BAB 2

1.1K 248 36
                                    

✧・゚: *✧・゚:*✧・゚: *✧・゚:*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✧・゚: *✧・゚:*✧・゚: *✧・゚:*

Selang infus sudah dilepas dari tangan Freen. Mereka menyantap sarapan terlebih dulu sebelum meninggalkan rumah sakit dan berakhir didalam mobil Becky.

Kali ini Leo tidak ikut mengantar mereka pulang agar Freen tidak merasa takut dengan kehadiran orang asing.

Freen terkagum dengan mobil milik Becky. Freen yakin harga mobil tersebut 10x lebih banyak daripada hutang ayahnya.

" Pasangan sabuk pengaman mu Freen. " tegur Becky sebab Freen masih terdiam dikursi penumpang

" O-oke. " karena gugup seatbelt nya terus meleset

Becky sampai turun tangan untuk membantu Freen memasang seatbeltnya.

" Jangan gugup saat bersama ku Freen. Aku tidak akan marah atau melakukan hal buruk pada mu. " Becky tau berdasarkan hal-hal yang diceritakan Freen padanya, mungkin itulah sebabnya Freen sulit untuk merasa aman.

" Aku akan berusaha setenang mungkin. " Freen merasa tidak enak karena Becky beranggapan dirinya tidak mempercayai Becky padahal Becky lah yang telah menyelamatkan nya semalam

" Itu jauh lebih baik, bisakah kamu memberitahu dimana alamat rumah mu? " tanya Becky

" A-aku... a-alamat ku... " wajah Freen memucat, bibirnya sulit untuk mengatakan kalimat dengan benar

Becky menggenggam lembut tangan Freen, membuatnya sedikit rileks. " Dengarkan aku Freen, jika ada yang ingin kamu katakan maka katakan saja, jangan ditahan. Aku akan melindungi mu, tidak akan ada yang akan menyakitimu mulai sekarang. "

Freen menatap mata coklat terang Becky dengan seksama. Biasanya Freen akan sangat takut jika menatap mata seseorang namun mata Becky membuatnya tersesat dan tidak ingin kembali.

" A-aku tidak ingin pulang Becky. Ayah akan memukuli ku karena pulang tidak membawa uang sepeser pun. A-aku sangat takut dengan nya. " ungkap Freen berkaca-kaca

" Terimakasih sudah mempercayai ku dan mau menceritakan masalah mu. Jika kamu tidak ingin pulang maka kamu bisa melakukannya. " ucap Becky sambil menyekat air Freen

" Tidak pulang? lalu kemana aku harus pergi Beck? aku tidak punya rumah untuk pulang... " ucap Freen

" Jika kamu mau, ikutlah dengan ku Freen. Aku bersedia menjadi tempat mu pulang. " ucap Becky tanpa ada keraguan

" Pulang bersama mu? siapa aku sampai pantas mendapatkan bantuan sebegitu besar dari mu Becky? dari awal sampai akhir aku hanya menyusahkan mu. A-aku tidak menginginkannya... " Freen menggelengkan kepala tidak setuju

Sebenarnya ini adalah kesempatan emas bagi Freen supaya bebas dari rumah yang terasa seperti neraka setiap harinya.

" Aku tidak merasa kamu menyusahkan ku sejak awal karena kamu pantas mendapatkan nya. Aku akan selalu menghormati mu dan tidak akan melakukan hal-hal yang membuat mu merasa tidak nyaman." Becky menyakinkan

The HeiressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang