LIMA: Ada Sebuah Rasa

21 1 0
                                    

ㅤㅤ"Kamu lewat Maghrib baru pulang, masih pakai seragam sekolah lagi! Anak SMP kok pulang malam!" omel Bunda ketika melihat anak bungsunya baru saja memasuki rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ㅤㅤ"Kamu lewat Maghrib baru pulang, masih pakai seragam sekolah lagi! Anak SMP kok pulang malam!" omel Bunda ketika melihat anak bungsunya baru saja memasuki rumah. "Udah sholat Maghrib belum?"

ㅤㅤ"Udah, Bun. Tadi mampir masjid," kata Dinkaa menjawab sembari menaruh sepatunya di rak. Gadis itu berjongkok sejenak, mengetik sesuatu pada ponselnya sebelum Ia pergi menghampiri Sang Bunda untuk salim.

ㅤㅤ"Nggak bohong?"

ㅤㅤ"Nggak, Bunda. Ya Allah. Tadi ojek aku yang malah ngajak sholat dulu." Dinkaa melengos samar ketika melihat kening Bundanya mengkerut. "Anakmu yang paling cantik ini lelah, Bun. Mau mandi terus rebahan, mumpung gak hectic tugas sekolah nih."

ㅤㅤBunda menatap heran Dinkaa yang berjalan santai memasuki kamarnya, lalu keluar lagi dengan handuk dan baju ganti di tangan. "Tumben adek naik ojek?"

ㅤㅤ"Ditawarin duluan sama ojek-nya."

ㅤㅤ"Kok gak nolak?"

ㅤㅤ"Ojek-nya cakep, Bun." Dinkaa menyeringai kepada Bundanya sebelum masuk kamar mandi.

ㅤㅤ"Lho?!"

***

ㅤㅤ"Pokoknya gua gak mau nemenin lu main pees lagi atau nge-cover kalau lu dicariin bonyok, semisal ternyata itu bocah SMP kerjanya gak bener di Divisi Kedisiplinan!"

ㅤㅤAlzakki melengos kasar mendengar ocehan Arsetya di ponselnya. Temannya itu mendadak banyak omong kalau topiknya adalah Geswara Dinkaa. Entah kenapa, Arsetya terlihat tidak begitu suka dengan Dinkaa. Mungkin karena gadis itu terlihat masih terlalu bocah cilik untuk Arsetya, tetapi sudah berhasil masuk kepanitiaan tanpa perlu seleksi. Di percobaan pertama. Langsung masuk Divisi Kedisiplinan.

ㅤㅤ"Lagian udah jelas-jelas dia maunya masuk Divisi Acara, ngotot banget lu taro di Kedis," sambung Arsetya lagi.

ㅤㅤ"Biar gampang gua mantaunya, Ya," ujar Alzakki terdiam sejenak dan menghela napas. "Baru join kepanitiaan, masih SMP pula, kita gak tau di belakang nanti bisa aja dia dijadiin anak bawang sama panitia lain."

ㅤㅤ"Ya, tapi kenapa harus di Kedis," sahut Arsetya masih tak setuju. "Divisi gua."

ㅤ"Justru karena ada lu, lah. Bantu gua jagain dia supaya gak kapok join kepanitiaan gini. Lu liat matanya penuh api semangat menjalani hari, kita butuh orang kayak dia di dunia yang suram ini." Alzakki berkata dengan nada yang dibuat-buat, walau sebenarnya, ia serius dengan yang dimaksud.

ㅤㅤ"Dih, males banget." Arsetya mendecih di seberang sana. "Udah ah. Kayak homo gua telponan mulu sama lo," sambungnya lagi, langsung mematikan telepon sebelum sempat membiarkan Alzakki memakinya.

ㅤㅤKedua alis Alzakki terangkat melihat layar ponselnya begitu sambungan telepon terputus. Dua notifikasi baru dari Dinkaa, membuat sudut bibirnya terangkat samar.

BERSUA: Datang Saling MendekatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang