IX

254 28 17
                                    

Ceklek!

Pintu kamar nomor 198 terbuka, Junghwan dan Doyoung menoleh, mereka tentu tahu siapa yang datang karena yang bisa mengakses pintu kamar hanya mereka dan Asahi.

"Lutut lu kenapa Sa?" Doyoung membanting stick PS yang sedang digunakannya, beranjak mendekat menuju Asahi yang kesulitan menyeret ransel besar. Junghwan pun sama, ia beranjak dan membantu membawa ransel Asahi ke salah satu dari dua ranjang ukuran queen di kamar tersebut.

"Tadi jatuh, hehe, lecet dikit doang kok," balas Asahi tak ingin membuat temannya khawatir.

"Lecet apanya sampe di perban gini,"

"Ya kan biar gak infeksi Hwan,"

Asahi masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, setelahnya ia menggunakan bathrobe hotel karena baju-bajunya masih berada di ransel.

"Sa, gw sama Hwan kebawah dulu ya, tuh di nakas ada salinan surat dispensasi lu dari kak Jeongwoo tadi," Doyoung menunjuk surat yang berada di atas nakas.

"Eh, gw mau ikut kegiatan di bawah!"

"Ga bisa, jalan aja susah gimana mau ikut kegiatan," ucap Junghwan yang khawatir luka Asahi semakin menjadi.

"Iya sa, disini aja ya," Doyoung tersenyum lembut ke arah Asahi.

Asahi mengerucutkan bibirnya, ia kesal karena tujuannya kesini untuk mengikuti kegiatan orientasi, bukan untuk berdiam diri di dalam kamar hotel.

Setelah sekian lama berdebat, Ia menghela nafas panjang, bagaimana pun juga teman-temannya benar, luka pada lututnya cukup parah jika dirinya terlalu banyak bergerak.

"Iya deh gw diem di sini," final Asahi.

Junghwan dan Doyoung mengangguk tersenyum lantas meninggalkan Asahi di kamar mereka.

"Ish, padahal gw pengen banget ikut kegiatan di pantai, pasti seru," Asahi membuka ransel untuk mencari baju yang akan dikenakannya.

"Eh? Ransel siapa ini? Ini bukan ransel gw," Asahi kebingungan, ransel yang sedari tadi dibawanya ternyata bukan miliknya.

"Aduh, mau keluar cari panitia, tapi gw kagak ada baju, baju yang tadi dipake kotor banget gara-gara jatoh," Asahi berjalan mondar-mandir, mencari akal.

"Gw hubungin Haruto aja kali ya,"

Ia hendak mencari kontak Haruto namun niatnya batal.

"Asu! Gw kagak punya nomor Haruto,"

Asahi menggigiti kuku ibu jari tangannya, ia kehabisan ide.

"Minta nomor Haruto ke Kak Jae!"

Asahi hendak menghubungi Jaehyuk untuk meminta nomor Haruto.

"Bego! Gw kan gak punya nomor Kak Jae," ia menoyor kepalanya sendiri.


🐋


"Suk!"

"Hm?" Hyunsuk menoleh ke arah Jihoon, ia tengah menata rambutnya, sesuai rundown kegiatan akan dimulai sebentar lagi.

"Ransel gw ketuker deh kayanya,"

"Lu yang bener aja Ji, gw jelas-jelas inget kok ranselnya yang itu," Hyunsuk ikut memeriksa ransel tersebut.

"Iya ranselnya sama persis kaya punya gw, tapi isinya beda," Jihoon mengobrak-abrik isi ransel.

"Pasti ketuker waktu ngambil di garasi bis—Heh! jangan di obrak-abrik punya orang sat,"

HIGHLAND GREEN || ASAHI HAREMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang