Budak Tabib : Transmigrasi Ke Dunia Lain [Part 4]

655 6 1
                                    

Setelah Mira kembali dan memberikan pakaian dengan ukuran yang agak sedikit kebesaran di tubuh Regan, pria itu pun kemudian berpamitan untuk pergi mengunjungi pemimpin regu. Sore hari itu ketika Regan baru saja keluar dari rumah keluarga Mira, ia berpapasan dengan seorang pedagang keliling yang bernama Seram. Pedagang itu kemudian menyapa Regan dengan wajah heran. Belum pernah Seram melihat Regan di desa sebelumnya.

"Tanpa dijelaskan aku bahkan tahu kamu bukan penduduk asli di sana. Jadi, ada urusan apa sampai kamu berada di tempat terpencil seperti desa itu?" tanya Seram sambil memegang tali kemudi kendaraan yang ditarik oleh dua ekor kuda.

Sementara itu, Regan berada di samping Seram setelah sebelumnya mendapatkan izin untuk menumpang karena tujuan perjalanan keduanya sama.

"Jika aku mengatakan kalau aku hilang ingatan, apa kamu akan percaya?"

"Tidak."

"Aku berasal dari dunia lain."

"Mungkin belum ada yang memberikan saran padamu, tapi ingatlah perkataanku ini, jika lain kali seseorang bertanya padamu seperti ini dan kamu enggan untuk menjawabnya, lebih baik beralasan saja bahwa itu rahasia bisnis. Itu terdengar lebih sopan daripada alasan konyol itu."

Regan tersenyum kecil.

"Terimakasih atas sarannya. Seperti yang diharapkan dari pedagang yang sukses."

Seram tertawa.

"Ya, Kamu benar. Kamu harus bersyukur karena mengenalku lebih dulu sebelum aku menjadi lebih terkenal nantinya. Kau tahu? Bisnisku ini akan terus berkembang dan menjadi semakin besar sampai nantinya kamu akan kesulitan hanya karena ingin bertemu denganku."

"Aku akan menantikannya. Kuharap kamu bisa memberikan harga yang masuk akal kepadaku."

Regan dan Seram menjadi semakin akrab lewat obrolan yang mereka lakukan selama perjalanan menuju benteng. Selama perjalanan, Regan juga bertanya banyak kepada Seram mengenai sosok pemimpin Regu itu. Dia menjadi semakin tahu mengenai kondisi benteng itu yang mana merupakan bangunan pertahanan paling barat dari kerajaan Crimson. Benteng yang berbatasan langsung dengan tanah netral yang berdekatan dengan kerajaan Radiant. Sementara itu, tanah netral itu sendiri, Regan menduganya sebagai tempat dirinya muncul di medan pertempuran.

Menurut penjelasan dari Seram, Kerajaan Crimson dan Kerajaan Radiant memang sedang memiliki konflik yang berkaitan dengan keluarga kerajaan. Ringkasnya mengenai lamaran pangeran dari Kerajaan Radiant yang ditolak oleh putri dari kerajaan Crimson, sehingga membuat hubungan kerjasama kedua negara menjadi buruk. Kemudian munculah beberapa pihak yang memanfaatkan hal ini untuk mengadu domba kedua kerajaan.

Pertempuran yang dilihat sendiri oleh Regan sebelumnya merupakan salah satu bentuk provokasi yang seakan-akan berasal dari pasukan kerajaan Radiant yang datang menyerang. Seram juga menambahkan bahwa kejadian penyerangan dari sekelompok pasukan yang tak dikenal itu sudah beberapa kali terjadi dalam setahun.

"Apa kamu yakin benteng itu tempat yang aman?"

"Kamu tidak perlu terlalu khawatir, bisa dikatakan bahwa saat ini tidak ada tempat yang lebih aman dibandingkan benteng perbatasan barat."

"Mengapa begitu? Apa mungkin karena ada pemimpin regu itu?" tanya Regan penasaran. Dia sedikit meragukannya, sebab dia pernah melihat langsung pemimpin regu itu bertarung di medan pertempuran, tapi Regan tidak merasa pemimpin regu tersebut sehebat itu."

"Ei, tentu Tuan Drake termasuk yang memiliki kemampuan hebat bahkan di antara para prajurit kerajaan. Namun, bukan itu alasan tepatnya, tapi karena saat ini di benteng barat telah kedatangan pangeran ketiga."

"Pangeran ketiga? Bukankah itu terlalu berbahaya mengirim seorang pangeran ke medan perang?"

Seram mendadak terdiam dan memandang wajah Regan dengan heran.

"Kamu juga tidak tahu tentang pangeran ketiga? Aku semakin ingin tahu dari mana kamu berasal. Bahkan kamu tidak tahu informasi yang sangat mudah diketahui semua orang di penjuru kerajaan. Ini yang kita bicarakan adalah Pangeran Ketiga! Pangeran yang terkenal karena suka bermain wanita!"

"Sekarang, aku mengerti. Jadi, dia berbuat sesuka hati karena kekuatannya?"

"Kau salah, lebih tepatnya karena dia memiliki pelindung kuat di sisinya."

"Itu terdengar menjadi masuk akal. Sebetulnya, aku tidak akan benar-benar percaya jika kamu mengatakan pangeran itu yang memiliki kekuatan besar, sampai-sampai kehadirannya dapat membuat benteng itu menjadi aman. Lagipula, sangat jarang bagi mereka yang memiliki sifat berani."

"Kamu orang yang aneh, atas dasar apa kamu beranggapan seperti itu? Belum tentu semua pangeran sepertinya kan?"

"Aku memiliki banyak kenalan pangeran di tempat tinggal diriku sebelumnya. Kurasa baik di sana maupun di sini tidak akan jauh perbedaannya. Plot seorang pangeran yang sering bermain wanita, pangeran yang pendiam tapi diam-diam ingin merebut tahta, pangeran yang bertingkah manis dan licik, atau pangeran yang tidak percaya diri dan pemalas? Sudah banyak yang aku pelajari dari film-film tentang mereka."

"Omong kosong macam apa yang kamu katakan barusan? Itu sangat berbahaya jika didengar oleh prajurit! Jangan katakan hal seperti itu di hadapan orang lain ketika sampai di dalam benteng."

"Sungguh, kamu membuatku khawatir. Bagaimana bisa kamu membicarakan para pangeran seakan kalian ini teman? Kamu harus menahan diri meski itu kebiasaan buruk mu."

Regan hanya tersenyum sambil melihat ke arah pemandangan di sampingnya. Dia tak lagi menjawab perkataan Seram yang terdengar seperti omelan ibunya. Regan sendiri tidak sepenuhnya berbohong, soalnya dia sudah sering menonton serial tv yang mengangkat berbagai cerita tentang kerajaan. Bagi dirinya, pangeran yang benar-benar baik sangatlah langka dan biasanya hanya muncul satu di antara banyak karakter cerita. Dia adalah karakter utama yang muncul dalam kondisi tertindas atau melewati suatu kemalangan.

Perjalanan itu pun pada akhirnya mencapai tujuannya dengan lancar. Setelah keduanya melewati pos pemeriksaan, Regan dan Seram pun memutuskan untuk berpisah.

"Baiklah, sampai nanti," ucap Seram.

"Terimakasih atas tumpangannya. Lain kali aku akan mentraktir mu," balas Regan sembari melambaikan tangan melepas kepergian Seram.

Budak Tabib : Transmigrasi Ke Dunia LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang