Part 02. Never don't get close him

10 0 0
                                    

(Enhypen-Still Monster)

-

-

Setelah pelajaran selesai sekarang waktunya istirahat tiba. Murid di sini segera bangkit berdiri dan beberapa dari lainnya mencuri pandang ke arahku, tatapannya terlihat serius dan ada juga rasanya ingin mengintimidasi ku. Selama aku sekolah di kota, jarang ada yang menatapku seperti itu. Ralat, mungkin hanya satu atau dua orang yang menatapku dengan tatapan tak suka seperti itu tetapi kalau di sini nyaris semua. Membuatku terasa tidak nyaman.

"Kau tidak keluar, Enjina. Katamu kau memintaku untuk tour sekolah hari ini." kata Darius dingin membuat lamunanku buyar dan aku hanya membalas anggukan saja. Tanpa ada satu kata yang terucap.

Aku dan Darius berjalan menelusuri lorong sekolah. Dimana semua murid di sini berlalu lalang dan ada juga yang asik mengobrol dan bercanda. Darius masih diam sepanjang perjalanan dan tak ada kalimat yang keluar dari mulutnya itu.

Suara bisik-bisik dari murid mulai terdengar di telingaku. Mereka sedang membisik tentangku tetapi aku tak tau, mereka membahas diriku soal apa. Padahal selama aku baru pertama kali masuk, aku sama sekali tidak melakukan kesalahan apapun. Darius melirik ke arahku seolah tahu, kalau aku tak begitu nyaman di lingkungan baru ini.

Rasa antuasias ku saat pagi hari tadi bisa berangkat bareng Darius seolah sirna ketika sudah datang ke sekolah ini. Dan tadi aku sempat melihat begitu banyak mayat serta darah yang menggenang dan gedung sekolah ini hancur-sebenarnya itu apa? Aku sama sekali tidak tahu.

Ah, mungkin hanya halusinasi ku saja, batinku.

"Apa kau lapar? Aku bisa mengantar mu di kantin sekolah." tanya Darius membuka topik pembicaraan. Aku menoleh kearahnya tersenyum.

"Ya, ku rasa itu ide bagus, Darius." balasku tersenyum di balas anggukkan pemuda itu.

Langkah kami terus berjalan menapaki lantai sekolah dan melihat pohon-pohon yang rindang di dekat sekolah. Suasana di sini sejuk banget serta tak terasa terlalu panas di sebabkan angin terus berhembus kencang. Lalu langkah kaki kami berdua terhenti ketika Luke keluar dari balik tembok sekolah. Ia tersenyum manis ke arahku.

"Sedang apa kamu di sini?" tanya Darius menatap Luke tidak suka.

Luke tertawa kecil mendengar Darius. "Tenang, Darius. Lagipula aku gak akan menganggu acara kencan kalian berdua." kata Luke mengejek.

Sorotan mata Darius terus menatap Luke begitu tajam. Ia nampak begitu serius dan tidak ada niatan untuk tersenyum. Alis tebal Darius berkerut.

"Kami tidak berkencan dan kau mau apa?! Aku tak mau membuang waktu hanya menatap mu berdiri di sana, menghalangi jalan kami." balas Darius dingin membuatku terbelalak mendengar ucapannya.

Ah, berarti dia menolakku?! What?!-batinku kaget. Kalau ia tidak mau di klaim kencan.

Luke kembali menatapku, tersenyum miring. Arah matanya mengamati ku dari atas sampai bawah. Aku merasa sedikit tidak nyaman dengan tatapan Luke. Ia memegang dagu-nya seolah ia memikirkan sesuatu tentang ku. Lalu ia berjalan mendekat lalu dengan sigap tangan Darius menghalangi-nya dan Darius berpindah. Berdiri di depanku.

Aku menatap tubuh tinggi Darius serta bahu lebar dan punggung tegap.

"Sudah ku katakan. Jangan deketin dia! Luke!" kata Darius nada posesif sedangkan aku hanya diam dan mengamati mereka berdua.

7 Bayangan (On-going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang