VoL 3: tunangan

890 104 2
                                    


"Terima kasih banyak sudah mau membantu ku membawakan buku-buku ini, Tuan Harris. Maaf jika aku merepotkan anda" Kata Ryoko sambil menenteng 3 buku tebal di tangannya sementara itu Harris membawa sekitar 7 buku tebal.

"Tidak masalah Nona Ryoko, saya senang bisa membantu seseorang yang sedang kesulitan." Harris terlihat tidak kelelahan sama sekali saat membawa buku-buku yang terbilang berat akibat tebal dari halamannya.

"Haha~ Tuan Harris memang pria yang baik hati!"

Saat mereka berdua melewati suatu lorong Ryoko dan Harris tak sengaja mendengar suara seseorang, Ryoko yang merasa penasaran langsung berlari mendekati suara tersebut diikuti oleh Harris.

"Bukankah itu.... Yang mulia Arion?" Ternyata asal suara itu dari Arion yang sedang berdebat dengan seorang wanita cantik berambut ungu panjang.

"Sepertinya aku pernah melihatnya" Ujar Harris sambil memandangi wanita yang bersama Arion.

Keduanya saling pandang pada Arion dan wanita cantik itu, Harris menatap dengan lekat orang yang sedang berbicara bersama Arion itu, ia berusaha melihat wajah dari sang wanita tersebut.

"ARION! ARION! TUNGGU! DENGARKAN AKU DULU!" Teriak wanita itu sambil memegang pergelangan tangan dari Arion.

"Keluar dari sini! Aku sudah mengatakan berapa kali bahwa aku tidak ingin melihat wajahmu itu dasar banjingan!"

"ARION AKU MOHON PADA—!"

Karena sudah tak tahan mendengar ocehan dari wanita itu, Arion tanpa belas kasih langsung saja mendorongnya hingga terjatuh kebawah lantai. Ia kemudian melangkah pergi meninggalkan wanita tersebut yang terus memohon-mohon padanya untuk mendengarkan penjelasan darinya. Akan tetapi Arion hanya menghiraukannya.

"Aku mohon.... Aku mohon dengarkan penjelasan dari ku sekali saja..." Setetes air mata mulai mengalir dari mata sang wanita, ia hanya duduk di lantai sambil menatap dengan sedih kepergian dari Arion.

"Nona" Panggil seseorang yang membuat wanita itu langsung menoleh kebelakang, ternyata itu Ryoko yang sedang menepuk pundaknya.

"S-siapa?..." Tanya nya dengan bibir gemetaran.

"Bangunlah, seorang wanita tidak baik duduk di bawah dengan keadaan seperti ini" Ujar Ryoko sambil mengulurkan tangannya, wanita tersebut kemudian bangkit dari duduknya. Sambil mengusap air matanya.

"Maafkan atas sikap dari yang mulia, dia itu memang agak emosional orangnya.."

"S-saya tahu... Terima kasih atas bantuannya, nona"

"Panggil saja aku Ryoko, kita sebagai wanita harus saling menolong bukan?" Tampak ekspresi wajah dari wanita itu perlahan mulai membaik, ia tersenyum lembut saat mendengar ucapan dari Ryoko.

"Anda.... Kalau tidak salah putri dari kerajaan selatan itu ya?" Tanya Harris mendekat kearah keduanya.

"Itu benar.... Saya Putri dari kerajaan selatan, nama saya Elaine Celestia, tunangan dari Tuan Arion."

"APA?! TUNANGAN?!!" Teriak Ryoko dan Harris secara bersamaan mendengar penjelasan darinya.

"Tunggu— itu mustahil bukan?! Nona apa mata mu tak salah lihat ya?!  Orang yang menjadi tunangan mu itu seseorang yang kejam, loh!!"

"Ya saya tahu akan sifatnya itu, tetapi kami berdua menjadi seorang tunangan bukan kemauan salah satu dari kami namun raja terdahulu lah yang memaksa kami berdua untuk bertunangan agar kerajaan Sol4ce dan kerajaan selatan berdamai.

"Sejak usia 10 tahun aku sudah di paksa bertunangan oleh ayahanda, ia berkata bahwa satu-satunya cara agar perang berhenti yaitu menikahkan ku dengan Tuan Arion." Lanjut Elaine menunduk dengan sedih mengingat selama ini hidupnya selalu di atur oleh ayahandanya itu.

"Apa anda menaruh perasaan pada beliau?" Tanya Ryoko yang sedikit penasaran sementara itu Elaine hanya menggeleng kepala.

"Walaupun berstatus sebagai tunangannya saya tidak pernah menaruh hati pada tuan Arion."

"Nona Elaine bolehkah saya bertanya sesuatu pada anda?

"Tentu tuan, apa yang ingin anda tanyakan?"

"Apa anda mengingat saya? Saya merasa kita seperti pernah bertemu sebelumnya" Kata Harris sambil menunjuk kearah dirinya.

Elaine terdiam sejenak memandangi wajah Harris, matanya perlahan mulai melebar ketika mengingat siapa sosok di depannya itu.

"Kamu?! Kalau tidak salah kamu anak dari penasehat itu bukan?!" Mendengar jawaban dari Elaine, Harris langsung tersenyum dengan gembira.

"Iya itu benar, kalau tidak salah dulu nona Elaine, aku dan tuan Arion berkumpul bersama di taman istana."

"Astaga saya tidak menyangka bahwa anda adalah anak dari penasehat agung itu, ayah anda sangat terkenal akan kesetiaannya pada sang raja."

"Haha itu benar, beliau sangat berbakti pada raja dan kerajaan ini."

"Omong-omong apa yang membawa anda jauh jauh datang kesini nona Elaine?"

Ekspresi dari Elaine perlahan berubah kembali, menjadi cemas.

"Sebenarnya saya datang kesini untuk meminta bantuan dari tuan Arion, karena segel penghalang raja iblis mulai retak. Saya khawatir segel itu akan hancur kapan saja tanpa di perkuat sihirnya."

"Segel penghalang raja iblis?! Aku pikir itu hanyalah sebuah mitos" Ujar Ryoko dengan kaget mendengar informasi itu.

"Mitos itu benar adanya, kerajaan selatan lah yang bertugas untuk menjaga segel itu agar raja iblis tidak lepas dan menguasi dunia ini."

"Itu terdengar gawat... Apa  kerajaan selatan tak memiliki sihir penguat segel itu?"

"Tidak ada.... kami dulunya memiliki seorang penyihir yang memiliki jabatan seorang pahlawan akan tetapi ia sudah lama menghilang selama 5 tahun lalu"

Tiba-tiba saja Harris mulai mengusap surai rambut Elaine dengan pelan, berusaha untuk menenangkan gadis itu. Walaupun terkesan sedikit tak sopan jika seseorang yang memiliki jabatan yang rendah menyentuh seorang bangsawan akan tetapi Elaine tak peduli akan hal itu, justru ia sangat senang bisa diperlakukan dengan lembut oleh Harris.

"Semuanya akan baik baik saja nona Elaine, saya akan usahakan mencari seorang penyihir untuk membantu anda." Suara Harris yang begitu menenangkan membuat Elaine nyaman, entah kenapa Elaine merasakan sifat ke-ibuan dari pria baik tersebut.

"Terima kasih.... Harris."

***

Disisi lain tampak Arion sedang berjalan menuju suatu ruangan megah, kaki nya melangkah masuk ketika pintu berwarna hitam terbuka untuknya.

"Kau terlambat, Arion." Kesal seorang pria dengan suara berat.

Terlihat dalam ruangan tersebut terdapat 4 orang mengenakan jubah merah dengan tudung yang menutupi wajah mereka semua.

"Langsung ke intinya saja, aku tak mau membuang-buang waktu ku berada di tempat ini."

"Sebentar lagi segel penghalang raja iblis akan hancur, aku harap kau segera menyiapkan tumbal untuk ritual nya."

Arion berdecak kesal mendengar perintah dari pria tersebut. "Aku tahu sialan, yang terpenting kapan permintaan ku akan di kabulkan?"

"Setelah kebangkitan raja iblis, kami akan mengabulkan semua permintaan yang kau mau."

"Akan ku pegang ucapan kalian tapi jika kalian berkhianat pada ku maka aku tak akan segan-segan untuk menghancurkan kalian semua disini." Ancam Arion sambil mengeluarkan semacam aura sihir berwarna ungu dari tubuhnya.

Setelah percakapan kecil tadi Arion langsung berjalan pergi meninggalkan ruangan tersebut.

"Manusia itu sungguh bodoh, rela melakukan segala cara hanya untuk membalaskan dendam mereka."

—TBC—
~BERSAMBUNG~

Helo helo para reader Zenan!~
Gimana? Apa kalian masih tertarik untuk memecahkan misteri dari book ini?
Kalau masih, tetap ikuti perkembangan chapter ya!
Kalau begitu see you next chapter reader!💨

WHO IS THE REAL KING? [Sol4ce]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang