Dendam Tak Beralasan

15K 36 0
                                    

"aaaaaakh, ampun massss, perutku sakitt".
Jerit Darmi ketika sabuk Niel mengenai perut Darmi.

"Diam kau jalang, kau disini hanya pemuas nafsuku!! Hahahahaha". Ucap Niel tanpa belas kasihan.

Niel sangat suka dengan perut Darmi. Saat ini Darmi sedang mengandung 45 minggu. Seharusnya hpl nya tiga minggu yang lalu, tetapi Niel terus memberi obat pada Darmi agar kelahirannya tertunda.

Ayah Darmi telah berhutang judi banyak kepada Niel, sebagai gantinya Darmi harus menjadi pemuas nafsunya.

Niel sangat membenci ibunya, karena ibunya lah ayahnya meninggal. Hingga saat ini Niel sangat membenci wanita.

Niel membuka ikatan pada lengan dan kaki Darmi. Setelah itu Niel menyeret kaki Darmi.

Darmi telah kehilangan tenaga nya, ia hanya pasrah ketika Niel membawanya kedalam garasi.

"Cepat naik, di depan, tapi duduknya ngangkang!".

"Ba-baik tuan".

Saat ini Niel sedang menaiki sepeda gunungnya mengelilingi taman mansion. Ia menggonceng Darmi dengan posisi ngangkang.

Darmi hanya bisa menahan sakit pada kemaluan dan perutnya.

"Mas ampun mass, kemaluan dan perutku sangat sakitt".

"Oke sekarang gantian!".

"Ta-tapi mas".

"Gaada tapi-tapian!! cepat turun, dan gonceng saya!".

Darmi hanya pasrah, dengan susah payah ia menaiki sepeda gunung Niel dengan keadaan perut yang sangat besar dan sebelum Niel digonceng ia menyuntikan obat kontraksi pada perut Darmi.

"Aaakhh mas, apa yang kamu suntikan?." Tanya Darmi.

"Obat kontraksi, ayo cepat goes!!." Ucap Niel tenang.

Darmi telah bersepeda selama setengah jam, ia merasakan perutnya yang sangat keras.

"Mas sudah yaa, perutku sangat sakitt."

"Oke sekarang kita masuk kedalam." Ucap Niel meninggalkan Darmi.

"Buka semua bajumu, sekarang layani aku!"

Darmi mulai menaiki badan Niel tetapi Niel hanya ingin Darmi dibawahnya karena Niel sangat suka menindih perut Darmi.

Niel memasukan alat yang sebesar lengan tangannya kedalam kemaluan Darmi, setelah itu ia memasukan miliknya juga kedalam Darmi. Kemaluan Darmi saat ini sangat penuh.

"Aaaaakkhh." Jerit Darmi kesakitan.

"Diam kau, nikmati!!." Teriak Niel depan muka Darmi.

Plak plak plak plak

Niel menampar perut Darmi beberapa kali.

Niel memainkan dengan ritme yang sangat cepat, tangannya memegang salah satu buah dada Darmi, sedangkan satunya mengelus perut Darmi dengan tekanan yang sangat kuat, sehingga parmi merasakan sakit yang luar biasa.

"Aah, aahh Ma- aas aaahh saaahh kitt!." Darmi hanya bisa menangis dan mencekram sprai dengan kuat.

"Diam kau!! Raskan ini! Hahaha."

Plak plak

Niel menampar perut Darmi dengan kencang.

Ketuban Darmi sudah pecah tetapi Niel masih terus menyemprotkan spermanya kedalam rahim Darmi.

"Aku telah merasakan kepalanya, ohh ini sangat nikmat."

"Aaakhh, akhhh, mashh, to-- longhh, akhh , lepasssshh, milliikkhmuuhh, akhh masshh, biar-kanhh diiaaahhhkhh lahirr, akhh."

BirthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang