Begitu banyak godaan dimasa muda, dan tak semua remaja mampu bertahan daripadanya, tak terkecuali Zayn, yang tengah berjuang mempertahankan keimanannya di era gempuran kenakalan remaja serta kisah kasih sebelum halal.
Ditengah perjalanan menuju sekolah, Zayn melihat mobil yang bergerak dengan kecepatan rendah seiring dengan langkahnya, "Aloo Zayn, masih jalan kaki?, ntar pegel loh, keringetan juga, masa cakep-cakep keringetan?, sini ikut" Tawar Anita kepada Zayn yang tengah fokus melihat jalanan.
"Ngga dulu aku mau sekalian jalan pagi" Tolak Zayn pada siswi kegemaran di sekolah tersebut, "Biar kakinya ga cape Zayn" Bujuk rayu yang dilancarkan Anita, "Itulah gunanya kaki" Zayn kemana menjawab dan sama sekali tak menatap Anita.
"Pak yanto pelan-pelan dong, ini sambil ngobrol tau" Bentak Anita pada pria paruh baya bernama Yanto, yang berprofesi sebagai supir keluarganya.
"Yuk Zayn, jangan halangi orang untuk berbuat baik" Rayu Anita sembari menopang pipinya, Zayn melirik ke arah kaca mobil yang dibuka oleh Anita, wajah yang manis dengan senyuman tipis, tak heran mengapa ia selalu menjadi kegemaran siswa di sekolah.
"Aku dah terlambat, duluan yaaa, bye" Zayn mempercepat langkahnya secara bertahap hingga berlari menuju sekolah. "Ehh Zayn!!" Teriak Anita, "Dih ni anak sok banget" Gerutu Anita dalam hati saat melihat Zayn berlari menghindarinya, "pak Yanto cepetan jangan lelet gini mobilnya" Lagi-lagi Anita membentak pak Yanto guna melampiaskan kekesalan pada supir keluarganya.
Sudah setengah tahun waktu yang digunakan Anita untuk mendekati Zayn, namun hampir semua usahanya gagal, mulai dari hadiah, hingga kemesraan yang tak seharusnya diberikan pada non-mahrom ia lancarkan pada Zayn, 80% serangan nafsu itu gagal, namun 20% lainnya harus diwaspadai, mengingat Anita memiliki daya tarik yang kuat ketimbang siswi lainnya.
Tak hanya Anita, ternyata jingga juga melakukan hal yang sama, yang lebih gila, mereka sempat berpikir bahwa Zayn mungkin tertarik untuk memiliki beberapa pacar, teori ini sempat mereka terapkan untuk bekerja sama mendapatkan Zayn, namun, jika Allah berkehendak lain maka siapapun tak mampu menjadi mudharat atau manfaat, karena semua yang terjadi tak luput dari kehendak dan pengawasannya, Zayn masih konsisten dengan gelar jomblonya hingga saat ini, karena Allah masih menjaganya.
Sesampainya di sekolah, Zayn menyempatkan diri untuk singgah ditepi jalan untuk sarapan nasi kuning kegemarannya "assalamu'alaikum bibi" Sapa Zayn kepada bi Irah, "Wa'alaikumussalam nak, mau makan apa hari ini?" Tanya bi Irah pada pelanggannya.
"Emang bibi ada jual makanan lain selain nasi kuning??" Gurau Zayn,"Iya juga ya" Bi Irah mengarahkan bola matanya ke atas menujukan ekpresi kebingungan, "kalau gitu kaya biasa aja ya?" Tawar bi Irah.
"Siap, jangan kebanyakan ya bi"
Ucap Zayn, "gapapa lah biar makin gede kamunya" Canda bu irah pada Zayn yang memiliki postur tubuh berbeda dari siswa lainnya."Eh bro? cepet banget nyampenya?" Sapa Thomas, siswa non-muslim yang selalu menemani Zayn, "Kaya baru liat aja bang" Jawab Zayn.
"Nak Thomas mau sarapan juga??" Bi Irah mencoba menawarkan dagangannya pada Thomas yang baru saja mendudukkan dirinya pada bangku, "Ntar aja bi, abisin rokok dulu" Tolak Thomas sambil menghisap sebatang rokok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mode Ustadz Millennial
Teen FictionMenceritakan sosok lelaki bernama Muhammad Hafsh Zayn Al Faruq Ibnu Zainal Abidin, yang biasa dikenal sebagai Zayn, meski tidak terlahir dari keluarga ulama, tetapi ia memiliki cita-cita menjadi pendakwah sesuai dengan pesan almarhum mendiang kakek...