-COMING

28 5 0
                                    

  "Eh, teteh geulis mau kemana?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  "Eh, teteh geulis mau kemana?"

"Apaan, sih?"

"Geulis, tingali di dieu, atuh. Aww!"

"Godain abdi, lah, teteh."

"Ngapain kalian berdua?"

Naresh yang notabene baru saja keluar kamar tentu begitu terkejut. Ada dua Remaja yang sedang naik dan mengintip dari tembok pembatas yang ada di bagian belakang rumah, mengarah langsung ke sebuah jalan sempit disana. Salah satu dari mereka adalah orang yang Naresh kenal. Siapa lagi kalau bukan si anak setan, Haikal.

"Rendi! Kabur, Rendi!"

"Eh! Kalian mau kemana!"

Naresh menghela. Tidak habis fikir dengan kelakuan Remaja itu. Benarkah dia berusia 20 tahun? Sungguh mengejutkan! Sungguh tidak dewasa!

"MAS NARESH, MAS JEAN, AYO MAKAN DULU" panggilan dari ibu Haikal membuat Naresh beralih fokus. Tidak lagi penasaran pada apa yang dilakukan Haikal dan temannya tadi. Pun ia mendengar pintu rumah belakang yang kini menjadi tempat sementaranya terbuka. Menampakkan Jeandra yang bermuka bantal, dia bahkan bisa tidur tenang setelah barusan hampir sekarat karena pembelahan molekul saat perpindahan waktu.

"HAIKAL, RENDI, KALIAN LAMA-LAMA EMAK IKET DIBAWAH POHON, YA! NAKAL BANGET, ASTAGA!"

Suara teriakan dan kicauan burung adalah kombinasi yang ia dengar sembari berjalan kerumah depan. Sambutan pertama yang mengesankan, karena Ibu Haikal kini tengah kejar-kejaran dengan dua anak bandel tadi sembari memegang sapu. Mengitari pohon mangga besar yang ada di sebelah kiri halaman rumahnya.

Di sebelah kanan adalah gazebo yang lumayan luas, dibawahnya terdapat kolam yang penuh dengan ikan. Ada jembatan batu untuk akses menuju gazebo. Ibu Haikal menaruh masakannya disana. Tempatnya memang strategis. Karena tepat disamping gazebo, adalah sebuah kran air untuk mencuci tangan. Lengkap dengan sabunnya.

"Sini kalian!"

"BU. ANAK IBU, LOH. LAGI-LAGI BIKIN ULAH. MASA AKU DIGODAIN TERUS!"

Tak lama, datang seorang gadis yang berpakaian jeans dengan tas kanvas ditangannya. Rambut panjangnya dia kibaskan, dia nampak kesal. Lengkap sudah kekacauan yang ada disini. Mereka berempat tiba-tiba main kejar-kejaran bersama dibawah pohon mangga. Membuat Naresh dan Jeandra pusing.

"KALIAN, DIEM SEHARI AJA NGGAK BISA?"

"HEH, DIEM DISITU!"

"MAK, AMPUN!"

"TANTE. MAAFIN RENDI, TE."

Suara teriakan mereka bersahutan.

"Kita pisah nggak, Jen?"

Jeandra justru menggeleng dan nampak begitu tenang, "kita ikut kejar-kejaran aja."

Naresh menghela. Kenapa dia hidup dengan orang-orang yang gila disekitarnya?

WHO: Back to 2010Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang