𝑝𝑒𝑟𝑑𝑒𝑠𝑎𝑎𝑛

19 14 1
                                    

Semoga hari kalian baik terus :))

Typo?? Ya tandai guysss hahahh,

Happy Reading 😘

----------


Langit yang tadinya cerah bagaikan cahaya sekarang telah menjadi gelap gulita.

Angin bertiupan menyapa wajah kelima gadis itu, tidak ada  cahaya selain cahaya bulan yang menyinari dari atas. Tidak ada suara yang terdengar selain suara langkah kaki mereka yang menginjak semak semak.

"Gue takut... " lirih Ina, jari jarinya bergerak dengan keringat yang keluar, jarinya memelintir ujung baju kaos nya sambil menatap sekeliling melihat semua sudut dengn waspada.

Nadia yang sadar langsung menggenggam erat lengan teman se-pantinya ini. Dengan senyum yang meyakinkan Nadia berhasil membuat Ina kembali merasa aman.

Yang tidak kalian ketahui adalah Ina sangat takut akan kegelapan, itu disebabkan karna di kehidupannya sebelum berada di pantai orang tua Ina sering mengunci Ina di ruang gelap tanpa cahaya sedikitpun. Karena kejadian itu Ina memiliki ketakutan pada gelap, bisa di sebut  dengan 'trauma'.

"Eh, kalian lihat sana deh! Kayak ada kehidupan " ujar Geisha menunjuk kearah cahaya yang terlihat sebagai lampu yang menyala.

Yang lain ikut melihat kearah tunjuk Geisha, senyum terbit di antara bibir mereka dengan mata yang tak berhenti menatap tempat itu Ella yakin bahwa disini ada kehidupan.

"Benar, kayaknya itu perdesaan" celetuk Ana melihat baik baik bangunan yang berdiri itu.

Saat diamati lebih lama, bangunan itu memang terlihat seperti perdesaan. Mereka senang, sangat! ,  disaat mereka sibuk mencari tempat untuk beristirahat mereka akhirnya menemukannya.

"Akhirnya, kita bisa istirahat di desa itu sebentar. Mungkin kita bisa tinggal disna juga " kata Ella

"Iya juga. Tunggu apa lagi? Ayuk kita kesana sambil tanya kita sekarang ada dimn"

"Ha'ah lah, yaudh ayokk" Ana tanpa sabar langsung berjalan kearah perdesaan itu.

"Gak sabaran amat"

Yang lainnya ikut berjalan menyusul Ana, jauh dari lubuk hati Ina, ia merasa sesuatu yang tidak enak entah apaan itu. Ia berusaha menepis nya berharap sesuatu yang tidak di inginkan itu menghilang dan tak terjadi.

////

"Hm.. Permisi "

Sang pejalan kaki mulai menoleh menatap Nadia dari atas sampai bawah. "Ada apa?" tanya nya, dia seorang wanita.

"Begini, nyonya. Kami ingin meminta ijin apakah kita berlima boleh menginap di desa ini sebentar saja? Hanya untuk malam ini" ujar Nadia dengn hati hati.

Wanita itu hanya diam menatap Nadia yang seperti nya berkeringat dingin. Apa yang membuat nya berkeringat? Padahal  cuaca sedang tidak panas.

''Tentu, tapi kalian berasal dari mana? Apa kalian benar benar manusia? " tanya Wanita itu sambil menyipitkan matanya.

Tentu Nadia kaget dan juga yang lainnya. Apa ibuk ibuk di depannya  ini tidak tahu bahwa mereka jelas manusia, lihatlah bayangan kami yang nampak tanah.

Saat Nadia ingin menjawab Geisha dengan cepat mengambil alih dan menyuruh Nadia agar diam, "benar bu, kami manusia. Dan kami berasal dari bumi " benar kan merka dari bumi bukan dari planet Saturnus 😊

Wanita itu diam lalu tak lama ia tertawa membuat Ella, Ina, Ana, serta Geisha, Nadia menatap satu sama lain dengan bingung dan bertanya tanya.

'Nih ibuk ibuk napa dah? '

'Gak beres '

"Tentu tentu, kalian bisa tinggal di sini untuk semalam. Mari saya antar untuk ke rumah saya "

"Ha?  Maaf nyonya apa tidak keberatan kami ber-istirahat di rumah anda? " tanya Ella

Bukan apa apa tapi mereka baru sja berkenalan beberapa detik-detik lalu tapi sudh di suruh untuk menginap di rumah wanita ini. Apa wanita ini tidak takut kalau barang barang nya hilang? Jika sewaktu waktu mereka ambil?

Wanita itu berhenti melangkah, ia membalik badan menatap para gadis.

"Saya tidak keberatan, dan... Saya juga ingin memebri tahukan sesuatu, sebaiknya bicara di rumah saya apa kalian mau? "

Dengan perasaan yang tidak enak untuk menolak mereka akhirnya setuju untuk menginap di rumah wanita ini.

Di tengah jalan menuju rumah wanita ini, ia memperkenalkan bahwa namanya adalah Xio-Juju, seorang janda yang hidup dengan 1 orng ank tanpa adanya peran suami di kehidupan nya.

Ya, kita panggil dengan mbah Juju saja  karna di desa ini mbah sering di panggil begitu, karna beliau juga seorang tabib.

Perdesaan tersebut tidak bisa di katakn desa pada umumnya. Karena pohon pohon  disana pada kering, bangunan yang kebanyakan hancur, dan suasana gelap dengan cahaya lampu lentera. Desa disini sepertinya masih terlihat kuno.

Tidak ada hal aneh dari desa ini, yang aneh hanyalah mengapa orang orang disini sudah mengunci dan menutup pintu serta jendela mereka, padahal malam belum terlalu larut untuk hal itu.

Karna Ana yang kepo, ia mencolek lengan Geisha yang tepat berada di depannya. Geisha langsung menoleh kebelakang saat mendapatkan colekan di lengannya.

"Ada apa?'' tanya nya

"Kok orang disini udah pada tutup pintu sama jendela ya? Padahal belum malam banget gak sih? "

Geisha mengedikkan bahunya, ia juga menyadari hal itu tapi dirinya tidak tahu alasannya apa. "Gak usah lo pikirin! Lagi pula kita orang baru,  jangan lancang aja kita disini " ujar geisha

Ana paham, ia menganggukkan kepalanya. Walaupun sudut matanya tidak bisa berhenti untuk bertanya.

Part 𝑘𝑎𝑙𝑖 ini memang dikit😊😊
Yang penting aku up, hahah semoga kalian suka aja.

Bayy, dan selamat siang

( ͡≖ ل͜ ͡≖)

Apa Yang Terjadi? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang