01 Kehidupan yang Sempurna.

530 48 6
                                    


    Tidak cukup seribu kali aku mengucap rasa syukur atas semua yang ada dalam hidup ku, Meskipun nyatanya manusia tidak luput dari kekurangan.

Ku lihat benda bulat berdetik yang melingkari pergelangan tangan kiri ku. jarum panjang itu mengarah pada angka lima, sedangkan jarum pendek nya tepat pada angka dua belas, namun guru les ku belum mengakhiri kelas nya hari ini.

Setengah jam berlalu sampai akhirnya kelas pun selesai. Aku tersenyum senang sesegera mungkin membereskan buku-buku ku kedalam tas untuk segera pergi meninggalkan kelas.

Langkah ku terhenti di tempat parkir, aku hanya bisa mendengkus kesal melihat para gadis-gadis  itu berkerumun sambil berteriak gila karena ketampanan Kaka ku.

"Oi! Park Sunoo!"

Mata ku tidak tahan untuk tidak bergulir dan memandang malas pada sosok yang menyerukan namaku.

"Ayok kak, aku lelah ingin pulang" Ucapku, lalu melangkah masuk ke dalam mobil tampa mempedulikan gadis-gadis yang memohon memberikan waktu tambahan untuk park Sunghoon Kaka ku.

🥀🥀🥀

“Kenapa? Kau Sakit hm?"

Aku melihat kekhawatiran di wajah Kak Sunghoon, aku tersenyum lalu menggeleng pelan
“tidak, aku hanya lelah” Jawabku. Kak Sunghoon mengangguk tanda mengerti lalu menelepon maid untuk menyiapkan air panas untuk ku.

Aku senang karena Kak Sunghoon adalah orang yang peka, dia sangat menyayangi ku. Sampai-sampai rasanya aku tidak rela jika Suatu hari nanti dia akan menikah dan membagi waktunya untuk ku dan juga keluarga nya.

Setelah empat puluh menit perjalanan, mobil kami tiba di depan mansion. Kak Sunghoon Selalu membukakan pintu mobil untuk ku, Aku tersenyum saat dia berjongkok sambil membelakangi ku dia menyuruh ku untuk naik ke punggung nya.

“Terimakasih”

Aku memeluk leher Kak Sunghoon Seketika rasa lelah ku hilang, parfum kak Sunghoon selalu berhasil membuat ku tenang.

“bungsu ayah sudah pulang?”

Mata ku yang terpejam langsung terbuka ketika mendengar suara bariton yang aku rindukan, aku memberontak meminta turun dari atas punggung kak Sunghoon, setelah berhasil turun aku berlari untuk memeluk ayah dia menyambut ku dengan pelukan hangat.

“aku merindukan ayah”

“ayah juga sangat merindukan mu sayang”

“Sudah- Sudah pelukan nya, mandi dulu sana Sunoo”

Aku dan ayah tertawa mendengar nada cemburu dari kak Sunghoon, dia memang seperti itu "dasar protektif" kata ku dalam hati.

“ayah aku akan mandi, nanti kita makan malam bersama yah” pintaku ku. Ayah tersenyum sambil mengusap rambut ku “Tentu saja sayang, kita bertiga akan menghabiskan waktu bersama malam ini”

Aku berjingkrak Senang lalu berlari ke lantai dua menuju kamar ku untuk segera mandi. Aku Selalu bahagia ketika ayah pulang, meskipun ayah sibuk bekerja hingga tidak pulang sampai berminggu-minggu, namun ketika ayah pulang ia hanya akan pokus pada keluarga nya.

Satu tahun yang lalu adalah tahun yang buruk bagi ayah juga aku dan kak Sunghoon. Kami kehilangan wanita tercantik di rumah ini, kami terpuruk selama dua bulan sampai ayah berusaha membuat kami bangkit kembali dan menjalani hidup seperti sekarang.

🥀🥀🥀

Sinar matahari masuk menembus jendela kamar ku membuat ku terbangun dari mimpi yang mengerikan, napas ku tersengal-sengal keringat dingin bercucuran membasahi rambut dan kening ku.

“ibu...”

Air mata ku mulai mengalir membasahi pipi ku, aku melihat ibu yang menangis sambil memeluku dia terus mengatakan hal yang tidak ku pahami.

“Sunoo maafkan ibu, kau harus kembali”

Cklek.

Pintu kamar ku terbuka aku segera mungkin menghapus jejak air mata ku. ku lihat ayah yang sudah siap dengan kemeja yang di balut dengan jas kerja nya dia terlihat sangat tampan dan berkarisma.

“kau sudah bangun?” Tanyanya sambil berjalan mendekat lalu duduk di samping tempat tidur ku.  tangan kokoh nan besar itu tergerak mengelus rambut ku yang sedikit berantakan “maaf ya, ayah harus pergi bekerja lagi”

Aku menggeleng pelan lalu menggenggam kedua tangan yang lebih besar dari ku. “tidak apa-apa ayah, ada kak Sunghoon yang menjaga ku. Ayah tidak perlu khawatir, yang penting ayah tetap jaga kesehatan”

Begitu aku menyelesaikan ucapan ku mata ayah berkaca-kaca lalu ayah menarik ku ke dalam pelukan nya. Pelukan ayah terasa sangat hangat dan nyaman sampai aku benar-benar melupakan mimpi ku tadi.

See u...
Jika ada salah kata mohon di maafkan.
Masih tahap belajar.





























ENDLESS LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang