53. Perdebatan

75.7K 6K 1.3K
                                    

"Sholawat lebih utama dari istigfar, jika engkau memperbanyak sholawat maka ALLAH mengampuni dosa dosa mu dan ke dua orangtuamu lebih cepat dari air yang memadapkan api"

[Habib Umar Bin Hafidz]

اللهمّ صلّي على سيدنا محمد وعلى عليّ سيدنا محمد


HAPPY READING❤️

•••

Zia berjalan ke rumahnya dengan langkah yang tidak cepat juga tidak lambat, hatinya sedang di selimuti kemarahan. Zia teringat saat Gus syafiq menawarinya mau ikut atau tidak ternyata alasanya mau ketemu sama cewe, ternyata laki-laki paham agamapun kalau melihat cewe cantik juga pasti akan tergoda.

Gus Syafiq yang melihat istrinya langsung pergi setelah melihat dirinyapun langsung ketar-ketir seperti ketauan selingkuh. Apalagi mukanya yang di tekuk dan matanya yang memlototi dirinya, beliau langsung pergi menyusul istrinya tanpa pamit terlebih dahulu ke Ning Zahra.

"Loh Gus mau kemana?" Teriak Ning Zahra yang tidak di hiraukan Gus Syafiq.

Sampai di rumah Zia menyimpan sendalnya di rak, lalu masuk karna memang pintunya yang tidak di kunci.

Gus Syafiq mengejar Zia namun tidak terkejar padahal langkah Zia dan dirinya jelas lebaran dirinya tapi istrinya kenapa bisa secepat itu padahal tidak lari.

"Assalamualaikum," salam Gus Syafiq begitu masuk ke rumah.

"Sayang," teriaknya karna tidak mendengar ada jawaban salamnya.

"Humaira kamu di mana Sayang," panggilnya saat sudah mengecek di dapur dan ternyata tidak ada.

"Di kamar pasti," cicitnya yang langsung berlari menaiki tangga.

Ceklek.

Kosong. Kamarnya masih rapih dan tidak ada tanda-tanda orang di dalem, di kamar mandi lampunya mati tidak mungkin istrinya berani masuk.

Sedangkan yang di cari-cari sedang mengangkat jemuran yang sudah 3 hari tidak Gus Syafiq angkat, sampai menumpuk seperti toko baju yang sedang pameran. Kekehnya pekerjaan rumah biar semua dia hendel dan di kerjakan tau-taunya malah hanya omong kosong, bukannya Zia juga tidak mau menyetrika bajunya hanya saja kalau sudah menumpuk seperti ini pasti cape dan lama.

Gus Syafiq kelimpungan mencari Zia di seluruh rumahnya namun tidak ada, kemana perginya apa dia ngga jadi pulang tapi sendalnya ada di rak pikirnya.

"Sayang kamu di mana," triaknya yang langsung turun lagi ke bawah.

"Huma- kamu dari mana?" Tanyanya saat sudah melihat Zia.

"Belakang," jawabnya.

"Dari belakang abis ngapain?" Tanyanya lagi.

Zia tidak menjawab karna sedang menuangkan cairan pewangi baju untuk dia semprotkan.

"Sayang," panggil Gus Syafiq.

"Apasi Mas,"

"Kamu marah?"

"Aku lagi sibuk jangan ganggu," ucapnya dengan ketus.

CINTA DALAM DOA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang