Chapter 5 ( Pengawasan)

775 73 9
                                    


DORR

DORR

DORR

Suara tembakan menggema di dalam ruangan tembak keluarga Romsaithong. Para omega baru menyelesaikan sesi latihan menembak mereka hari ini. Setelah sebelumnya melakukan sesi latihan yang lain seperti bela diri, berenang, serta olahraga fisik lainnya.

"Oke, hari ini cukup sampai di sini. Besok kalian akan latihan lagi, di jam yang sama. Kalian boleh pergi."

"Baik, Senior."

Pelatih sekaligus senior itu mulai pergi dari hadapan mereka.

Mereka langsung terduduk lesu dan membaringkan badan mereka yang pegal di atas lantai.

"Anjir, pegel semua badan gue." Gerutu Nani

"Sama, badan gue juga kayak mau remuk." Sambung Peat

"Aku gak nyangka kalo latihan fisiknya sebanyak ini. Mana masih lanjut besok lagi." Keluh Bank

"Ping bisa mati nih Banky kalo gini terus." Rengek Ping pada Bank

Mereka berempat mengeluarkan semua keluh kesah mereka tanpa menyadari kalau mereka dipantau oleh seseorang.

"Terus awasi mereka dan laporkan semua gerak-gerik mereka pada saya, Big." Perintah sang tuan pada anak buah nya

"Baik, tuan Meen. Ada lagi yang anda butuhkan?"

"Untuk saat ini tidak ada, kau bisa pergi sekarang."

"Baik, Tuan. Saya permisi"

Big meninggalkan ruangan tuannya itu. Sedangkan Meen masih menatap layar ipad yang menampakan cctv di ruang tembak. Dimana para omega berada.

Dia masih tidak habis fikir kenapa Papo nya mencari orang sembarangan untuk menjaga sang adik bungsu. Padahal dia bisa saja mencarikan orang-orang terbaik yang dapat melindungi adik kecilnya itu dan jelas bukan omega.

"Apa yang sebenernya direncanakan oleh Papo sehingga memperkerjakan omega di rumah ini?" Heran Meen.

Meen melangkahkan kaki menuju kaca besar yang menjadi pembatas antara ruangan kerjanya dengan taman kecil yang sengaja ia buat untuk tempat bersantai. Menggeser pintu kaca tersebut dan mulai duduk di salah satu bangku di sana.

Mencari ponselnya lalu menelpon seseorang.

"Halo, ada apa kak?"

"Lo sibuk gak skrng, gue butuh bantuan lo."

"Tumben banget nih, apa kakak gue yang cuek ini lagi pengen nyari pasangan. Gue bakal nyariin omega atau beta untuk lo kak, tinggal sebut saja."

"Jangan bercanda Fort. Gue bukan player kayak lo. Cepat datang ke ruangan gue skrng."

"Hehehe, ok ok. Otw komandan!!"

Meen menutup telpon setelah mendengar jawaban adik ke-3 nya itu.  Sembari menunggu Meen mulai mengerjakan pekerjaannya yang sempat tertunda tadi.






Apo membalik majalah yang sedang dibacanya dengan anggun. Tak lupa didampingi secangkir teh dan beberapa dessert kesukaannya. Semua kegiatan Apo memang sangat mencerminkan seorang Nyonya dari keluarga terpandang.

Sedangkan di depan Apo, Fourth mengerjakan tugas sekolah yang di berikan oleh gurunya. Jujur dari pada mengerjakan tugas seperti ini. Fourth pasti lebih memilih bermain game kesukaannya.

Fourth menggerutu dalam hati karna dia tidak bisa lolos dari Papo nya kali ini. Karna Arm melaporkan dirinya yang sering mengabaikan tugas sekolah sehingga nilainya turun.

Destiny (Romsaithong Family)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang