"Mba, di depan ada seorang wanita yang ingin memesan rangkaian bunga mawar biru, tapi kata orang yang pesan, isi rangkaian bunganya tidak hanya mawar biru, ada beberapa gabungan mawar yang lainnya, dan kata orang yang pesan, selain bunga mawar biru yang harus ada adalah bunga dandelion."
Dandelion? Jarang orang yang memesan bunga seperti itu. Namun, bunga dandelion selalu mengingatkan diriku pada lelaki itu.
"Gimana mba? Kita terima atau kita tolak? Soalnya kan-"
"Kita terima, tolong tanyakan untuk apa rangkaian bunga ini, karena itu sangat berpengaruh pada warna dari mawar itu sendiri, Kemudian tolong tanyakan bunga ini akan diletakkan di atas meja berwarna apa, dan akan diletakkan di dalam vas atau seperti apa, karena akan berpengaruh pada gaya bunga itu sendiri dan bentuk dari rangkaian bunga. Saya akan pergi sekarang" ujarku memotong ucapan karyawannya.
Ya, aku harus tahu dia siapa. Dandelion. Bunga yang masih termasuk genus Taraxacum dari family Asteraceae terlihat rapuh, namun sangat kuat, sangat indah, dan memiliki arti ang mendalam. Itu yang terpenting. Arti yang mendalam.
Sama layaknya kehidupan kita. Kita harus memiliki arti yang mendalam bagi kehidupan kita. Kita harus dapat menyebarkan kebahagian, dan kita harus dapat memperbaiki kondisi lingkungan kita, dimana pun kita berada.
Bunga dandelion selalu terbang tinggi, menjelajahi luasnya angkasa dengan mengikuti kemana angin membawanya. Dia selalu berjuang, walaupun dia sangat rapuh. Dia tetap berjuang menyebarkan benihnya. Dan sekali lagi itu memberikan arti untuk kita. Kejarlah mimpimu, raihlah mimpimu, seberat apapun rintangannya, pasti ada jalannya. Bunga dandelion lah memberi aku arti kehidupan ini, yang memberikan aku semangat dalam kehidupan ini.
Aku melangkah dengan tergesa - gesa untuk keluar dari toko bungaku melewati pintu belakang. Kebiasaanku jika aku berada di toko. Aku tidak pernah keluar lewat pintu depan apabila ada pelanggan yang berada di ruang utama.
Toko bungaku terbagi menjadi dua ruangan. Ruang utama, untuk meletakkan koleksi bunga-bungaku dan rangkaian bunga yang sudah aku rangkai semaksimal mungkin. Di tengah ruang utama tersebut terdapat sebuah piramida bunga berbentuk lingkaran yang semakin keatas semakin mengecil. Dinding Ruang utama ini berwarna abu- abu cerah, sehingga akan menonjolkan warna-warni bunga yang berada di sini.
Jika semakin kedalam kalian akan menemukan ruangan kedua, ruangan kedua ini tempatku bekerja. Hanya terdapat satu meja dan satu kursi tempatku duduk. Dindingnya bercat putih dan dihiasi tanaman gantung. Dan tentunya terdapat satu vas yang kecil namun terlihat mewah di ata meja kerjaku, aku isi dengan rangkaian bunga dandelion.
Namun sebelum kalian masuk ke dalam tokonya, di bagian depannya kalian akan disambut oleh pagar utama yang sengaja aku buat, tidak tersusun dari pagar pada umumnya, namun hanya terdapat sela diantara bunga-bunga yang telah aku susun. Jika kalian berjalan sekitar 2 langkah, baru kalian akan menemukan sebuah pintu kaca dan itulah pintu masuk kedalam tokoku. Toko yang penuh dengan bunga.
"Mba!" Aku diam ketika suara karyawanku yang sudah tidak asing terlintas ditelingaku. Aku berdiri tepat di batas antara ruang kerjaku dan ruang utama.
"Harganya gimana?"
"Haha kau banyak tanya. Bukankah biasanya kau yang paling pandai memberikan harga?"
- - - - - - - - - - - -
Hanif meninggalkan Deisy yang sedang berbincang - bincang dengan pelayan toko tersebut. Dia berjalan mengelilingi toko bunga yang menurutnya memiliki bunga-bunga yang indah, juga berbagai macam bentuk rangkaian bunga yang menurutnya jarang ada di toko bunga yang lain.
"Hanif!" Tiba - tiba Deisy memanggilnya.
Hanif melihat ke sumber suara. Namun, tiba - tiba seketika tubuhnya membeku. Sepeda itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Kita
RomanceMungkin disini hanya aku yang berharap. Mungkin tulisannya sewaktu itu hanyalah sebuah tulisan biasa tanpa makna yang mendalam. Tanpa diisi dengan harapan. Atau mungkin aku yang terlalu banyak berharap dari dirinya, seseorang yang memberikanku banya...