VoL 5: penolakan sang raja

734 93 2
                                    


Bibirnya bergerak meniup teh yang sedikit panas lalu menyesapnya dengan perlahan sambil menikmati pemandangan di luar jendela.

"Sebentar lagi, rencana akan dimulai." Batin Arion sambil menatap pemandangan di luar jendela yang menampilkan kota-kota di kerajaan nya.

Setelah menikmati teh nya, Arion pun berjalan mendekat kearah meja kerja nya. Tangan nya kemudian bergerak mengambil jubah merahnya.

Arion lalu mengenakan jubah miliknya dan bersiap untuk melakukan pertemuan dengan kerajaan lain namun pandangannya seketika tertuju pada sebuah foto kecil di mejanya tersebut. Disana terpajang sesosok wanita yang sedikit tua dengan surai rambut putih mirip seperti dengan Arion.

"Aku berjanji akan mempertemukan kita berdua lagi, ibunda." Setelah mengatakan itu Arion kemudian melangkah keluar dari ruangannya.

***

Kini Arion duduk di singgasananya dengan memandangi ketiga pria didepannya, disana juga terdapat Harris berdiri di samping Arion.

"Terima kasih sudah menerima undangan dari kerajaan Dexter, yang mulia Arion" Ujar seorang kesatria berambut merah bernama Richard Ravindra.

"Langsung katakan apa yang kalian sampaikan." Kata Arion dengan nada malas.

"Kalau begitu izinkan saya menyampaikan pesan dari raja kami"

Harris memandangi sosok pria albino yang mengenakan pakaian seperti pendeta, tampaknya ia adalah penasehat dari kerajaan Dexter.

"Saya, Rex Arcadia sebagai pemimpin dari kerajaan Dexter mengutus ketiga bawahan ku untuk mengajak kerajaan Sol4ce melakukan kerja sama untuk memperluas perdagangan antar kerajaan." Ucap sosok albino tersebut dengan nada lantang membacakan sebuah gulungan kertas berisikan pesan dari raja kerajaan Dexter.

Setelah membacakan isi dari pesan tersebut, ruangan itu seketika hening. Arion tampak memandangi ke tiga orang didepannya sebentar sambil memikirkan jawaban yang tepat dari mereka.

"Aku menolak."

Dua kata tersebut langsung membuat seluruh ruangan terkejut mendengar jawaban yang begitu singkat dari Arion.

"Maaf yang mulia tetapi bukankah akan b—"

"Ini perintah, aku tak peduli akan keuntungan apa yang akan di terima jika aku menerima atau menolaknya. Jika diantara kalian tak ada yang setuju dengan pendapatku maka aku tak akan segan-segan untuk mengadakan perang antar kerajaan."

Arion kemudian berdiri dari singgasananya lalu melangkah pergi keluar dari ruangan tersebut, ketiga utusan dari kerajaan Dexter hanya menghela nafas dengan sedikit kecewa akan penolakan dari Arion.

"Saya sebagai penasehat dari yang mulia Arion, meminta maaf sebesar-besarnya atas sifat tak sopan dari raja kami." Ujar Harris sambil membungkuk maaf di depan ketiga pria itu.

"Tidak apa-apa dari awal kami memang sudah di peringatkan oleh raja kami bahwa seseorang yang akan sulit diajak untuk bekerja sama." Jawab Richard yang hanya melemparkan senyum tipis pada Harris.

"Itu benar, kami juga sudah menduga bahwa akhirnya akan seperti ini" Timpal seorang pria bersurai ungu dengan rambut terikat.

Mendengar jawaban dari mereka membuat Harris merasa tak enak pada ketiga pria itu.

"Setelah ini apa yang akan kalian lakukan??"

"Kami akan kembali ke kerajaan untuk melaporkan hal ini pada, yang mulia Rex."

"Tetapi perjalanan kalian kembali ke kerajaan itu bisa terbilang sangat jauh dan butuh beberapa hari, jika tak keberatan kalian bisa menginap disini untuk sementara waktu." Mendengar tawaran dari Harris membuat ketiganya terkejut.

"Anda yakin?"

"Tentu saja, saya dengan senang hati akan memesankan penginapan untuk kalian."

***

"Aku tak menyangka bahwa kamu memesan penginapan hanya untuk mereka, bukan kah harga penyewaannya setara setengah gaji mu, Harris?"

"Itu benar.... Uang ku hampir habis karena membayar biaya penginapan nya." Kata Harris sambil menyandarkan tubuhnya pada dinding ruangan.

Souta hanya menghela nafas pelan, ia tidak habis pikir bahwa teman nya akan merelakan uang nya hanya untuk membantu orang lain. Padahal Souta tahu saat ini Harris sedang krisis ekonomi.

"Kau ini selalu saja seperti itu, tak memikirkan diri sendiri dan hanya mementingkan kepuasan orang lain."

"Permisi" Ujar seseorang membuat Souta dan Harris langsung menoleh ke belakang.

"Anda? Penasehat kerajaan Dexter itu bukan?" Tanya Harris saat melihat sosok pria albino di depannya.

"Itu benar, nama saya Lucentia. Saya datang kesini ingin mengucapkan terimakasih banyak atas kebaikan dari anda Tuan Harris dan sebagai gantinya kami akan menggantikan uang anda itu"

Lucentia pun mulai mengeluarkan sekotak kecil yang berisikan banyak koin emas didalam sana, Souta dan Harris langsung tercengang bukan main melihat jumlah koin emas yang ada didalam kotak.

"Anggap saja ini hadiah dari kerajaan Dexter." Kata Lucentia dengan senyum tipis di wajahnya.

"H—HARRIS KAMU KAYA! KAMU KAYA HARRIS!" Teriak Souta dengan histeris sambil menggoyang-goyangkan bahu Harris.

"BERHENTI MENGGERAKKAN BAHU KU SOUTA!!"

Lucentia hanya tertawa kecil melihat kelakuan mereka berdua kemudian Souta berhenti menggerakkan bahu Harris dan mulai mengambil kotak tersebut dari Lucentia.

"Terima kasih banyak tapi apa ini t—?!"

"Shhttt! Terima kasih banyak atas hadiahnya tuan Lucentia, Harris pasti sangat senang mendapatkan hadiah sebanyak ini dari anda" Selah Souta sambil menyumpal mulut Harris dengan sapu tangan nya.

"Begitu ya? Senang juga mendengar hal itu"

Setelah obrolan kecil itu Souta pun disuruh oleh Harris untuk kembali ke istana untuk menaruh kotak pemberian dari Lucentia ke ruangannya, Souta dengan senang hati menerima suruhan tersebut asalkan ada imbalannya tentu.

"Sekali lagi maaf soal tadi tuan Lucentia."

"Tidak apa-apa tuan Harris anda tak perlu meminta maaf, oh ya— kalau tidak salah anda adalah penasehat raja Arion bukan?"

"Itu benar"

"Sudah saya duga, dari penampilan dan sifat anda sungguh cocok menjadi seorang penasehat."

"Haha anda tak perlu memuji seperti itu, ngomong-ngomong saya juga pernah dengar di kerajaan Dexter bahwa anda seorang penyihir juga ya?"

Lucentia pun mengangguk pelan. "Itu benar saya juga seorang penyihir di kerajaan Dexter."

Harris terdiam sejenak untuk berpikir untuk mengatakannya atau tidak pada Lucentia.

"Apa anda tau tentang segel raja iblis?" Dengan keberanian penuh akhirnya Harris mengeluarkan satu pertanyaan yang ia ingin tanyakan pada Lucentia.

"Segel raja iblis ya.... Yah saya tahu akan segel itu, memangnya kenapa?"

"Di kerajaan selatan segel itu berada disana, saya diberitahu oleh putri kerajaan selatan bahwa segel itu mulai melemah. Oleh karena itu saya ingin tahu apakah anda bisa membantu saya dan putri untuk memperkuat segel tersebut."

Lucentia mengangguk angguk paham akan situasi yang di jelaskan oleh Harris, mungkin tidak ada salahnya untuk menerima bantuan itu.

"Saya mengerti, atur saja jadwal pertemuan nya maka saya akan datang."

—TBC—
~BERSAMBUNG~

WHO IS THE REAL KING? [Sol4ce]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang