8 The Villain

65 8 0
                                    


"AKU MEMBERIKAN TUGAS INI PADAMU KARENA AKU PERCAYA PADAMU. KENAPA SEKARANG MENJADI KACAU BEGINI RUBY JANE?" Bentak Marco marah.

Mereka sekarang berada di dalam ruangan kerja pribadi milik Marco yang hanya boleh di masuki anggota keluarga lawyer Smith saja. Ruby nampak tengah berdiri sambil menundukkan kepalanya tak bisa menjawab. Ia hanya bisa diam ketika Marco memarahinya. Kali ini perempuan itu sungguh tak bisa membalas karena ia sudah membahayakan dan menyeret keselamatan para rekannya. Ruby merasa bersalah di sebabkan Edon yang tertembak. Luvis juga terluka parah karena harus bertarung sambil berusaha melindungi anak-anak pada malam itu.

Marco sendiri terlihat mengurut keningnya pusing. Meski Edon selamat tapi untuk beberapa Minggu ini siapa yang akan menggantikan tugasnya? Luvis juga terluka parah belum lagi Ruby juga membuat calon anak-anak masa depan untuk keluarga ini ikut terancam. Untung tak terjadi apa-apa pada bocah-bocah itu. Kalau sampai armon mati pada malam itu-- Marco pasti akan mengamuk.

"Saya minta maaf. Saya yang akan menggantikan pekerjaan Edon dan luvis. Saya juga akan tetap berusaha menggagalkan perjanjian museum itu ayah.." ucap Ruby tegas lantas melembut ketika mengucapkan kata ayah.

Marco yang mendengarnya pun sontak menghela nafas. Ia tersadar dan berusaha meredam kemarahannya ketika tahu bahwa Ruby juga terluka. Tangan kanan perempuan itu patah karena menerobos jendela.

"Baiklah sekarang kembali ke kamarmu dan minta dokter untuk mengobati lenganmu. Kita bicarakan ini lain kali."

"Baik ayah."

Ruby menunduk hormat lalu langsung pergi dari sana tanpa mau pedulikan Mignon yang sejak tadi menyaksikannya. Duduk diam di sofa sambil menompang kepala melihat Ruby yang di marahi.
Seperti biasa Ruby hanya mau menurut pada ayahnya saja. Sementara dengannya perempuan itu selalu bersikap ketus. Padahal semua wanita yang melihatnya pasti akan langsung jatuh cinta pada wajah tampannya. 

Dari pertama kali bertemu, Ruby memang dingin orangnya namun dulu ia tidak seketus sekarang ini. Sejak Ruby tahu dengan kebiasaannya yang suka tidur dengan wanita lain sikap perempuan itu menjadi berubah. Ia jadi sering mengabaikannya. Membuat Mignon jadi bertanya-tanya apa sebenarnya perempuan itu cemburu? Tapi Ruby jane sekalipun tidak pernah menghentikannya. Ataupun mengatakan apa-apa padahal Mignon ingin sekali melihat perempuan itu marah jika ia tidur dengan wanita lain. Mignon jadi bingung apa yang sebenarnya Ruby rasakan terhadapnya?

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Ruby datar ketika melihat Mignon berjalan memasuki kamarnya.

Pria bersurai pirang indah itu menjatuhkan dirinya duduk di ranjang samping Ruby yang langsung buang muka.

"Hei!" Ruby sontak menoleh lagi ketika ia rasakan Mignon menyentuh lengannya yang terluka.

Pria itu tersenyum tipis.

"Ternyata beneran patah ya." Ucapnya pelan.

"Pergi sana!" Usir Ruby Ketus.

Perempuan itu segera berpaling dan  tidak memperdulikan keberadaan Mignon yang terus saja menatapnya dalam diam. mendapati Ruby yang terluka membuat Mignon merasa heran.
Biasanya ketika menjalankan misi perempuan ini pasti akan menyelesaikannya dengan sempurna. Baru kali ini ia gagal. Apakah Sergeyev memang sesulit itu?

Mignon jadi penasaran bagaimana orang-orang dari keluarga itu. Dan juga pria yang bernama Victor. Katanya mereka seusia ya? Namun meski begitu entah kenapa rasa khawatir yang ada di hati Mignon lebih mendominasi. Ia memang tidak menunjukkannya tapi ia  merasa marah mengetahui miliknya terluka begini.

"Biyo.... " Panggil Mignon lembut.

Seketika Dada Ruby tersentak mendengarnya. Panggilan itu seperti sebuah mantra mengerikan. Ruby menjadi sangat was-was. Apa lagi sekarang?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang