Chapter 6 (Mantan)

755 61 8
                                    




"Arm, bagaimana perkembangan latihan mereka?"

Arm menggeser ipad yang tengah dipegang olehnya. Mencari informasi yang diinginkan oleh sang tuan.

"Untuk menembak Nani lebih unggul dari yang lain. Sedangkan Peat, ia lebih lihai dalam bela diri. Ping dalam berenang dan Bank menguasai bidang komputer seperti saya, tuan. Walaupun mereka omega tapi saya akui mereka cukup pandai di bidang lainnya. Hanya mungkin karna status mereka menjadikan keahlian mereka tidak begitu diasah."

Apo menganggukkan kepala sambil tersenyum puas. "Aku tidak salah memilih mereka, instingku tak pernah mengecewakan. Sekarang panggil mereka berempat. Aku ingin membagi tugas untuk mereka."

"Baik, tuan"

Arm bergegas menghubungi penjaga yang berada di dekat kamar mereka untuk menyuruh mereka ke ruang tamu keluarga Romsaithong, tempat Dimana Apo berada saat ini.

Tok
Tok
Tok

Suara ketukan pintu mengagetkan Nani yang sedang berbaring di kasur. Ia berjalan ke arah pintu. Membukanya perlahan dan menemukan seorang penjaga di depannya.

"Tuan Apo menunggu kalian di ruang tamu" ucap penjaga tersebut.

"Ah iya, kita bakal ke sana" jawab Nani

"Cepat, jangan membuat tuan Apo menunggu terlalu lama. Atau kalian akan mendapat hukuman." Sambungnya lagi sambil berlalu pergi meninggalkan Nani yang masih berada di depan pintu.

Nani hanya mengedikkan bahu mengabaikan kepergian penjaga tadi. Kembali masuk ke kamar dan menggedor pintu kamar mandi.

"Ping, buruan!!!!! Kita udh ditunggu sama Tuan Apo di ruang tamu!"

"Iya iya, Nani. Ping denger kok gak perlu teriak-teriak." Sahut Ping dari dalam kamar mandi.

"Lagian lo lama banget, lo mandi atau nyusun skripsi sih di dalem. Gue juga belum mandi nih."

"Hehehe Ping masih mandiin kitty, sabar dong Nani."

Nani menautkan kedua alis nya, bingung siapa yang dimaksud oleh Ping.

"Hah?! Kitty siapa?"

"Bebek karet Ping, namanya Kitty."

"HAH?!!! PING JADI LO LAMA DI DALEM MANDIIN BEBEK KARET?! Keluar gak lo sekarang. Gue bakal bakar tuh bebek karet. Kalau sampai bikin kita telat ketemu Tuan Apo!"

Nani makin menjadi mengedor pintu kamar mandi. Menyuruh Ping keluar. Tensi darah nya sepertinya akan cepat naik.

Sedangkan di kamar Peat dan Bank. Mereka berdua juga sudah di beritahu oleh penjaga. Berbeda dengan keadaan di kamar Ping dan juga Nani. Di kamar Peat dan Bank terlihat lebih tenang.

Karna Bank yang sudah mengantisipasi bahwa akan dibangunkan lebih awal. Membangunkan Peat untuk bersiap. Walaupun perlu usaha extra karna Peat tidur seperti orang mati.

"Bangun Peat, udh pagi nih. Buruan kamu mandi!" Bank menggoyangkan badan Peat berharap dia akan cepat bangun.

Bukannya bangun Peat malah makin menarik selimut menutup tubuhnya dan memeluk bandal guling. Tak kehabisan akal Bank membuka horden dan mematikan ac serta menghidupkan musik dengan volume keras.

Mulai kegerahan Peat menyingkap selimut dan memicingkan mata ke arah Bank.

"Iiihh masih pagi Bank, gue masih ngantuk. Buruan idupin lagi ac nya." Pinta Peat tanpa membuka matanya

"No, karna ini udh pagi Peat kamu harus bangun. Jadi orang kok suka banget tidur sih"

"Biarin bodo amat, gak peduli gue. Cepet idupin ac nya Bank" Rengek Peat

Destiny (Romsaithong Family)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang