3.Inojin

276 27 1
                                    

Pukkk

Punggung itu tersentak karena terkejut,hinata melihat ke belakang dan menatap seorang anak kecil yang melemparinya sebuah sepatu.ia lalu memungutnya dan menghampiri bocah tersebut.

Anak kecil itu memakai tas sekolah,terlihat menangis dan hendak membuang sepatu yang masih ia pakai " apa yang terjadi nak?" Hinata mendekat dan berjongkok didepan anak kecil itu.

"Jelek,sepatu itu jelek" ucapnya dengan nada yang sarat akan kekesalan.

Pandangan hinata beralih ke sepatu yang ia pegang,'jelek dari mana' batinnya.sepatu ini sangat bagus dan bahkan tidak kotor sama sekali,ini seperti baru dibeli kemarin.

"Ini masih bagus,gambarnya juga lucu"

"Huuhh kalau kakak mau ambil saja"

Anak itu melepas sepatunya yang sebelah dan memberikannya pada hinata,ia lalu mulai melangkah untuk pergi dengan hanya memakai kaos kaki.

"Hei nak,apa kau sedang marah? Dimana orang tuamu?" Hinata bertanya dengan lembut.

"Tidak tau"

Woww,anak ini sangat jutek sekali fikir hinata. ia menatap penampilan anak itu.sangat rapi dan bersih,pakaiannya juga bagus dan terkesan mewah dan juga wajah anak itu sangat tampan.meskipun memasang wajah yang terlihat sangar tapi dimata hinata itu sangat lucu.

"Lalu sedang apa disini sendiri? Bagaimana jika ada yang menculikmu?"

"Biarin"

Hinata mengerjapkan kedua matanya,anak ini tidak lucu sama sekali.wajahnya sangat datar dan nampak tak suka dengan keberadaan hinata.hinata menggelengkan kepalanya pelan,berdiri dan menatap wajah anak itu yang sedikit pucat.anak kecil itu menatap kesal ke arah hinata,lalu melepas dan melemparkan tas yang ia bawa kepada hinata.

"Itu juga jelek,ambil saja"

Sepertinya anak ini tidak diajari sopan santun,membuang barang saat sedang marah atau kesal itu tidak baik.

"Baiklah jika begitu,aku akan menyimpan ini jika kau tak menyukainya" hinata berbalik lalu melangkah untuk pergi,ia tak mau membuat anak itu lebih marah akan keberadaannya jadi ia memutuskan untuk pergi.

Setelah berjalan 300 meter tiba-tiba saja anak itu berteriak dibelakangnya sambil menangis dan berlari kearah hinata.

Kami-sama sekarang apa lagi.

"Baiklah nak,sekarang ada apa lagi? Kau menginginkan ini kembali"?

Ia menggelengkan kepalanya sambil sesenggukan,hinata merasa gerah sekarang ia ingin segera pulang dan mandi,bajunya sudah lumayan basah karna keringat.tentu karena pagi tadi ia sedang berolahraga dan berniat pulang.tapi karena anak ini hal itu jadi tertunda.

"Aku hiks..aku..hiks..hiks..hikss"

"Hei nak berhenti menangis,orang bisa berfikir aku tengah menyakitimu" hinata menatap ke arah sekitar,takut ada yang salah paham.

"Uuhhh..lapar .. hiks..hikss..lapar"

"Baiklah ayo kita cari tempat makan"

***

Hinata bersyukur,untung saja ia membawa uang saat berolahraga tadi.biasanya hinata tak membawanya dan entah kenapa ia ingin membawanya hari ini lalu hal ini terjadi uangnya untuk membeli makan anak ini.

Anak itu melahap semangkuk bubur ayam spesial yang ia pesan dengan terburu-buru,pasti anak ini kelaparan karena habis menangis tidak jelas.ia menatap tas anak kecil itu dan membuka isinya.sebuah kanvas dan juga kuas lalu sebuah buku gambar,ia membuka lembaran demi lembaran kertas itu dan takjub akan gambar yang dibuat anak kecil itu.gambar itu bahkan sudah diberi nilai oleh gurunya.

"Hei nak,kau yang menggambar ini kan? Ini sangat bagus"

"Jelek,gambar itu jelek"

"Kenapa semua kau bilang jelek?"

"Memang jelek"

Atur nafas hinata.

"Paman aku mau lagi"

Hinata menoleh,cepat sekali anak itu menghabiskan buburnya.padahal itu masih lumayan panas ternyata kecil begini nafsu makannya besar juga.

Setengah jam mereka duduk disana dan akhirnya anak itu memakan tiga mangkuk bubur sendirian,hinata lumayan terkejut apa perut anak ini tidak terasa penuh? Kalau itu hinata ia pasti sudah muntah karena ia tidak bisa makan banyak.

"Sudah kenyang nak?"

"Mau susu"

Hahh?

"Aku mau susu"

"Kau yakin perutmu akan baik-baik saja? Kau masih sanggup?" Anak itu tersenyum dan mengangguk dengan sangat yakin.dan pada akhirnya mereka pergi ke toko dan membeli dua kotak susu.

"Siapa namamu dan tinggal dimana?" Hinata bertanya menatap anak itu yang tengah asik menyedot susu rasa stroberi.

"Aku Inojin..aku tinggal dialamat xxxxx"

"Itu agak jauh dari sini,apa kau sekolah disekitar sini?" Hinata bertanya karena anak itu memang tengah memakai seragam sekolah.

"Tidak .. sekolahku dekat dengan rumah"

"Lalu kenapa bisa disini? Terlebih sendirian?"

"Aku bosan disekolah kak,jadi aku memutuskan untuk bolos dan pergi dengan berjalan lalu aku sudah ada disini" ucapnya dengan santai.

Woww siapa kira-kira yang mengajarkan anak ini untuk bolos? Hinata yakin jika orang tuanya tahu anak ini pasti akan dimarahi habis-habisan.ia masih kecil dan sudah berani untuk bolos sekolah,bagaimama jika dia sudah dewasa nanti ya?.

"Orang tuamu pasti marah jika tahu akan hal ini nak,kau harus pulang sekarang"

"Kakak tenang saja,mereka tidak ada dirumah"

"Meskipun begitu kau harus tetap pulang,tidak baik berkeliaran sendirian seperti ini nak kau itu masih kecil.aku akan mengantarmu pulang"

"Nama kakak siapa?"

"Hinata"

"Hhmm marga kakak?"

Hinata terdiam.marga ya? Ia dilarang untuk menyebutkan marganya karena marga itu tidak pantas untuk ia sandang,ayahnya berkata jika ia sampai menggunakan marganya maka hinata akan bunuh oleh ayahnya sendiri hyuuga hiashi.

"Tidak ada nak,aku tak punya marga.lalu kau sendiri apa margamu?"

"Margaku jelek,aku tidak suka"

Oh kami sama,sepertinya kata jelek sudah melekat dikepalanya yang mungil ini.

"Baiklah,aku akan mengantarkanmu pulang sekarang"

Anak itu tidak mau pulang dan memilih untuk diam,hinata dengan rayuan yang ia buat akhirnya bisa membujuk anak ini dengan cara digendong.saat mereka sudah sampai dihalte bus,sebuah suara memanggil nama anak itu.

"Inojin"






*****

Terima kasih sudah membaca
Silakan vote minna 🥰

Tekan

👇

Menanti Cahaya (Sasuhina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang