Happy Reading!
Malam itu, menjadi malam paling menyedihkan bagiku. Aku melihat tatapan penuh ketakutan, lagi untuk diriku.
"JANGAN MENDEKAT!" Teriak Rico melihat Alferd berjalan kearah pintu.
Sudah pasti Rico dan Fikri ketakutan setelah melihat wujud aslinya tetapi Alferd juga tidak mau menakut-nakuti mereka namun inilah takdir yang di hadapinya.
"Tidak apa-apa Ric, gue udah berubah seutuhnya. Gue gak mungkin berubah kembali." Ucap Alferd mencoba untuk menjelaskan ke Rico.
"Wah, gue berasa dalam mimpi. Rasanya ini terlalu cepat untuk gue cerna, film yang baru beberapa detik lalu gue tonton tiba-tiba terjadi didepan mata gue. Jadi sebenarnya lo itu siapa? Apa mungkin lo berteman dengan kami supaya bisa jadi menjadi mangsa lo? Atau lo punya niat jahat lain?"
Rasanya Alferd ingin marah, salahkan Alferd karena tidak pandai mengontrol emosi. Kebiasaan dari Menword menerus ke dunia manusia. "Rico gue sama sekali gak ada niat jahat ke kalian, gue bisa jelasin semuanya ke lo asal lo bisa jaga rahasia gue."
"Apa yang bisa membuat gue yakin kalau lo bukan orang jahat?" Pertanyaan itu berhasil lolos dari mulut Rico, sebenarnya Rico juga tidak bermaksud tapi dia sangat-sangat takut apalagi melihat Fikri yang hampir pingsan tadi membuatnya juga panik.
"Sagara, yah lo liat aja Sagara. Gue dengan Sagara sudah hampir 5 bulan bersama. Seandainya kedekatan gue ke kalian hanya untuk memangsa, mungkin sudah lama kalian tidak bertemu dengan Sagara." Rico sedikit percaya dengan penjelasan Alferd tapi itu belum cukup.
"Aa-yoo pu-pulang Rico." Ucap Fikri sangat ketakutan, Rico jadi kasian melihat sahabatnya. "Gue mau pulang Sag." Rico tidak pamit ke Alferd karena jujur dia juga takut tapi berusaha memberanikan diri.
"Lo gak usah pulang Rico, Fikri. Sekarang udah jam 2 malam." Alferd berusaha ingin keluar dari tempat ini tapi Rico tidak mau membukakan pintu itu, "JANGAN KELUAR! LO BOLEH KELUAR DARI PINTU INI JIKA GUE DAN FIKRI PULANG!"
Seandainya warga atau prajurit Menword yang berkata seperti itu mungkin saja Alferd akan mengamuk dan membuka paksa pintu itu tapi kali ini dia merasa beda, ntah kenapa ada dorongan yang mengatakan untuk menuruti ucapan Rico. Mungkin mereka baru kenal beberapa bulan tapi jujur saja Alferd sudah benar-benar nyaman bersama mereka.
"Atau gini aja Ric, lo gak usah pulang. Gue akan tetap berada di balik pintu ini. Gue gak masalah tidur disini asalkan lo gak usah pulang dengan Fikri. Takutnya di tengah jalan nanti ada sesuatu hal yang membuat kalian bahaya." Mendengar usulan Alferd, memberikan dorongan kepada Rico untuk tetap dirumah ini. Bahkan Rico merasa iba dengan perlakuan Alferd karena tetap menyuruhnya berada dirumah ini padahal dirinya tidur di luar.
"Fikri, lo percaya gue. Gue gak akan pernah keluar dari pintu ini sampai kalian pulang. Bahkan pintu ini sangat susah gue dobrak jika seandainya gue berubah lagi."
Dan akhirnya Fikri mengikuti usulan dari Alferd, kini mereka bertiga sedang berada dalam kamar Alferd. "Kunci pintunya Sagara, sumpah gue takut banget."
"Lo udah tau?" Tanya Rico kepada Sagara, mereka bertiga tidak tidur bersama tapi berpisah tempat. Fikri tidur di kasur, Sagara di Sofa dan Rico di kasur kecil berada depan TV.
"Iya, awal Alferd muncul dirumah ini. Gue juga kayak kalian, takut tapi setiap melihat Alferd kesusahan dan bingung gue jadi sadar kalau dia gak bakal mungkin nyakitin gue." Jelasnya.
"Jadi menurut lo Alferd itu baik?" Kali ini Fikri yang bertanya.
"Gak salah lagi. Setiap gue mau keluar sendiri pasti dia ngikut, katanya takut ada apa-apa di jalan. Alferd itu baik cuman ketutup aja karena mudah emosi." Setelah itu Sagara mematikan lampu agar mereka bisa tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Torture Wolf
WerewolfTerlahir seperti ini bukanlah kemauanku, aku ingin seperti Sagara, Manusia biasa. -Alferd Bradley Alferd Bradley adalah seorang prajurit kejam dan pemarah Menword, dunia manusia serigala yang dipimpin oleh Raja Mensua. Sang Ayah sendiri adalah tanga...