Yeonjun berdiri dengan napas memburu cepat dan wajah merah padam. Mata rubahnya menatap nyalang ke arah seorang pria berumur yang sedang duduk tegang di sofa ruang tamu. Selebaran berkas berbentuk kertas putih berisi data diri seseorang, Yeonjun hempaskan ke udara.
"Sejak kapan? Sejak kapan kau menemukannya?"
Suara Yeonjun yang mengintimidasi, membuat yang lebih tua menundukan kepalanya. Sebagai seorang dokter spesialis onkologi sukses yang terpandang di rumah sakit besar Korea Selatan, baru sekarang Dokter Choi tunduk pada seseorang, terlebih itu hanyalah seorang anak sembiilan belas tahun yang masih mengenyam bangku sekolah. Tapi anehnya, tak ada perasaan terhina dalam benak Dokter Choi, yang ada hanyalah pikiran yang penuh dengan rasa bersalah serta ketakutan yang mendalam.
Tarikan napas terdengar nyaring, dokter Choi mulai bersuara, namun bukan suara penuh wibawa seperti biasanya. Kali ini terdengar parau dan sedikit bergetar.
"Sekitar lima tahun yang lalu... Aku tidak sengaja bertemu dengannya. Taehyun memiliki riwayat anemia yang cukup parah, dia sering pingsan dan dibawa ke rumah sakit tempatku bekerja sebelum yang sekarang. Dan aku pernah satu kali menanganinya saat menjadi dokter IGD. Jujur, aku terkejut saat pertama kali melihat data diri Taehyun. Orang tua anak itu... Nabil dan Hana."
Tangis Yeonjun pecah, Emosinya meledak. Hatinya kacau, kepalanya langsung dipenuhi oleh polusi kenangan tentang sang ibu yang dulu masih mampu merengek tiap waktu, menuntut ingin dipertemukan dengan anak bungsunya sekali saja, sebelum lebih dulu menemui ajal.
Yeonjun jatuh bersimpuh, semakin histeris, Yeonjun menampar pipinya sendiri cukup kencang, dan tidak hanya sekali. Tamparan itu dilakukan berkali-kali dan semakin intens. Dokter Choi bangkit dari duduknya, niat ingin menghentikan aksi Yeonjun yang menyakiti dirinya sendiri. Namun niat itu lapur ketika Yeonjun bergerak cepat secara tiba-tiba dan langsung menerjang tubuhnya tanpa peringatan.
"YOU HID ALL THESE FACTS FOR FUCKING FIVE YEARS?! KAU YANG MENJADI SAKSI BETAPA FRUSTASINYA AKU MENCARI-CARI KEBERADAANNYA! I HATE YOU, DAD! I HATE YOU!"
Satu pukulan melayang. Ujung bibir dokter Choi seketika robek dan mengeluarkan sedikit darah.
"Maaf... Maaf, Daniel. Aku hanya menunggu momen yang tepat untuk memberitahumu..."
Pukulan ke dua Yeonjun layangkan.
"Kapan?! Saat Taehyun sudah menjadi kaku di rumah duka? Huh?!"
"Tidak! Aku berniat memberitahumu nanti saat kondisi Taehyun sudah menunjukan tanda adanya kesempatan untuk sembuh! Sungguh! Aku sengaja mendaftarkanmu di sekolah yang sama dengan Taehyun, apa lagi tujuanku selain ingin mempertemukanmu dengannya?"
Pukulan ke tiga, dan dokter Choi mulai ketakutan akan mati di tangan anak angkatnya sendiri. Sebelumnya, tak pernah sekalipun Yeonjun menunjukan sisi brutalnya kepada siapa pun. Lepas sudah tali kendali yang selama ini berada di genggaman ibunya. Yeonjun liar.
"Alasanmu yang terburuk! Kau mengetahui semuanya jauh sebelum Taehyun sakit! Kau memiliki banyak kesempatan untuk memberitahuku, bahkan mungkin juga mom! Dan apa tadi kau bilang? Sembuh? Kau lupa? Kau sendiri sebagai dokternya saja pernah berkata; there's no chance for him to recover! Jadi, artinya kau tidak berniat memberitahuku sama sekali, bukan?!"
"Aku hanya tidak ingin lukamu terulang lagi, Niel... Aku tahu, luka di hatimu akibat kematian Hana masih sangat membekas... Dan jika Taehyun bernasib sama dengan ibumu, aku akan melihat kau hancur lagi... Itu menyakitkan untukku, Niel..."
"Tidak... Jangan mencari pembenaran. Kau hanya sedang mengulang kesalahan yang sama! Saat itu, kau menutup-nutupi kondisi mom yang sedang sekarat. Sekarang kau menyembunyikan fakta bahwa ternyata Taehyun adalah orang yang selama ini aku cari!"

KAMU SEDANG MEMBACA
TWIN FLAME || Taehyun & HueningKai ✓
Fanfiction[SEDANG DIREVISI] Satu peti, satu jiwa, dua raga. ••• Yang mereka suguhkan bukanlah fantasi, bukan pula komedi. Berharap inspiratif, justru ironi yang terjadi. Terima saja apa adanya si kembar sial yang terikat dalam silang sengkarut atas pelakonan...