Pharita, Dain dan DecMo

96 11 0
                                    

"kita ada untuk masalah, bukan untuk menyelesaikannya."
-Pharita and Da-in.
.
.
.
.
.

...............

《》《》《》《》

P

harita tersadar dari pingsannya, ia menatap sekelilingnya.

lalu melihat Dain yang masih terduduk lemah, hingga ia menyadari bahwa ia ditali disebuah Kursi, mulut di lakban, kakinya pun ditali, sama seperti saat di gedung tua Fukuzi.

sedangkan Dain berada dilantai, bukan dikursi. namun, dengan keadaan yang sama persisi dengannya.

mereka sama sama penuh darah.

pharita tidak bisa berbicara. mulutnya dibungkam.

kenapa gw terjebak di antara permasalahan ini? batin Pharit sendu.

kenapa harus gw sama dain?? ruka-yaa, ahyeoniee, aku butuh kalian....

pharita tak bisa berhenti menangis. mulutnya dibungkam, tangannya berdarah, serta kakinya juga tanggannya ditali kuat.

tak lama Dain terbangun dari pingsannya.

saat dain ingin berbicara, dain menyadari bahwa mulutnya dilakban.

pharita menyadari bahwa dain telah terbangun, namun matanya juga tertuju pada pisau di depan dain.

dengan cepat pharita menginstruksi dain untuk mengambilnya.

dain mengambil nya lalu mulai bergeser kearah kursi pharita.

tangan dain ditali didepan, itu cukup memudahkannya untuk mengambil sesuatu.

dain berusaha memutuskan tali itu tanpa melukai pharita.

akhirnya tali itu pun mulai putus, pharita segera membuka lakban dibibirnya dan membuka ikatan tali ditubuhnya.

"dain.." lirih pharita sembari membuka perlahan lakban di mulut dain.

sobek. itu keadaan mulut dain.

"dain??"

"sudah kubilang dari awal pertemuan, panggil aku rora." ujar dain berpura pura baik² saja.

pharita menatap dain sembari melepaskan ikatan demi ikatan di tubuh dain.

"rora?? rora, menurutmu apa kita bisa keluar??" tanya pharita.

"tentu. namun dengan luka.." balas dain.

pharita menatap dain semakin dalam. sedangkan dain memegang pisau dengan erat.

suara dobrakan pintu terdengar, bersamaan dengan dilemparnya pisau oleh dain.

pisau itu menggores bagian lengan 3 orang yang mendobrak.

lalu ajaibnya, pisau itu kembali ke arah dain lagi, tepat di depannya. dain mengambilnya sesegera mungkin.

"biarkan saya bertempur." gumam dain.

dain kembali melempar pisau itu kearah mereka. dan tepat sasaran.

pharita tak tinggal diam, ia mencari benda tajam selain pisau yang di bawa dain.

pharita melihat ada 2 belati di sudut ruangan, ia segera berlari mengambil 2 belati itu.

"sini lawan gw kalo berani!" teriak pharita mulai menyiapkan diri.

salah satu dari mereka maju melawan pharita.

7 PUTRI DAN PEMBUNUH.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang