5. Elgard Harvey

159 73 82
                                    

⚠️⚠️Part ini mungkin sedikit berbeda karena mengandung cuplikan dari masalalu El dan bisa di anggap baru pengenalan tokoh, hehe^^⚠️⚠️

Happy Reading🍃

Sosok lelaki anak tengah dari keluarga Harvey yang ikut terkena dampak dari perceraian kedua orangtuanya ini, tak pernah sekalipun perasaannya dipedulikan oleh anggota keluarganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sosok lelaki anak tengah dari keluarga Harvey yang ikut terkena dampak dari perceraian kedua orangtuanya ini, tak pernah sekalipun perasaannya dipedulikan oleh anggota keluarganya.

"Dulu... keluarga gue enggak kaya gini, kenapa sekarang malah sehancur ini?"

"Kenapa mereka harus menikah? Apabila ujung dari persatuan mereka adalah perceraian seperti ini?"

"Mereka terlihat dewasa. Ya, yang dewasa hanyalah umurnya bukan pemikirannya, tak jarang zaman sekarang orang tua bahkan sudah berumur sekalipun pemikirannya masih kekanak-kanakan."

"Kenapa semua manusia bisa seegois ini?
Melihat banyak anak-anak seusia gw merasakan hangatnya keluarga, kenapa gw gak seberuntung mereka? Kenapa? KENAPA SEMUA MANUSIA EGOIS, SIALAN!!"

Banyak sekali pertanyaan dan penyesalan di pikiran El, tetapi karena takdir dari Tuhan seperti ini, mau tidak mau El harus tetap menerimanya.
Bahkan karena dari keluarga mereka yang bisa mendengarkan perasaan El hanya kakeknya El terus berandai-andai jika kakeknya masih hidup.

"Nak, ayo bangun terus kita sarapan bersama-sama ya!" ucap ibu El sembari membuka jendela kamar El.

El pun bangun dan mengucek matanya sambil menyapa sang ibu "Pagi Bunda! Hoammm El masih ngantuk bun, boleh ga El bobo 5 menit lagi?"
"Hehhh, gaboleh nak! Ayo bangun! Bunda udah masakin nasi goreng kesukaan kamu loh!" seru sang Ibu.

El pun tetap tak peduli dan terus menguap karena masih sangat ngantuk "ada susu cokat sama gelas powel lenjel El ngga bun?" tanya El dengan matanya yang masih tertutup.

"Tentu ada dong sayaang, ayo bangun! Keburu susunya dihabisin sama kakakmu loh.." ucap sang ibu sambil menggendong anak laki-lakinya itu.

Ibu dan El berjalan menuruni tangga untuk menuju ke meja makan.
Sesampainya di meja makan mereka disambut dengan hangat oleh sang Ayah
"Selamat pagi putra kecil Ayah, selamat pagi sayang" ucapnya dengan senyuman hangat.

"Celamat pagi ayah" jawab El,
"Selamat pagi juga sayang, oh ya Edgar kemana sayang?" ibu menanyakan dimana keberadaan putra sulungnya.
"Edgar masih di kamar mandi sayang, mau pipis katanya" jawab sang suami,
"Ohh gituu yaudah, ini makanannya tapi jangan dimakan dulu ya! Tunggu Edgar kembali" ucap sang ibu sambil memberikan piring berisikan nasi goreng yang masih hangat.

Tak lama kemudian Edgar pun kembali dan menyapa ibu dan adiknya.
"Selamat pagi bundaa! Selamat pagi adek!" sapa Edgar dengan senyuman manisnya.
"Selamat pagi juga putra kecil bunda!" jawab sang ibu diikuti dengan senyuman hangatnya.
"Celamat pagi kakak edgal" El membalas dengan senyuman manis disertai tangannya yang melambaikan ke kakak laki-lakinya.

"Yah, Bun kakek sama nenek enggak ikut sarapan?" Edgar bertanya sembari melihat sekeliling meja makan yang tak nampak sosok dari kakek dan nenek mereka.
"Oh iyaa ya nak, ayo kita samperin kakek sama nenek di kamarnya dan kita ajak makan bersama juga!" seru sang Ayah,
"Iyaa yah, ayo!!"

Edgard sangat bersemangat apabila ingin menemui kakek dan neneknya untuk sarapan bersama dengan keluarga kecilnya.
Tak lama kemudian, Edgar, Ayah diikuti kakek dan neneknya pun telah sampai di meja makan, mereka tak lupa saling menyambut dengan hangat di pagi hari.

Mengingat kejadian itu El tertawa kecil,
"Hahahaha itu dulu ya? Kenapa gabisa dipermanenin? Gue kangen suasana itu... Ya, 2009 adalah tahun dimana masa keharmonisan keluarga gue habis."

**

ELGARD (Otw Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang