8| semakin besar
Di pagi hari yang cerah, haechan sudah berperang dengan peralatan dapur miliknya. Membiarkan bau masakannya menguar membangunkan dua bayi berbeda usia yang masih asik meringkuk mendamba kehangatan tanpa memperdulikan terangnya cahaya matahari atau suara sibuk haechan.
"Papi~"
Ya Mark lupa, satu lagi hal yang menjadikanya orang yang begitu rajin untuk bangun pagi.
Jari jari mungil akan tetapi begitu padat kini bermain main di pipinya, meremas gemas seperti memainkan bola karet.
"Chenle ya~"
"Hehehe"
Chenle ber giggle begitu lucu membuat Mark tak kuasa untuk menegur bayi kecilnya itu.
"Aigo~anak papi sudah bangun sejak tadi? Menunggu papi?"
Chenle menggulingkan kepalanya ke dada Mark, menikmati rengkuhan hangat sang ayah. Tak peduli Mark yang memainkan rambut lebat chenle yang berantakan, bahkan anak itu asik mengunyah tangan ayahnya yang kini berlumuran liurnya.
"Sudah sudah, nanti mami marah kalau chenele makan tangan papi"
Menggendong sang anak menuju kamar mandi, hari libur ini sepertinya akan ia gunakan untuk bermalas malasan atau membantu pekerjaan rumah haechan. Okay, di awali membersihkan bayi kecil mereka terlebih dahulu sebelum di berikan sarapan.
"Duduk baby"
Chenle dengan tubuh gembilnya asik mencipratkan air, bermain dengan bebek karetnya. Membiarkan Mark kesulitan menyabuni tubuh bayinya.
"Aigo, bayi suka sekali main air"
Chenle tertawa lucu, setelahnya merasa tubuhnya melayang. Di angkat keluar dari bathtub.
"Ani~ nanti mami marah kalau chenle terlalu lama bermain air"
Memberontak, bayi itu masih ingin bermain air. Kenapa papinya melarang sih?!
"Ayo turun dan makan"
Membawa turun putranya yang kini berjalan menuju kaki sang induk beruang.
"Miimimi"
Haechan melihat chenle dengan rambut terkuncir dua, begitu menggemaskan. Apalagi baju yang anak itu pakai, membuat penampilannya semakin gemas"
"Mi~ mamam"
"Aigo bayi beruang ingin makan?"
Haechan membawa chenle kedalam pelukannya, mencium pipi anaknya dengan gemas. Semakin hari chenle tumbuh semakin besar, tak rela rasanya jika melihat anaknya ini sudah bisa berjalan di atas kakinya sendiri, menyuapkan nasi ke mulutnya sendiri, bahkan terkadang anak itu sudah tak mau di temani tidur lagi.
Kenapa waktu berjalan begitu cepat? Haechan rindu bayinya yang dulu masih begitu bergantung padanya.
"Baiklah, mau makan dengan ayam?"
"Ayam? Mau~"
Chenle meloloskan dirinya dari pelukan ibunya, berlari menuju kursi kayu bayi miliknya sendiri.
"Pelan pelan bayi, nanti jatuh"
Duduk bersebelahan dengan papinya yang sudah menyesap secangkir kopi dengan iPad di depanya, membaca berita terkini.
"Aigo bayi tidak sabar, makan sendiri ya. Mami mau buat sarapan untuk papi? Okay baby?"
Chenle mengangguk, kunciran yang Mark buat bergerak kesana kemari saat anak itu sibuk dengan nasi ayamnya.
"Mami, lele mau kasih mam daegal!"
Mark di sampingnya hanya membenarkan letak kunciran chenle.
"Okay baby, daegal masih di kandang. Nanti di keluarkan bersama papi nde?"
KAMU SEDANG MEMBACA
old marriage ( Markhyuck ft. Chenle)
FanfictionMark dan Haechan itu pasangan dengan usia pernikahan 7 tahun, bukanya merenggang seperti kebanyakan pasangan di luar sana. Mark dan Haechan justru semakin lengket bak pasangan pengantin baru. "apa sih rahasianya?" mungkin itu adalah pertanyaan satu...