"buat gue, woku rasanya b aja"
.
.
.
terik matahari seakan sengaja memainkan suasana, membuat pria manis yang kini tengah menghormat bendera benar-benar hampir tumbang karena panasnya.setidaknya sampai istirahat tiba.. ia masih kuat terus berdiri di depan bendera yang berkibar dengan gagahnya.
"caine, nih minum dulu" tawar makomi sinclair, senyuman hangatnya tetap setiap bertengger di bibirnya.
baru saja pria manis itu ingin meraih sebotol air mineral itu.. tiba-tiba, seorang pemuda gagah menendang botol air mineral itu hingga tumpah di tanah. ya, itu Kenzo.
perlakuan itu memancing emosi dari pemuda blasteran yang ada di samping caine.. makomi langsung mendorong kasar pundak lebar milik Kenzo.
"maksud lo apaan?!" decak makomi, emosinya tersulut.. mungkin sebentar lagi ia akan naik pitam hanya karena melihat wajah ketua OSIS itu.
"gue uda bilang, berandal itu hormat di depan bendera 3 jam.. belum ada 3 jam, berarti dia belum bisa istirahat." tegas Kenzo dengan wajah datar.
"cabut dari caine, biar gue aja yang lanjutin!" makomi berusaha menyanggah hukuman itu.. namun di balas senyuman mengejek dari Kenzo.
"ga ada, pergi lo biar dia fokus sama konsekuensinya" usir Kenzo dengan senyuman enteng.
akhirnya mau tak mau.. pemuda blasteran itu harus pergi dari sana, namun mata nya terus menatap khawatir pada caine hingga dia hilang dari penglihatan Kenzo..
"capek?" tanya nya dengan santai, ia bahkan duduk di hadapan caine berniat mengejek pemuda manis itu.
acuhan dari caine menguras kesabaran nya..
"kalo gue nanya, di jawab. mau gue tambah hukuman lo?!" ancamnya
"lo pikir aja sendiri, berdiri tegak, hormat di lapangan.. panas gini, menurut lo gue capek gak?!" sarkas caine pada Kenzo..
"gue nanya, lo capek gak? kenapa lo malah nanya balik ke gue?" respon Kenzo tertawa ringan.. membuat caine geram dan hanya dapat menghela nafas.
"iya, gue capek!" jawabnya cepat, caine ingin ketua OSIS itu segera pergi dari sana.. setidaknya, cuaca tidak dibuat semakin panas karena Kenzo sedari tadi memancing emosinya.
"ikut gue." ajak Kenzo langsung menarik lengan caine pergi dari lapangan sekolah..
caine masih bingung saat Kenzo menariknya ke parkiran sekolah, ia menghempaskan lengan pemuda gagah itu dengan geram.
"lo kenapa sih?! narik-narik ga jelas!" gertaknya..
"gue bilang, ikut gue!" Kenzo menarik caine untuk masuk ke mobil nya..
Kenzo juga ikut memasuki mobilnya, dan mulai menghandle setirnya.
"mau kemana?!" tanya caine, ia benar-benar panik saat ini.
"pasang seat belt lo, atau gue yang pasangin?" tegas Kenzo dengan tenang..
pemuda manis itu tampak frustasi, Kenzo selalu mengalihkan diri dari pertanyaan nya.. ia sengaja tidak memasang seat belt nya, bodo! ia hanya ingin tau apa maksud dari Kenzo sekarang ini..
"lo mau bawa gue kemana?!" tanya nya dengan rasa panik yang semakin tinggi.
"gue mau bawa lo makan siang, kenapa? cepet pasang seat belt nya kalo nggak gue perkosa lo." pernyataan blak-blakkan dari Kenzo benar-benar membuat caine hampir tersedak ludahnya sendiri.
"jorok banget cara ngomong lo!" keluh caine mencoba menggocek telak kepala nya kenzo.
Kenzo menangkis lengan caine, sekaligus mencengkram nya.
"memangnya berandal sekolah kaya lo bisa di ajak ngomong baik-baik?" hardik Kenzo di barengi dengan kekehan remeh.
geram karena caine belum memasang seat belt nya.. Kenzo mendekat, ia bisa mendengar degup jantung nya caine.. dengan cepat, dikecupnya bibir plum milik pemuda manis itu, menarik seat belt nya dan memasangkan nya untuk caine.
caine membelalakkan matanya.. ia memukul keras pundak nya Kenzo agar pemuda gagah itu menjauh, namun lengan kekar itu terasa mencekiknya dengan keras.. caine mencoba melepaskan cengkraman Kenzo di lehernya, sementara bibir tipis itu mulai melumat dengan intens.
jangan lupa kalau mereka masih di sekolah, dan hanya terlapisi mobil..
1 detik..
2 detik..
3 detik..
4 detik
pasokan udara nya hampir habis.Kenzo yang peka akan hal itu, melepaskan ciuman nya.. menatap ekspresi wajah pria manis itu yang terengah-engah, bibir plum yang tampak lebih berisi.. dan pupil emas yang membesar menatap sayu, sial.. benar-benar membangkitkan libidonya.
"b-brengsek lo, kenzo!" umpatan yang seharusnya di bencinya.. bodohnya ia malah menyukai nya, membayangkan bagaimana pemuda manis itu mengumpat saat bercinta dengannya..
"gue udah peringatin lo.. ini masih gue cium, sekali lagi lo tengil, bener-bener gue perkosa!" mendengar peringatan Kenzo, caine benar-benar diam, ia menunduk.. itu karena mereka ada di mobil, space yang sempit tak mungkin caine bisa membebaskan dirinya untuk menyerang Kenzo.
akhirnya Kenzo mulai memainkan setirnya, mobil mewahnya melaju kencang membelah keramaian kota di siang hari..
tak lain, degup jantungnya caine juga kencang.. ia cukup takut sekarang, lengannya mengeluarkan handphone dari sakunya, ia hampir menelpon makomi.
"lo panggil seseorang, mobil ini bakal gue hantemin ke pembatas jalan." ancaman dari Kenzo membuatnya takut, bukan.. bukan takut pada Kenzo, tapi takut pada kematian nya sendiri.. membuatnya mengurungkan niatnya.
hingga lamunan nya berhenti saat Kenzo memarkirkan mobilnya, ini bukan tempat yang aneh.. dan ramai, apa, warteg amy?!
"hah, ngapain?!" tanya nya bingung, ia tau ini adalah warteg yang didirikan oleh Amy dan ibunya.
"makan siang, apa lagi?" jawab Kenzo dengan tenang..
Kenzo membuka pintu mobilnya dan turun dengan hati-hati, ia langsung berjalan menuju sisi sebaliknya untuk membuka pintu mobilnya agar caine bisa turun.
saat memesan, Kenzo dengan mudah menemukan makanan yang dia inginkan, ya.. the final is woku. sementara caine.. dia hanya diam tanpa selera.
"mau apa?" pertanyaan Kenzo terkesan aneh bagi caine.
"kalo ga ada menu, gue mau pasta." jawabnya singkat..
"ga ada pasta, lo kira ini di resto atau cafe?" sanggahan dari Kenzo benar-benar membuat caine geram.
"yaudah, gue gamau apa-apa.. mendingan gue jajan di kantin sekolah tadi!" Kenzo tak percaya.. caine masih bisa arogan disaat-saat seperti ini.
pemuda manis itu berjengit kaget saat Kenzo tiba-tiba meremas bokongnya.
"lo butuh tenaga sebelum gue perkosa sampe gue puas."
.
.
.
TBC
just fiksi
KAMU SEDANG MEMBACA
STREET ROMANCE
Teen Fiction"gue ga akan tunduk sama lo, cupu!" teriakan pria itu tampak menggemparkan seluruh siswa yang sedang menikmati makanannya di kantin. "gamau nurut? okay, let's see apa yang bakal gue lakuin." jawab lawannya dengan tangguh cerita kali ini tentang se...