CHAPTER 10 [ HUTAN PERI ]

8 2 0
                                    

Ketika Vanessa ingin menjawab pertanyaan Ruby, Leo menjawabnya lebih dulu. "Kami adalah satu rekan dan kami dari Pasukan Serangga," sahutnya dengan tangan yang diletakkan di dadanya.

"Pasukan Serangga? Aku tak menyangka kau bisa memasuki pasukan rendahan itu, Vanessa," kata Ruby seakan-akan mengejek Vanessa setelah mendengar jawaban dari Leo.

"Apa katamu!" Nora merasa geram pada Ruby karena ia telah berani mengatakan hal yang buruk tentang Pasukan Serangga.

Dengan cepat Jack menarik Nora ke belakangnya agar tidak terjadi pertengkaran, "Diam dan tenanglah, mungkin mereka belum tahu kekuatan tersembunyi pasukan rendahan ini," lontarnya.

Akhirnya, Nora memilih untuk diam dan menahan emosinya. Sedangkan Rome hanya menyipitkan matanya sebagai tanda bahwa ia tidak suka akan ucapan itu.

"Pasukan rendahan seperti itu kau ikuti? Kenapa? Padahal masih ada pasukan lainnya yang lebih bagus, Vanessa." Ruby menatapnya dengan tatapan lurus.

"Ruby hentikanlah, jangan membuat pertengkaran terjadi," saran Magnus. Ia tak suka pada sifat Ruby yang suka mencari masalah.

Tiba-tiba, Milo yaitu seekor burung milik Violet datang mendekati Vanessa dan mendarat di bahunya. "Ada apa Milo?" tanya Vanessa.

"Nona Violet memanggil kalian untuk kembali ke kerajaan dengan cepat. Ada yang ingin ia katakan padamu," jelas Milo.

Magnus terdiam mengamati Milo, burung hitam itu. Setelah mengingatnya, burung itu adalah orang yang menemani Violet setiap saat.

"Milo? Ternyata burung ini masih setia menemani guru. Bahkan setelah aku pergi menuju desaku dan Ruby pergi berlatih," batin Magnus, tatapannya masih tertuju pada Milo.

"Sepertinya kita harus segera kembali, jika tidak guru akan marah," ucap Vanessa dan mulai mengambil langkahnya begitu juga dengan mereka berempat.

"Tunggu...," pinta Magnus sehingga membuat langkah Vanessa terhenti dan berbalik menatap Magnus.

"Ada apa, Magnus?" tanya Vanessa.

"Bolehkah kami ikut bersama kalian, kami ingin melihat keadaan guru," jawab Magnus.

Awalnya, Vanessa terdiam sejenak ketika mendengar jawaban dari Magnus. Namun, ia mengangguk saat mendengar suara pelan Magnus, "Tentu, kalian boleh ikut."

Magnus menjadi senang dan berkata, "Terima kasih Vanessa."

Mereka semua akhirnya memutuskan untuk kembali ke kerajaan. Beberapa saat kemudian, mereka akhirnya tiba dan langsung menuju kerajaan.

Saat mereka berada di depan pintu utama, seorang laki-laki membuka pinta dan menyambut mereka. Benar, dia adalah Bjorn Evander, penasihat Kaisar.

"Apa yang membuat kalian datang kemari, Kesatria Sihir?" tanya Bjorn dengan nada ramahnya.

"Kami ingin mencari Nona Violet, beliau menyuruh kami untuk kemari," jawab Vanessa.

Bjorn tersenyum tipis, "Baik, Violet sedang berada di ruangannya. Mari, saya antar," ajaknya.

Mereka pun mengikuti Bjorn untuk menuju ruangan Violet. Setibanya di sana, Bjorn mengetuk dua kali pintu tersebut.

"Violet...ada yang mencarimu," ucap Bjorn sambil menunggu jawaban dari Violet.

"Masuklah, pintu tak terkunci," perintah Violet. Pintu mulai terbuka perlahan dan memperlihatkan Violet yang sedang menulis resep obat.

Tatapannya menuju pada Ruby dan Magnus, tak ada rasa kejut walaupun sudah beberapa tahun tidak bertemu.

SURVIVE OR DIE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang