Aether 15/2

167 26 1
                                    

Tay mengiringi langkah menuju ruang medis untuk menghadiri pertemuan yang mendadak diadakan Off dengan bercerita kepada New mengenai apa yang disuruhnya kepada Gun semalam.

New hanya bisa menggeleng-geleng, dan mulai berpikir bahwa Off sungguh orang sabar karena sejauh ini, dia belum pernah melihat pria itu meninju Tay untuk segala tindakan sedeng suaminya yang tentu menyebalkan.

"Kau sangat kejam pada sahabatmu." New harus mengakui itu. "Aku tak tahu kenapa belum ada tinju yang mendarat di wajahmu."

Tay tertawa tanpa rasa bersalah. "Off sangat benci kekerasan fisik. Dia akan bertingkah seakan dia bisa melakukan itu, tetapi tidak, dia tidak bisa. Alice malah lebih barbar darinya."

"Mungkin karena ayahnya?"

Langkah Tay terhenti. "Maksudmu?"

Langkah New juga terhenti. "Well, biasanya respon orang terhadap apa yang sering diterimanya adalah menjadi seperti itu, atau membenci itu dengan segenap hati."

"Off percaya dia seperti ayahnya."

"Dia hanya takut," tanggap New. "Dia percaya dia tidak seperti ayahnya, dia hanya takut kepercayaannya salah."

"Dia butuh bantuan."

"Jane ada untuk membantunya."

Perjalanan dilanjutkan, mereka kemudian berpapasan dengan Alice yang jelas baru bangun, dan wajahnya belum menyentuh air sehingga dia memakai masker.

"Kenapa pagi-pagi sekali, sih?"

"Ini jam tujuh, Alice, ini sudah tidak tergolong pagi menurut standar Off yang terbiasa bangun bahkan sebelum Matahari terbit, kau tahu itu," jawab Tay.

Alice berdecak. "Aku masih sangat mengantuk."

New mengoper permen kepada Alice. "Permen rasa kopi, semoga membantu."

Alice menerima dengan senang hati. "Meski tidak baik mengomsumsi gula di pagi hari, aku butuh ini agar tidak tidur sambil berdiri. Terima kasih banyak."

"Don't even mention it."

Saat ketiganya tiba di ruang medis, mereka sudah didahului Jane yang sepertinya sedang berdiskusi serius dengan Off. Lalu tak lama kemudian, Sing dan Janhae muncul.

"Tay, neraka penuh orang-orang sepertimu."

Tay tertawa puas mendengar perkataan Off yang bernada penuh dendam kesumat. "Aether Nebula-Seizer milikmu itu seorang libra, Kapten Off."

"Astaga, Perwira Tay," sahut Janhae. "Kau membuat Star Boy berbicara perihal astrologi kepada Kapten Off?"

"Sangat betul."

Janhae terkekeh. "Kapten Off sangat marah tentunya."

"Dia cacat, mana bisa dia melawan aku," tanggap Tay dengan enteng.

Off menggeleng-geleng. "Kau memang sinting."

"Betul."

Tay yang santai dalam menghadapi kejengkelan Off membuat yang lain hanya bisa tertawa sebagai reaksi.

Alice melangkah menuju tempat tidur medis, naik dan duduk di bagian kakinya. "Aku masih sangat mengantuk, kau tahu."

Off mengangguk, menggeser kakinya ke kanan, memberi ruang yang cukup untuk Alice yang kini menarik selimutnya.

"Tak apa, kan, Jane?"

Jane mengangguk. "Asal jangan duduk di atas kakinya saja."

"Duduk di atas dadanya kalau begitu."

Luminara SeraphimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang