ~ GuangJie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang