Luminara Seraphim

The Theory of Asterism 2/2

Pernah minum susu?

Pernah menumpahkan susu?

Saat itu terjadi, respon pertama biasanya gejolak emosi; marah, kesal, panik, ..., ada juga yang tenang dan biasa saja, sebelum kemudian mengambil tisu, atau kain, atau apa pun yang dapat digunakan untuk mengeringkan tumpahan susu tersebut. Itu langkah yang tepat. Namun, lain kali, jika ada susu tertumpah, jangan buru-buru membersihkan, coba pandangi tumpahannya selama beberapa saat. Lalu, bukalah internet, masukkan keyword "Milky Way", dan begitulah diketahui, ternyata tak selalu butuh teleskop atau teknologi tinggi lainnya untuk bisa tahu bagaimana bentuk galaksi tempat manusia hidup.

Sebab galaksi tempat tata surya berada, lebih spesifik lagi tempat Bumi berada, berbentuk seperti tumpahan susu, sesuai namanya: Milky Way. Tetapi tidak terlalu banyak orang familiar dengan nama ini, karena umumnya dikenal dengan nama Bimasakti (dengan catatan, bukan merujuk pada seseorang bernama Bima yang memiliki kekuatan sakti)

Milky Way: galaksi di mana tata surya mempertahankan eksistensinya. Tata surya: sebuah sistem di mana objek-objek astronomi yang terikat gravitasi sebuah bintang bernama Matahari mengorbit termasuk tempat manusia memulai dan mengakhiri kehidupan... Bumi.

Milky Way telah menjadi pintu pertama bagi pemahaman akan evolusi galaksi dan semesta, di dalamnya ada Tata Surya. Tata Surya telah memberikan cakrawala berpikir mengenai pembentukan dan evolusi sistem planet, di dalamnya ada Bumi.

Bumi, si nomor tiga, si yang membuat tiga tidak buruk-buruk amat—selalu lebih baik jadi yang pertama daripada yang kedua, apalagi jadi orang ketiga... meh—karena ternyata berada di urutan tiga membawa keuntungan, ternyata dalam Sistem Tata Surya, posisi tiga itu strategis. Lautan di Bumi, seperti penjelasan sederhana Neil deGrasse Tyson, jika lebih dekat, nanti menguap karena terlalu panas, jika lebih jauh, nanti membeku karena terlalu dingin. Syukurnya Bumi tidak kedua-keduanya, sehingga lautannya tetap ada.

Laut wajib ada, karena laut adalah tempat hidup makhluk bersel tunggal yang memiliki kemampuan membelah diri, dan makhluk bersel tunggal inilah yang telah mengurai karbondioksida menjadi oksigen. Oksigen, unsur kimia bernomor atom delapan dengan simbol O, satu dari sekian komposisi atmosfer, penting untuk menjaga kehidupan di Bumi tetap berlangsung, terutama bagi sebagian besar makhluk hidup, terhitung manusia.

Manusia.

Apa yang kemudian menjadi oponen makhluk hidup bersel tunggal di lautan, karena dari hari ke hari makin gemar melakukan sesuatu yang bersifat merusak, mengacaukan kestabilan atmosfer, perlahan menempatkan Bumi dalam posisi bahaya, mengancam keberlangsungan hidup di dalamnya.

Sadar akan hal itu, manusia juga yang kemudian mencoba mempertahankan kehidupan dengan berbagai cara, termasuk mencari planet lain untuk dijadikan tempat tinggal. Sungguh tidak sesuai dengan pepatah jika yang panjang kukunya, potong kukunya, bukan jarinya karena alih-alih membersihkan rumahnya yang kotor, malah sibuk mencari rumah baru. Tidak heran Kapten Off dan kru Elysian Starlight lainnya pernah dikatai tidak tahu malu, serakah, dan peradaban yang mundur oleh penghuni planet-planet lain yang mereka temui di beberapa galaksi, termasuk di luar Milky Way tempat mereka menjelajah selama bertahun-tahun sekarang.

Off biasanya tutup telinga, karena pendapat-pendapat tersebut tidak lebih penting daripada misi Exploration Command Base dan Elysian Starlight, ia menilai tindakan mereka benar, ia menilainya sebagai langkah besar untuk memahami semesta, menjangkau bagian-bagian yang sebelumnya dianggap tak terjangkau, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang memang memerlukan jawaban.

Ia tidak menilai mereka tidak tahu malu, apalagi serakah, karena ia dan kru Elysian Starlight tidak pernah melanggar pakta GAA, mereka tidak pernah mengintervensi planet-planet berpenghuni, meski sekarang itu tidak lagi relevan karena Elysian Starlight telah kedatangan tamu yang diundang oleh dirinya sendiri, dan sistem informasi kapal didominasi oleh informasi mengenai planet tamunya itu.