The Thermodynamics of Desire 7/1

165 31 8
                                    

Tay dan New sudah setengah telanjang, dan sedang dengan penuh gairah mencium satu sama lain ketika interkom kabin mereka terhubung, dan,

"Perwira Tay, Insinyur New, apakah kalian sudah tidur?"

Tay mengerang kesal karena interupsi itu, sementara New hanya bisa terkekeh.

"Dia sudah tahu cara menggunakan interkom?"

New mengangguk-angguk. "Dia sudah tahu banyak hal, dia pelajar yang cepat."

Si dia yang mereka bicarakan adalah Gun, yang dari hari ke hari semakin banyak tahu karena, seperti kata New, ia pelajar yang cepat.

"Perwira Tay, Insinyur New, apakah kalian sudah tidur?"

Tay dan New terkekeh bersamaan karena Gun memanggil dalam nada berbisik seakan ia takut akan didengar orang, padahal interkom kabin memiliki saluran masing-masing.

"Perwira Tay, Insinyur New, apakah kalian sudah tidur?"

New mengecup bibir Tay. "Kita lanjutkan nanti."

Tay mengangguk-angguk meski tidak sepenuhnya rela, dia menjauhkan tubuhnya dari tubuh New yang sudah ditindihnya tadi, kemudian memakai bajunya, menekan interkom. "Ada apa, Star Boy?"

"Perwira Tay, apakah kalian sudah tidur?"

Tay menahan senyumnya. "Aku kan sudah menjawab panggilanmu, berarti aku terbangun saat ini."

New terkekeh, memakai bajunya, menghampiri Tay. "Ada apa, Star Boy?"

"A-a-aku mau ke kabin kalian, apakah boleh?"

Tay dan New bertukar pandang selama satu menit lebih tak mencapai dua, dan New menyatakan persetujuannya dengan anggukan kepala, sehingga Tay tidak memiliki alasan menolak.

"Kemarilah," kata New. "Perlu aku jemput?"

"Tak perlu, aku tahu caranya menggunakan kursi roda ini... tombol hijau untuk menggerakkannya, iya, kan?"

"Betul, Star Boy."

"Aku akan segera ke sana."

New tersenyum. "Baiklah, kami akan menunggumu."

Tay dan New memutuskan duduk di tepi tempat tidur untuk menunggu Gun, dan yang mereka tunggu tiba setelah beberapa saat kemudian.

"Untung kau tidak tersesat, Star Boy." Tay menyambut kedatangan Gun dengan mengatakan itu.

Gun menggeleng-geleng. "Aku sudah hafal dena Elysian Starlight, Perwira Tay.

Tay tersenyum. "Ada keperluan apa kemari?"

Gun bermata sendu. "Apakah aku bisa tidur bersama kalian?"

"Tidak bisa," timpal Tay menolak dengan cepat. "Nanti kami tidak bisa-"

"Tay..." New menghalangi Tay meneruskan kata-katanya.

Tay menghela nafas. "Kenapa kau ingin tidur bersama kami?" Dia kembali berbicara kepada Gun.

"Aku tidak bisa tidur nyenyak jika tidur sendirian tanpa Celestial Navigators," jujur Gun.

"Lantas bagaimana kau tidur selama ini?" tanya New.

"Dengan Off."

New membelalak, Gun pun sama saja. New kaget karena Tay mengatakan itu, Gun kaget karena Tay tahu.

Tay berpangku tangan. "Aku tahu, Star Boy. Kau tidur bersama Kapten Off-mu tersayang selama ini, kan?"

"Aku sudah tidak menyayanginya!" Gun berseru marah.

Luminara SeraphimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang