quattro

170 27 3
                                    

Sinar matahari senja menyinari jendela kelas IPA 1 yang masih Chiquita tempati sendirian, matanya berkedip berulangkali sambil menatap sekeliling mencari kesadarannya, hingga pandangan nya terfokus pada jam dinding yang menunjukkan pukul 5 sore saat ini. Untungnya sekolah ini terkunci di jam 6 karena masih banyak ekskul dan ada beberapa yang melakukan les atau pun latihan lainnya.

Langkahnya membawanya jauh menuju parkiran motor yang sudah sepi karena sebagian besar yang masih disekolah mengunakan jemputan. Sambil mengucek matanya Chiquita duduk sebentar di atas motor sambil memainkan helmnya.

" Secapek itu Sampe gua ketiduran?". Bingung nya lalu mengunakan helm dan mencoba menghidupkan mesin motor

Vrumm...

Motor sport itu telah keluar dari perkarangan sekolah

.........

" Mau kemana?'. Suara serak seorang pria membuat ahyeon yang Sudah bersiap untuk Pergi menghentikan langkahnya dan menoleh kearah sang papah yang duduk di sofa sambil menatapnya datar

" Mau ke tempat asa pah, aku udah kelar belajar kok". Ujar wanita mungil itu Dengan hati-hati

Pria yang disebut papah pun berdiri dan melangkah mendekati sang anak yang diam didekat tangga " awas kalo pergaulan kamu membuat nilai disekolah menurun, papah akan lebih ketat ngurung kamu buat belajar terus menerus di dalam kamar. Tanpa sekolah kalo perlu". Ahyeon menundukkan kepalanya dengan sautan kecil seperti " iya " pria itu pergi meninggalkan sang putri yang sekarang kembali takut Untuk melangkah

Bahkan belum dia bebas, ancaman sudah duluan dia dapatkan sehingga membuat perempuan yang berusia belasan tahun itu menjadi kaku akan kemampuan nya sendiri. Bahkan sekarang dia menjadi ragu untuk bergerak keluar.

.
.
.

Disini lah ahyeon sekarang, duduk di taman kota yang letaknya dekat dengan kediamannya, membatalkan rencana pergi bersama para sahabat dan berganti dengan momen kesendirian dan pemikiran yang panjang, jika di lihat dan di nilai maka orang-orang akan mengatakan bahwa ahyeon tidaklah memiliki kekurangan apapun. Tapi nyatanya bagi wanita cantik itu sendiri dirinya memiliki banyak kekurangan. Apalagi dengan orang tua yang tidak mempercayainya dalam pergaulan.

Memperhatikan bagaimana orang-orang asik bermain bersama keluarga dan juga pasangan, sejenak membuat ahyeon merasa bahwa dia benar-benar sendirian di sini. Tapi, pemikiran itu sirna kala kedua tangan menutupi matanya

" Siapa?". Ahyeon bertanya sedikit was-was

" Chiquita". Ujar orang itu yang membuat ahyeon tersenyum kecil sambil bergeleng

" Lepasin ".

" Kenapa sendirian?". Tanya Chiquita yang berjalan mengitari kursi lalu duduk tenang di sebelah ahyeon dengan jarak yg sedikit jauh

" Piknik yok?". Ajakan Chiquita di geleng langsung oleh ahyeon yang memang hanya ingin duduk diam Tanpa berinteraksi dengan apapun apalagi melakukan sesuatu hal

" Lo kenapa dah bocah?". Bingung Chiquita sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

" Lo gak bisa apa ya gak muncul dimana-mana? Capek gue ladenin Lo Sumpah". Ucap ahyeon tanpa menoleh kearah Chiquita yang sekarang sedang tersenyum manis

" Jawabannya akan selalu sama kayak yang dulu-dulu". Saut Chiquita dan hanya di balas dengan gelengan kepala lelah dari ahyeon

" Lo gak mau cerita apa-apa ke gua? Anggap aja kalo gua ini yedam". Ucapan Chiquita mengundang ahyeon untuk menatap nya lebih Lamat

" Lo suka yedam kan? Jujur aja". Saut Chiquita lagi tapi tidak di respon " apa yang kurang dari gua? Dan apa yang harus gua ubah biar Lo bisa ngelirik gua sekali aja".

WHAT A TROUBLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang