6 The Villain

85 11 1
                                    


Beberapa hari terakhir Armon tinggal di mansion ini--ia semakin dekat dengan ketiga teman satu asramanya. Mereka memberi tahu dan mengajarinya apa saja macam-macam peraturan yang ada disini. Asramanya yang sekarang sangat berbeda dengan asramanya yang dulu. Tak semenakutkan dan semencengkam yang Armon ingat. Disini terasa lebih hidup meski peraturannya yang ada hampir sama persis seperti yang dulu. Bangun pagi, olahraga, belajar matematika, pelatihan berbagai senjata, mengerjakan beberapa macam kuis dan juga belajar sejarah kebangsawanan Rusia.

Namun dari semua itu mereka sangat di latih untuk mahir menggunakan senjata. Begitu masuk ruang pelatihan armon sangat kagum pada orang-orang di dalamnya. Ada sekitar dua puluh orang yang ada di asrama ini. Rata-rata mereka  sangat jago ilmu bela diri dan semuanya adalah laki-laki. Sepertinya ia yang paling muda di antara mereka.

"Armon kemari."

Mendengar namanya di panggil, sontak armon bangkit dan berjalan ke depan dengan perasaan gugup.

"Kalian tahu kan pulau pembantaian? Namanya armon, Dia adalah anak yang berhasil Lolos dari pulau itu. Dia masih anak-anak karena itu saya perintahkan kalian untuk mengajarinya. Suatu saat dia pasti akan menjadi kebanggaan untuk lawyer Smith seperti halnya nona Ruby."

Layaknya hutan dingin yang terkena siraman bensin--suara gemerisik terdengar menyebar ke seluruh orang yang ada seperti halnya bara api. Semua pandangan mata menatap ke arah armon berdiri sekarang dengan tatapan kaget juga tak percaya.

Pulau pembantaian?

Apakah itu sungguhan nyata? Anak sekecil ini berhasil Lolos dari pulau mengerikan itu? Kalau pun ada orang yang berhasil keluar hidup-hidup dari pulau itu mereka semua yakin pastinya kejiwaan orang itu akan terguncang kecuali jika dia juga orang gila seperti halnya nona Ruby.

Namun anak lelaki yang nampaknya kisaran berumur lima belas tahun itu seperti anak yang polos. Dia terlihat sangat berbeda dengan nona Ruby. Mungkin dia hanya beruntung saja bisa selamat dari pulau itu. Mereka saja tak pernah di perbolehkan masuk kesana karena itu sama saja dengan mengantar nyawa. Mereka semua sejak awal adalah orang-orang pilihan yang memang di harapkan untuk menjadi agen rahasia untuk kepentingan keluarga ini selanjutnya. berbeda hal nya dengan anak anak yang di latih untuk menghadapi kengerian pulau pembantaian. Mereka semua hanya anak buangan yang tak di pedulikan mau mati ataupun tidak. Namun jika ada yang berhasil Lolos dari sana ia pasti akan langsung di perlakukan dengan sangat istimewa seperti halnya nona Ruby sekarang.

Kalau boleh di bilang Ruby itu dulunya satu angkatan dengan mereka. Seorang anak perempuan yang kumul entah dari mana. Tapi lihatlah dia sekarang! Gadis kecil itu sontak menjadi seorang Nona yang harus mereka semua hormati.

Tuan Marco sangat menyayanginya begitupun juga Tuan muda Mignon. Dan sekarang muncul satu orang anak lagi yang pastinya di masa depan harus mereka hormati juga seperti nona Ruby.

Ada perasaan sedikit kesal di hati mereka. Menghormati seorang perempuan jelata seperti Ruby saja sudah menyakiti hati dan sekarang harus di tambah lagi dengan bocah ingusan ini.

"Baik, Ketua Edon." Jawab mereka serentak.

Kemudian pelatihan pun segera di mulai. Selama pelatihan siluet Ruby pun muncul ke tempat itu. Ia memperhatikan mereka semua dengan pandangan menilai. Tak lama ia pun berjalan menghampiri Edon seraya membincangkan sesuatu dengan serius.

Lalu bel tanda makan siang pun berbunyi sontak membuat mereka yang tengah latihan itu berhenti. Dan tepat di saat itu juga mata Ruby menangkap presensi armon yang tengah berjalan riang bersama ketiga teman satu asramanya.

Raut wajah serius Ruby mendadak menghilang dan digantikan wajah yang sangat sumringah. Ia segera menghampiri sekelompok anak pemuda itu.

"Hei Armon kau bersenang-senang ya sekarang? Hahah.. kemana perginya bocah krempeng yang nangis minta pulang waktu itu?" Ucap Ruby jane dengan tawa mengejek lucu. Merangkul leher armon dengan erat sampai bocah lelaki itu menunduk meringis.

The VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang