CHAPTER 5

103 16 6
                                    

Hai 🙌🏻
Apa kabar nih? Dijawab dong
Siapa yang nungguin cerita ini update?
Alhamdulillah aku update, senang nggak? Yang seneng harus jawab sih aku maksa hehe bercanda 😁

Jangan lupa vote ⭐ , komen, dan share cerita ini ya.

Makasih 💖

Happy reading

“Apa sih lihatinnya biasa aja? Kenapa berhenti?” Jeje memberi pertanyaan karena Hana melihat dirinya dengan pandangan aneh.

Hana yang diajak berbicara, memandangi wajah sahabatnya yang tadi sempat terkejut sehingga membuat ia berhenti melanjutkan kalimatnya.

“Gimana gue nggak berhenti, lihat muka lo lucu kaget gitu. Jarang-jarang lo munculin ekspresi selain jutek,” balas Hana santai dan tersenyum manis.

“Nyeselin lo ya!” Jeje mengacak-acak rambut Hana. Ia merasa gemas dan kesal melihat tingkah Hana yang polos.

“Oke oke maaf, lanjut nih ya?” tanya Hana sambil membenarkan tatanan rambutnya dan memakai kembali bando berwarna coklat muda yang tadi terlepas.

“Hmmm.” 

“Jadi tadi setelah ditinggal lo, gue niatnya mau jalan ke arah kelas. Waktu gue jalan tiba-tiba dari arah belakang ada murid yang lari-larian tanpa sengaja nyenggol gue. Otomatis gue yang badannya mungil ini kehilangan keseimbangan dong. Olenglah eh di depan ada gerombolan kak Melfano dan kawan-kawan. Itu cepat banget gitu aja. Gue aja sampe syok karena waktu jatuh belum tau kalo yang gue tabrak tuh kak Melfano. Sampe murid yang di situ pada sorakin, dan lo tau Je. Kak Melfano nyodorin tangannya buat bantu gue berdiri dan disitulah mata gue sama dia bertatapan. Jantung gue berasa nggak aman banget. Gue antara malu, merasa bersalah, sama salah tingkah. Gue rasanya mau lari kabur aja dari tempat itu,” kata Hana kali ini menjelaskan dengar lancar.

“Wow, gue cie-cie nih. Mau nggak lo?” tanya Jeje jahil.

Wajah Hana bersemu merah. Membayangkan kembali kejadian itu yang tidak mudah ia lupakan. 

Emang lo yakin mau lupain kejadian itu sama crush lo Han? Ya kali hehe

“Haha ternyata cewek kayak lo yang katanya pendiam dan pemalu itu bisa jatuh cinta juga ya? Bisa salting juga nih. Cie cie Hana. Apakah kisah cinta lo bakal berjalan indah seperti novel-novel yang udah lo baca itu Han?” 

“Nggak tau ah,” balas Hana menelungkupkan kepalanya di meja.

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Hana dan Jeje baru saja keluar dari pintu gerbang sekolah. 

Seperti biasa suasana sekolah sangat ramai murid-murid terlihat sangat tidak sabar untuk pulang ke rumah merebahkan diri di kasur, bermain ponsel, dan hal menyenangkan untuk mengusir kepenatan dari aktivitas di sekolah.

 Ada juga dari mereka yang terlihat lesu mungkin setelah kegiatan sekolah mereka harus kembali berkutat dengan bimbel tambahan, les privat, dan kesibukan yang menuntut mereka untuk patuh menjalankannya. 

Hana menepati janjinya untuk mentraktir Jeje jajanan yang ada di depan sekolah mereka. Banyak pedagang di sana dan tentu saja menjadi incaran para murid yang kelaparan dan suka jajan.

“Silahkan pilih saja nona, Anda ingin menu jajan yang mana?” tanya Hana berlagak seperti pelayan sambil menunjuk banyak pedagang di depan mereka.

“Apa ya yang enak, banyak, dan murah aja,” balas Jeje yang jarang sekali keluar membeli jajanan seperti ini, sehingga dia bingung memilih.

“Yaya yang jarang makan jajan pinggir jalan mah apa. Lo harus coba semuanya.”

VISUAL || KAMU FIKSI YANG NYATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang