~Happy reading~
Sunoo sedang duduk di salah satu kursi yang ada di taman rumah sakit. Dingin nya angin malam sama sekali tidak mengusik nya, ia pandangi bulan yang saat ini berbentuk bulat sempurna di tambah bintang-bintang cantik yang bersinar menerangi langit malam.
“bintang, itu bersinar paling terang. Apakah itu kau ibu?” Sunoo tersenyum sendu dengan mata yang berkaca-kaca seolah sedang mengadu.
“banyak yang ingin aku tanyakan padamu Bu, mimpi beberapa hari kebelakang ini apa kah itu sebuah isyarat?” Kini kepala nya menunduk membiarkan cairan bening itu membasahi pipi bulat nya.
“Ini pakailah.” Sunoo terkejut saat seorang peria yang tidak ia kenali menyodorkan sebuah sapu tangan padanya.
Walaupun awalnya ragu tapi ada sebuah dorongan di hati nya untuk menerima sapu tangan itu “terimakasih” suaranya terdengar bergetar.
“Boleh aku duduk di samping mu?” Tanya orang itu. Sunoo mengangguk lalu bergeser sedikit agar dia bisa duduk di samping nya.
“Kau tau, terkadang takdir memang sangat menyakitkan. tapi sebagai manusia ada baik nya juga kita harus mengikuti aliran darah sebagai takdir”
Sunoo tidak mengerti dengan apa yang di katakan peria asing di samping nya ini. Sunoo juga tidak bisa melihat wajah nya dengan jelas karena tertutup topi dan masker hitam yang ia pakai.
Tiba-tiba peria itu berdiri “terimakasih sudah mengizinkan ku duduk di sebelah mu, lain kali kalau kita bertemu panggil aku kaka”
Bagai di hipnotis Sunoo benar-benar tidak bisa mengatakan apapun saat peria asing itu pergi, ia hanya bisa menatap punggung peria itu yang perlahan menjauh meninggalkan Sunoo dengan berbagai pertanyaan di benak nya.
Dering telepon membuat Sunoo kembali tersadar
Melihat nama jay yang tertera di layar handphone nya Sunoo segera mengangkat panggilan itu.“jungwon sudah selesai? Baiklah aku akan segera kesana. Hm terimakasih kak jay”
Sunoo bergegas pergi ke tempat Jay mengabaikan rasa takut yang mendominasi seluruh hati dan pikiran nya. Untuk saat ini yang terpenting adalah keselamatan Kaka nya Park Sunghoon.
🥀🥀🥀
Suap demi suap Sunoo paksakan makanan itu masuk ke dalam mulut nya, kendati hati masih gelisah karena di depan nya Sunghoon masih terlelap dalam kedamaian.
Lima belas menit yang lalu Jay pergi mengantar kan jungwon, pagi-pagi sekali karena semalam Sunoo meminta jungwon beristirahat dahulu di rumah sakit.
Setelah selesai sarapan Sunoo menaruh kepala nya di pinggir ranjang pesakitan miliki Sunghoon. Ia raih tangan sang Kaka di genggam nya erat, baru kali ini Sunoo merasa tidak berguna untuk Sunghoon.
Selama ini Sunghoon adalah segalanya untuk Sunoo begitu juga sebaliknya. Apalagi saat ibu mereka tiada dan tuan park yang semakin jarang berada di rumah, membuat Sunoo semakin bergantung pada Sunghoon.
“Kak, aku takut.”
“Sunoo...”
Suara serak dan lirih itu membuat kepala Sunoo terangkat, netra nya berkaca-kaca saat bertemu dengan netra sayu milik Sunghoon.
“Kak, kau sudah sadar? Syukurlah” Sunoo segera menekan tombol emergency yang ada di samping ranjang pesakitan Sunghoon. Setelah satu menit dokter pun datang untuk memeriksa keadaan pasien nya.
🥀🥀🥀
Siang ini Sunghoon sedang makan sup di suapi oleh Sunoo, tuan park sudah ada di sana. Peria berumur empat puluh tahunan itu langsung saja meninggal pekerjaan nya saat mengetahui anak sulung nya mengalami kecelakaan.
“Sudah Sunoo, terimakasih ya” Sunghoon mengusak rambut adik satu-satunya itu. Sunoo yang di perlakukan seperti itu pun hanya bisa tersenyum tipis lalu menyimpan mangkuk sup itu di nakas.
“Kak, aku ke toilet sebentar”
Sunghoon hanya mengangguk lalu netra nya bersitatap dengan sang ayah. “Ada apa?” tanya tuan park.
“Ada yang aneh dengan Sunoo, tidak biasanya dia diam begitu”
Tuan Park menghela nafas sebagai seorang ayah tentu dia merasakan hal yang sama dengan anak sulung nya. “Waktu kau tidur ayah sudah bertanya padanya, tapi seperti nya adik mu itu belum ingin menceritakan nya pada kita.”
Sunghoon terdiam pikiran nya bertanya-tanya apa yang terjadi pada Sunoo “Ayah, apa dia sakit?” tuan park menggeleng “Tidak, ayah sudah bertanya bahkan menyuruh suster memeriksa keadaan nya tadi. Tapi dia sehat”
“Jangan kahwatir, kita hanya harus memberi nya waktu” Tuan park mengelus rambut Sunghoon, Sunghoon mengangguk mungkin ayah nya benar. Tapi seingat Sunghoon Sunoo adalah orang yang selalu menceritakan hal apapun padanya.
Sedangkan di dalam toilet Sunoo tengah berperang dengan hati dan pikiran nya. Sunoo belum memberitahu Sunghoon dan tuan park tentang apa yang terjadi.
Sunoo takut, takut kalau ia jujur dan mengatakan yang sebenarnya ia akan kehilangan Sunghoon dan juga Sang ayah. Jay yang mengerti akan posisi Sunoo membiarkan Sunoo sendiri yang mengatakan semua pada keluarganya.
“Aku harus bagaimana? Kalau ternyata aku bukan lah bagian dari mereka, lalu aku siapa?”
To be continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDLESS LOVE
Fanfiction"Tentang luka yang sama namun berbeda" Park Sunoo memiliki kehidupan yang sempurna bergelimang harta serta kasih sayang tiada tara, namun Keadaan berubah kala sang Kaka Park Sunghoon mengalami kecelakaan dan membutuhkan donor darah, Lalu datang fak...