-HUMAN ISN'T PERFECT

24 6 0
                                    

"JAWAB! NGAPAIN LU PADA MASUK KE KAMAR MANDI GUE PAS MANDI? CUK!?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"JAWAB! NGAPAIN LU PADA MASUK KE KAMAR MANDI GUE PAS MANDI? CUK!?"

"Sabar dulu, Haikal."

"Yah, nggak bisa, Mak. Aset anakmu ini udah ternodai orang lain. Mak, tolong, Haikal udah nggak suci lagi, Mak. Huaaa!"

Bukan hanya Naresh dan Jeandra, yang duduk berhadapan dengan orang yang meng-klaim kalau namanya adalah Haikal itu,-bahkan Emaknya juga ikut bingung. Pasalnya Pemuda itu merengek sembari memeluk tubuh Emaknya erat.

"Kamu ini kok kayak anak kurang belaian orang tua, sih?"

"Yaiyalah, Mak. Wong aku anak yatim."

"Mulutmu! Nanti Mak setrika, ya!"

Jeandra dan Naresh saling bertukar pandang. Duo Ibu Anak ini sepertinya benar-benar se-frekuensi.

Drrt-drrt-drrt

Bunyi ponsel evercoss di atas meja ruang tamu membuat semua orang fokus. Nama Bang Toyib tertera disana. Haikal segera mengambil ponselnya. Ponsel layar sentuh dengan ukuran kecil daripada ponsel yang ada di tahun 2024.

"Iya Bang?"

"Kenalan Arizah yang katanya mau ngajarin elo les udah disana? Yang dateng dua orang. Katanya dia nggak mau kalau sendirian."

Haikal menatap dua Pemuda yang kini duduk berhadapan dengannya. Naresh tersenyum.

"Ciri-cirinya gimana?"

"Bukan cewek."

Haikal berdecak, "serius ini!"

"Ya gue nggak tau, lah. Orang kenalan Arizah. Gue ketemu aja enggak."

"Ck! Yaudah."

"Oke. Gue tutup, ya."

Haikal mengangguk. Setelah selesai percakapannya dengan orang di seberang sana, ia menatap dua Pemuda didepannya lagi. Kini dua Pemuda itu tersenyum mengerikan dimata Haikal.

"A-apaan lo berdua?"

"E-enggak, kita nggak ngapa-ngapain."

"Jadi, kamu kenal mereka berdua, kan, Kal? Mereka yang kamu bilang mau ajarin kamu kelas 12 ini, kan?"

Haikal menatap Emak, beliau memandang penasaran pada putranya. Pemuda itu meringis sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "a-anu, Mak-

-nama kalian siapa, ya?"

"MAAKK!"

"Apasih? Emak cuma tanya."

"Saya Jean, Bu."

"Saya Naresh."

Orang yang dipanggil Emak itu manggut, kemudian tersenyum manis. "Tolong bantu Haikal belajar, ya. Yang sabar kalau ngajarin. Soalnya anaknya agak susah diajari."

WHO: Back to 2010Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang