5

11 6 7
                                    

"semua orang yang sebenarnya ada disini licik dan jahat"

...

Di dalam ruangan dengan beberapa alat-alat yang terpasang ditubuh seorang perempuan yang tengah berbaring itu. Dengan lemah perempuan tersebut membuka matanya perlahan dengan tatapan sayu nya menatap ke sekeliling ruangan.

Seorang perempuan yang memakai baju pasien Rumah Sakit Grattendiar. Di luar terdapat 2 bodyguard yang tengah mengawal seseorang tepat menengahi pintu.

Beberapa orang yang memaksa masuk kedalam pintu itu, kedua bodyguard pun mencegah mereka untuk tidak masuk ke dalam ruangan itu.

2 bodyguard vs 5 strangers

Pertengkaran terjadi, bodyguard pertama melawan beberapa orang dengan gerakan taekwondo yang telah ia pelajari selama 10 tahun menjadi bodyguard perempuan itu.
Bodyguard kedua melawan tiga orang yang lebih besar darinya.

"Minggir Lo semua dari sini" ucap bodyguard 1 yang menyerang mereka berlima secara langsung.

"Anjing lu ya" ucap salah satu strangers yang merasa kesakitan pada area pelipisnya yang entah kapan mengucurkan darah segarnya.

"Ada apa nih, ribut-ribut ga ngajak gua"  ucap seseorang yang tiba-tiba muncul dari lorong Rumah Sakit Grattendiar, dia berlari dengan senyum smirk nya yang mengarah ke semua orang yang sedang memulai pertengkaran itu.

Mereka berdua tumbang, balutan kaki dengan celana hitam telah sobek serta darah segar yang mengenai kemeja mereka berdua. Kacamata yang tadinya terpasang sekarang telah jatuh pecah terinjak-injak oleh mereka. Baju mereka yang awalnya tertata dengan rapi sekarang berubah tempatnya tak seperti sedia kala.

"SIAPA KALIAN, PERGI PERGI PERGI KALIAN DARI SINI, HILANGKAN MEREKA SEMUA SEKARANG JUGA!, PERGI KALIAN PERGI DARI SINI SEKARANG!" Ucap perempuan tersebut dengan nada tingginya, telunjuknya yang mengacung kesemua arah yang berada di ruangan itu menunjukkan menyuruh mereka yang berada didalam ruangan.

...

6-7-2014, Semarang Jawa Tengah

"Arina, aku udah capek sama semua ini"

"Sabar ya, sebentar lagi selesai tunggu sebentar ya?" Ucap Arina menenangkannya, mengusap-usap kepalanya secara perlahan.

"Semua orang disini licik dan jahat Arin"

"Iya aku tahu semua orang disini jahat, tapi tolong.. tolong hidup lebih lama..."

"Aku ga bisa hidup lebih lama, aku udah denger apa kata dokter, sisa 2 Minggu lagi hidup aku Arina" air matanya yang sedari tadi membendung di bawah matanya sekarang telah jatuh, butiran-butiran kecil telah jatuh secara bertahap memenuhi pipi cantik nya itu.

"Siapa bilang sisa 2 Minggu lagi hmm???, dokter tadi cuma bercanda ga usah dibawa serius" senyum, senyuman palsu yang ditampilkan olehnya, tak sadar butiran air turun ke pipinya.

....

"Siapa dia?, mengapa wajah kita berdua mirip???" Ucap Arina bangun dengan nafas tak beraturannya.

"Untung cuman mimpi" ucapnya mengusap dadanya secara perlahan

Tokk tokk tokk

"Bentar" beranjak turun dari kasurnya untuk membukakan pintu.

"Siapa ya??" Ucap Arina dengan ekspresi bingungnya, tepat dihadapannya terdapat seorang wanita paruh baya yang tersenyum kearah Arina

"Saya Ria Ranti, pacar papa kamu, besok minggu depan acara pernikahan kami berdua jadi jangan lupa hadir ya" ucap wanita tersenyum menampakkan gigi atasnya.

Arina melihat ke belakang wanita tersebut terdapat papanya dengan ekspresi datarnya setiap saat.

"Bye pembunuh jangan lupa hadir ya" bisik wanita itu sembari memegang rambut Arina perlahan kemudian menghempaskannya begitu saja.



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arina dan Luka yang Dipeluknya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang