Bab 20

59 5 2
                                    

Mai sedang tiduran dengan infus ditangan kanannya. Wajahnya tampak sendu karna sedang sendiri didalam kamar rawat inap.

Tangan kirinya sedikit kesusahan mengirim pesan. Inginnya memakai tangan kanannya untuk mengirim pesan, tapi suster tadi mengatakan untuk tidak terlalu menggunakan tangan kanannya karna nanti akan terasa sakit.

TENTU SAJA SAKIT!

Jarum infusnya saja sepanjang 3cm dan Mai tidak berani melihat saat tangannya tadi diinfus. Alhasil saat jarum sudah menembus pembuluh darah dan pergelengan tangannya masih dikepal (tidak mendengarkan suster saking takutnya diinfus) darah sempat mengotori spray tempat tidurnya.

"Nanti spraynya diganti ya." Ucap suster lembut.

Mai merasa tidak enak karna telah merepotkan sang suster. Agak malu sendiri padahal dia anak seorang dokter, tapi malah takut diinfus.

KREEKK

Pintu kamar terbuka menampilkan sosok pemuda yang masuk kedalam kamar membuat Mai menaruh Handphonenya.

"Pond. Kenapa kau bisa ada disini?"

Mai terkejut karna dari sekian banyak orang yang tidak ingin dia temui ada didepannya. Pond datang dengan seikat bunga dan sekeranjang buah.

"Phi Boom yang memberitahuku. Katanya kau ke rumah sakit dengan ayahmu. Tapi aku tidak menyangka kau akan dirawat. Bagaimana keadaanmu?"

"Aku baik-baik saja."

"Padahal kau diinfus dan masih bisa bilang baik-baik saja." Ucap Pond sambil menaruh bunga kedalam Vas kosong yang ada dimeja nakas.

"Kau tidak perlu repot datang kesini." Ucap Mai menggenggam Handphonenya dengan erat.

"Tentu saja aku harus datang. Kaukan temanku."

"Teman."

Sungguh bukan kata yang ingin Mai dengar saat ini. Mendadak Moodnya langsung jelek.

"Kau ingin makan buah, aku akan mengupasnya."

"Tidak perlu repot-repot."

Pond mengupaskan apel untuk Mai.

Tiba-tiba handphone Mai berbunyi dan menampilkan nama Nani. Sontak Mai bangun dari posisi tidurnya membuat Pond yang sedang mengupas apel sedikit terkejut.

"Halo Mai."

"Phi Nani!" Mai langsung senang saat Nani melakukan Video Call. Mai sangat merindukan pemuda itu.

Pond menaikkan alis saat melihat Mai tiba-tiba senang mendapat panggilan Video.

"Bagaimana kabarmu?"

"Ayah Mek menginfusku." Mai memperlihatkan tangan kanannya yang diinfus membuat wajah Nani tampak khawatir.

"Kau baik-baik saja?"

Suara Nani tampak khawatir melihat Mai diinfus. Tapi Mai malah tertawa terbahak melihat sang pacar seperti itu.

"Aku baik Phi. Jangan kawatir."

"Cepat sembuh Mai. Aku merindukanmu."

"Aku juga merindukanmu."

Me And Vihokratana Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang